Niatus Sholihah, S.Pd
SMP Negeri 1 Waru
niatussholihah2@gmail.com
Permasalahan yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari membuat kita harus bisa menghadapi dan memutuskan masalah dengan baik. Oleh karena itu kita harus memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah. Keterampilan memecahkan masalah atau Problem solving adalah suatu keterampilan yang dibutuhkan siswa pada abad 21 untuk menghadapai tantangan di masa depan. Kegiatan pemecahan masalah yang diintegrasikan dalam proses pembelajaran dapat membantu siswa dalam membangun pengetahuan baru, sehingga keterampilan pemecahan masalah menjadi aspek yang harus diperhatikan dan dikembangkan oleh guru. Guru diharapkan dapat menghadirkan masalah yang kontekstual, menarik, dan relevan dengan materi ajar sehingga peserta didik antusias untuk memecahkan masalah dengan melakukan penyelidikan sehingga siswa aktif selama proses pembelajaran.
Pada gambar diatas, siswa mengamati permasalahan yang dihadirkan oleh guru terkait kebutuhan kalori tentang obesitas dan stunting. Kemudian guru menanyakan kepada siswa :
“Bagaimana agar remaja tidak terkena obesitas atau stunting?” “Makanan apa saja yang seharusnya dikonsumsi sehari-hari?” “Berapakah kalori makanan yang seimbang untuk dikonsumsi sehari-hari agar tidak terkena obesitas atau stunting?”
Diharapkan dengan memberikan pertanyaan tersebut timbul sikap kreativitas, menumbuhkan rasa ingin tahu pada siswa. Kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk berfikir kritis yang untuk menghadapi tantangan dimasa depan. Sehingga terbentuk pola pikir cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Ketika mengorganisasikan siswa untuk belajar, siswa dibagi menjadi 6 kelompok sesuai dengan gaya belajarnya,
Diferensiasi proses terlihat ketika peserta didik dikelompokkan menjadi 6 kelompok berdasarkan hasil tes diagnostik gaya belajar dimulai, maka siswa dikelompokkan kelompok 1 dan 2 : Kelompok audio visual, kelompok 3 dan 4 : kelompok visual linguistik, kelompok 5 dan 6: kelompok kinestetik.
Diferensiasi konten terlihat ketika peserta didik mengumpulkan informasi terkait konsep kebutuhan kalori sesuai dengan gaya belajarnya. Mengumpulkan informasi berdasarkan bahan bacaan dan LKPD kelompok masing-masing sesuai gaya belajarnya.
Diferensiasi produk terlihat ketika peserta didik menyajikan hasil penyelidikannya sesuai dengan gaya belajar kelompoknya masing-masing. Kelompok audio visual menyajikan mini video laporan hasil percobaan, kelompok visual liguistik menyajikan laporan pada aplikasi Canva, kelompok kinestetik pada kertas asturo.
Penerapan pembelajaran yang mengakomodir gaya belajar akan memberikan pelayanan yang tepat terhadap apa dan bagaimana sebaiknya disediakan dan dilakukan agar pembelajaran dapat berlangsung optimal serta meningkatkanya keaktifan siswa.
Hal ini sejalan dengan penelitian Safitri (2018) tindakan yang dipilih untuk memperbaiki pembelajaran oleh guru agar masalah pada siswa dapat teratasi adalah dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Dengan penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) diharapkan siswa dapat berpartisipasi secara aktif dalam menemukan konsep pelajaran, sehingga pengetahuan yang didapat berdasarkan pengalaman itu akan lebih bertahan lama dan bisa meningkatkan hasil belajar siswa dan juga agar dapat menekankan pada pengembangan aspek kognitif siswa.
Dalam penerapan model berbasis masalah dengan strategi pembelajaran berdiferensiasi pada materi kebutuhan kalori.
Orientasi peserta didik pada masalah
Pada tahap ini guru memberikan masalah konstekstual terkait kebutuhan kalori. Guru memberikan permasalahan tentang obesitas dan stunting pada remaja. Peserta didik diminta merumuskan masalah dari infografis dan video yang diberikan. Kelompok visual mencari permasalahan dari sumber infografis di internet. Kelompok audio mencari permasalahan dengan melihat dan mendengarkan video di youtube. Sedangkan kelompok kinestetik mencari permasalahan dari sumber infografis yang ditempel di sekeliling kelas.
Gambar 1. Guru memberikan kesempatan peserta didik merumuskan masalah
Gambar 2. Peserta didik kinestetik mencari sumber infografis di sekeliling kelas
Gambar 3. Peserta didik audio menndengarkan video di youtube
Gambar 4. Peserta didik visual membaca infografis di link internet
Mengorganisasi peserta didik untuk belajar
Pada tahap ini, guru membagi kelompok berdasarkan gaya belajarnya dan memberikan LKPD kepada masing-masing kelompok. Guru meminta peserta didik untuk membaca dan memahami LKPD “Menghitung Kebutuhan Kalori Berdasarkan Berat Badan Ideal”.
Gambar 5. Guru membagikan LKPD kepada masing-masing kelompok
Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
Pada tahap ini, peserta didik melakukan percobaan untuk mengukur berat badan dan tinggi badan setiap anggota kelompoknya. Kemudian mengumpulkan data dan menganalisis data berdasarkan hasil percobaan pada LKPD. Guru membimbing peserta didik ketika melakukan penyeleidikan maupun pengolahan data.
Gambar 6. Peserta didik mengukur berat badan
Gambar 7. Peserta didik mengukur tinggi badan
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Peserta didik menyajikan hasil belajar sesuai dengan kelompok gaya belajarnya. Kelompok audio visual menyajikan hasil penyelidikan dengan membuat mini video hasil percobaan, kelompok kinestetik dengan menggunakan kertas asturo, dan kelompok visual linguistik menyajikan hasil penyelidikan dengan menggunakan aplikasi Canva.
Gambar 8. Guru membimbing peserta didik dalam membuat laporan hasil percobaan
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membagi kelompok menjadi kelompok penyaji dan kelompok yang memberi tanggapan. Peserta didik melakukan presentasi hasil percobaan sedangkan kelompok lain menanggapinya. Guru membimbing peserta didik dalam menyimpulkan hasil kegatan dan diskusi yang telah dilakukan.
Gambar 9. Kelompok kinestetik presentasi laporan hasil percobaan dengan menggunakan kertas asturo
Gambar 10. Kelompok visual presentasi laporan hasil percobaan dnegan menggunakan aplikasi Canva
Gambar 11. Kelompok audio mempresentasikan mini video hasil percobaan
Semoga dengan diterapkannya Pembelajaran yang inovatif dapat meningkatkan motivasi siswa, melatih keterampilan 4C. kemampuan berfikir kritis, logis, reflektif, dan kreatif yang merupakan kemampuan berfikir tingkat tinggi. Diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi semua siswa yang memberikan efek positif bagi perkembangan pengetahuan dan keterampilan masing-masing siswa. Memungkinkan siswa lebih banyak berpartisipasi dalam pembelajaran di kelas karena guru dapat memenuhi kebutuhan belajar siswa.