logo-color

Publikasi
Artikel Populer

LATIHAN DUKUNGAN KESEHATAN JIWA DAN PSIKOSOSIAL PADA PENYINTAS BENCANA

Ns. FRANSINA TUBALAWONY, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.J

Ns. FRANSINA TUBALAWONY, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.J

Poltekkes Kemenkes Maluku
fransinatubalawony@gmail.com

Kesehatan Jiwa adalah ketika seseorang dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga mereka menyadari kemampuan mereka sendiri, mengatasi stres, bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi kepada komunitas mereka. Salah satu masalah kesehatan utama di dunia, termasuk di Indonesia, adalah kesehatan jiwa. Berbagai masalah kesehatan jiwa memiliki berbagai gejala, tetapi biasanya ditandai oleh kombinasi pemikiran atau gangguan persepsi abnormal, emosi, perilaku, dan hubungan dengan orang lain..

Akibat berbagai faktor risiko biologis, psikologis, dan sosial yang terkait dengan keanekaragaman penduduk Indonesia, jumlah kasus gangguan jiwa terus meningkat. Ini berdampak pada peningkatan beban negara dan penurunan produktivitas manusia dalam jangka panjang. Beberapa masalah kesehatan jiwa meningkat, menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, misalnya prevalensi gangguan jiwa Skizofrenia atau Psikosis meningkat dari 0,15% menjadi 0,18%.  

Bencana dapat menyebabkan perasaan takut, cemas, dan khawatir, yang dianggap sebagai ancaman. Ini mendorong amigdala untuk menghasilkan hormon kortisol, yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat penurunan kondisi kesehatan lebih mudah terjadi. Contoh gejala cemas termasuk denyut nadi dan tekanan darah yang meningkat, sesak napas, pusing, gemetar, berkeringat dingin, diare atau kadang-kadang sulit buang air besar, wajah tegang, mulut kering, kesulitan tidur, dan masalah konsentrasi. Setelah itu, tarik napas dalam untuk merelaksasi.

Layanan kesehatan mental yang dikenal sebagai dukungan kesehatan jiwa dan psikososial (DKJPS) diberikan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan tujuan memberikan dukungan dan insentif untuk kondisi mental yang mengalami krisis darurat akibat trauma. Layanan DKJPS melakukan beberapa hal berikut.

Menindak-lanjuti strategi pembangunan kesehatan jiwa masyarakat di atas Departemen Pengembangan Oikumene Semesta (POS), Biro Lingkungan Hidup dan Kebencanaan Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) melaksanakan salah satu Program Keputusan Persidangan MPL Ke-43 Tahun 2022 yaitu Peningkatan Kesadaran Warga Gereja Terhadap Bahaya Bencana Alam dengan kegiatan Penjemaatan Informasi Tentang Resiko Bencana dan Adaptasi Perubahan Iklim Secara Berjenjang dari Sinode, Klasis dan Jemaat.

Latihan Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial pasca bencana dilakukan di gedung gereja Eden jemaat GPM Dobo yang berlangsung pada hari Kamis pukul 10.30 wit sampai dengan pukul 13.00 wit dan berlanjut pada hari Jumat pukul 08.30 wit sampai pukul 11.00 wit. Peserta pada kegiatan ini terdiri dari 53 orang pendeta yang bertugas di Klasis PP Aru dan Klasis Aru Selatan serta 3 orang pikaris jemaat GPM dan 5 orang majelis jemaat GPM Klasis PP Aru dan Aru Selatan.

Kegiatan dimulai dengan materi PFA yang berlanjut dengan roleplay kelompok serta diskusi. Kemudian dilanjutkan dengan latihan terapi mental, skrining gangguan mental emosional serta diskusi dan sharing pengalaman tentang hambatan dan masalah dalam pelayanan di jemaat tempat bertugas kemudian layanan konseling masalah pribadi bagi peserta yang merasa membutuhkan.

Kegiatan tersebut mencakup latihan penanganan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial untuk penyintas bencana di antara warga gereja Protestan di Maluku. Latihan tersebut termasuk Psikologi Pertama, yang dimaksudkan untuk penyintas yang mengalami tekanan mental akibat trauma, serta latihan terapi modalitas untuk mengatasi kecemasan yang disebabkan trauma. Setelah peserta menerima materi dukungan kesehatan jiwa dan psikososial (DKJPS), dilakukan skrining kesehatan jiwa gangguan mental emosional. Tujuan dari skrining ini adalah untuk mengidentifikasi masalah resiko gangguan mental emosional. Selain itu, untuk penyintas bencana, diberikan latihan deteksi dini gangguan jiwa. Oleh karena itu, ketika seseorang mengalami trauma atau mengalami kondisi pikiran yang mengganggu, sangat penting untuk mendapatkan dukungan dari profesional kesehatan jiwa dan psikososial karena ini dapat memengaruhi perilaku dan keberfungsian mereka.

Tags

Share this post:

Postingan Lain

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jika ingin berlangganan berita dari kami, silakan memasukkan email pada kolom di bawah ini

Radar Edukasi adalah portal berita pendidikan di bawah naungan Penerbit P4I