logo-color

Publikasi
Artikel Populer

TUNTUTLAH ILMU SAMPAI KE TEMPAT SAMPAH

Syaukah, S.Pd.I

Syaukah, S.Pd.I

MI Negeri 9 Jakarta Selatan
syaukah.madali73@gmail.com

Sudah 3 Bulan ini  sejak bulan Agustus sampai Oktober 2023 siswa kelas 4 MIN (Madrasah Ibtidaiyah Negeri )  9 Jakarta Selatan setiap minggu terakhir tidak belajar sebagaimana kegiatan pembelajaran layaknya, bukan karena tidak ada jadwal pelajaran bukan pula karena materi pembelajaran sudah tuntas. Namun mereka melaksanakan proyek P5  (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) sebagai implementasi Kurikulum Merdeka yang bertemakan sampah.

Berdasarkan Kemendikbudristek No.56/M/2022, P5 ini adalah kegiatan kokurikuler berbasis proyek yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi. Penerapan P5 ini mengacu  pada kebutuhan dan tuntutan  masyarakat atau permasalahan  yang terjadi di lingkungan satuan pendidikan. Jadi peserta didik  diajak untuk belajar dari lingkungan sekitarnya.

Dalam hal ini siswa kelas 4 MIN 9 Jakarta Selatan memanfaatkan sarana yang ada di lingkungan sekitar sekolah yaitu bank sampah yang bernama AKKOM (Akademi Kompos) yang dikelola oleh warga komplek Pesanggrahan Mas yang  selingkungan dengan lembaga kami yaitu MIN 9 Jakarta Selatan letaknya di depan pintu gerbang sekolah. Sekolah juga mengundang pengurus bank sampah AKKOM untuk memberikan penyuluhan tentang sampah  kepada siswa mulai dari pengenalan jenis jenis sampah ,  praktek memilah  jenis jenis sampah dan membuat produk dari sampah plastik menjadi   kursi  ecobrick.

Dengan adanya project P5 kurikulum merdeka ini, dampak positif dirasakan oleh para siswa dan orang tua. Para siswa melaksanakan projek ini begitu antusias dan semangat. Para siswa teredukasi untuk berusaha dan berupaya mengambil manfaat dari projek ini, selain sebagai upaya mengurangi polusi dan pencemaran lingkungan juga melatih kerjasama, gotong royong dan kreatifitas peserta didik. Tak kalah pentingnya orang tua pun ikut teredukasi dengan projek ini.

Para orang tua mulai belajar menerapkan pemilahan sampah di lingkungan rumah masing masing. Orang tua ikut serta meyumbangkan sampah plastik yang sudah dibersihkan dari rumah untuk diolah oleh siswa menjadi serpihan potongan potongan plastik untuk menjadi bahan baku pembuatan kursi ecobrick. Siswa pun dibiasakan untuk membersihkan bekas kemasan plastik makanan yang dikonsumsi saat jajan di kantin sekolah seperti bekas kemasan ciki, permen, kue kering dan roti yang nantinya akan dimanfaatkan untuk pembuatan kursi ecobrick. Dan kemasan bekas gelas / botol minuman dibersihkan dan  dikumpulkan untuk ditabung di bank sampah AKKOM yang ada di depan sekolah.

Kami pun melakukan pembiasaan kepada siswa mengurangi sampah plastik melalui  program “OPLAS” (Ogah Pakai Plastik) . Dalam pelaksanaannya siswa dibiasakan membawa dan menggunakan  tempat makan dan minum pada saat mengkonsumsi jajanan dari kantin sekolah, setelah nya siswa membersihkan alat makan yang sudah mereka gunakan. Kantin sekolah pun diarahkan tidak menggunakan  streroform atau bungkus plastik sebagai pembungkus sebagai gantinya mereka menggunakan daun pisang atau wadah  yang  tidak sekali pakai sebagai solusinya. Dengan demikian penggunaannya  dapat mengurangi limbah sampah  plastik yang dampaknya  dapat  merusak lingkungan karena sampah plastik terurai ratusan tahun bahkan tidak dapat terurai.

P5 dijadikan sebagai sarana belajar yang dapat memotivasi peserta didik   kompeten, berkarakter, dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai pancasila.
Di dalam  profil pelajar pancasila terkandung dimensi  yang hendak diwujudkan yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, serta kreatif. Hal ini menunjukkan bahwa  P5 pada kurikulum merdeka tidak hanya fokus pada kemampuan kognitif saja. Tetapi juga sikap dan perilaku sesuai jati diri sebagai bangsa Indonesia dan warga dunia

 Pada kenyataannya kurikulum merdeka ini belum lah mendapat simpati dari sebagian rekan rekan guru yang belum memahami dan belum menerapkan Implementasi Kurikulum Merdeka, masih ada sebagian  kecil guru yang menilai pelaksnaan P5 ini suatu  hal yang membuang-buang waktu dan kurang efektif diterapkan di sekolah.  Di sinilah kekurangan dari kurikulum merdeka yang belum menyeluruh melakukan pembinaan dan pelatihan  kepada lembaga pendidikan juga kurangnya pemahaman tentang kurikulum tersebut, dan kesulitan dalam mengaplikasikan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Di samping itu banyak nya keluhan dari para guru mapel lainnya yang berkurang jam pelajarannya, dikarenakan waktu terpakai untuk kegiatan projek yang dijadwalkan semi blok yaitu seminggu pada minggu terakhir tiap bulan.  Namun lepas dari semua kekurangan dan kendala tersebut di atas, P5 pada kurikulum merdeka adalah hal yang sangat bermanfaat dan efektif untuk membina karakter peserta didik yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis.

Tags

Share this post:

Postingan Lain

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jika ingin berlangganan berita dari kami, silakan memasukkan email pada kolom di bawah ini

Radar Edukasi adalah portal berita pendidikan di bawah naungan Penerbit P4I