logo-color

Publikasi
Artikel Populer

MENJADI GURU YANG MERDEKA

Krisman Lameanda, S.Pd

Krisman Lameanda, S.Pd

SMPN 2 Lembo Raya
klameanda@gmail.com

Guru merupakan profesi yang sangat mulia. Bahkan, kebanyakan orang menilai bahwa guru adalah sosok yang menjadi panutan bagi setiap orang yang mengerti dengan jabatan profesi guru. Saat saya beriming-iming menjadi seorang guru, tentunya tak terpikirkan bahwa seorang guru itu sangat berjasa bagi setiap insan manusia. Sebelumnya saya berpikir bahwa menjadi guru adalah hal yang sangat menakutkan. Pikiran itu muncul ketika masih sekolah di bangku SMA. Saya melihat bahwa seorang guru itu sangat terikat dengan tugas pokoknya. Maksudnya disaat saya mengamati tugas ibuku sebagai seorang guru, saya melihat sangat sibuk dengan mempersiapkan diri, fisik, pikiran yang benar-benar harus dipersiapkan sebelum melaksanakan tugasnya masuk ke kelas mengajar peserta didik bagaikan mengisi air dalam sebuah ember yang kosong.

Demikianlah gambaran umum menjadi seorang guru. Selalu timbul keraguan dan kekhawatiran saat mengisi air dalam ember. Yang terpikirkan adalah bagaimana jika airnya tidak jalan, pasti embernya akan tetap kosong. Juga ketika embernya telah terisi dengan air dan kelewat penuh, yang pasti akan terbuang keluar dari dalam ember. Air yang ada dalam ember pasti akan berguna bagi diri sendiri maupun orang lain. Namun air yang tertumpah keluar bukan berarti kurang berguna, tapi akan mempengaruhi dalam perkembangan diri pribadi maupun orang lain. Siswa yang pinter akan membawa dampak menjadi sombong dan angkuh bagi siswa lainnya. Kadang ada sebagian kecil yang bisa menjadi panutan bagi orang lain karena bisa berbagi. Ini adalah sebuah pengalaman yang saya alami sebagai seorang guru,

Pengalaman saya selama menjadi guru dalam melaksanakan tugas mendidik anak bangsa awalnya sangat kuatir tidak akan mampu melaksanakan tugas sebagai guru. Mengapa? Karena sejak awal menjadi seorang guru itu bukan merupakan cita-cita yang muncul dari diri sendiri. Tapi itu adalah dorongan dan keinginan dari ibu kandung sendiri karena ibu kandung adalah berprofesi sebagai guru. Namun karena menghargai dan menghormati sebagai ibu kandung, maka saya mencoba mengikuti jejak ibu kandung sebagai guru. Tugas dan tanggungjawab sebagai guru sangat berat karena harus bisa dipertanggungjawabkan hasil pekerjaannya. Dulunya guru ketika melaksanakan tugas sebagai pendidik sangat diikat dengan aturan yang perlu dipersiapkan semua program dan perencanaannya sebelum masuk ke kelas.

Seorang guru dalam menyampaikan pelajaran di kelas hanya menggunakan satu metode mengajar yaitu dengan melakukan ceramah dan menjelaskan didepan kelas. Semuanya  berpihak kepada guru. Jika guru memberikan contoh didepan kelas, maka siswa harus mengikutinya secara paksa dan bisa. Ketika siswa tidak menuruti perintah dari guru, maka yang pasti guru akan memarahi dan memaksa siswa untuk melakukannya dengan benar. Intinya pada zaman dulu siswa sangat takut kepada gurunya. Sehingga dengan cara seperti itu membuat siswa menjadi lebih tekun dan rajin untuk belajar. Walaupun dengan keterbatasan perkembangan ilmu pengetahuan saat itu, kebanyakan siswa berhasil dan sukses yang disertai dengan karakter yang sangat baik. Zaman dulu siswa sangat takut kepada gurunya, tetapi zaman sekarang siswa kurang peduli lagi dengan gurunya.

Inilah pengalaman yang saya alami semenjak menjadi seorang guru hingga sekarang ini. Untuk Zaman era digital saat ini ada kebanyakan guru masih kurang memahami dengan tugasnya sebagai seorang guru. Masih ada yang melaksanakan tugas dengan sekedar saja dengan prinsip selesai mengajar yah sudah. Kurang serius dan berpikir bagaimana membentuk karakter siswa agar tetap menjadi siswa yang baik seperti dulu. Hal ini saya alami saat menjadi kepala sekolah. Kebanyakan guru sudah kurang disiplin dalam melaksanakan tugasnya di sekolah. Mengajar saja hanya asal-asalan dan tidak pernah berpikir bagaimana materi pelajaran yang disampaikan bisa diserap dengan serius oleh siswa. Menjadi seorang guru yang merdeka tentunya akan membawa banyak perubahan ketika kita sebagai guru bisa menerapkannya. Saat ini guru telah merdeka dan bebas mendesain bahan ajar agar siswa lebih tertarik pada pelajaran.

Melalui program merdeka belajar diharapkan semua guru-guru tidak terikat dalam merancang bahan ajar, sehingga mudah diterima oleh peserta didik. Para guru dituntut untuk berinovasi dan kreatif dalam melaksanakan tugasnya di kelas. Saat ini guru dituntut membuat perencanaan sebelum masuk dalam kelas. Berbagai media pembelajaran telah dipersiapkan melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM). Hanya saja masih sebagian besar guru belum memanfaatkannya. Hal ini sangat dirasakan bagi guru yang bertugas didaerah-daerah terpencil seperti daerah pedalaman, pegunungan hingga di sebrang lautan. Meskipun diperhadapkan dengan kondisi demikian, sebagai seorang guru harus mampu menyesuaikan dimana guru tersebut ditugaskan.

Belajar dari pengalaman ketika saya bertugas didaerah terpencil seperti yang disebutkan diatas, saya banyak melakukan hal-hal yang menginspirasi bagi peserta didik disaat melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar. Dengan kondisi apapun saya selalu memikirkan cara yang terbaik untuk dilakukan agar proses belajar mengajar tetap berjalan dengan baik. Memang situasi dan kondisi sekolah didaerah terpencil dengan sekolah didaerah perkotaan sangatlah berbeda. Tetapi jangan dengan perbedaan yang ada semangat kita akan menjadi menurun juga. Sebagai guru yang Merdeka harus tetap semangat dan bangkit untuk menjadi agen perubahan bagi Pendidikan.

Guru dituntut untuk terus bergerak maju, mencerdaskan generasi anak bangsa tanpa melihat sifat, kondisi, tempat dan karakter mereka yang sangat jauh berbeda dengan kondisi siswa didaerah perkotaan. Di sinilah sebagai seorang guru dituntut untuk memerdekakan proses kegiatan belajar mengajar agar  tetap berjalan dengan menyesuaikan kondisi setempat. Pengalaman menjadi guru yang merdeka dalam melaksanakan tugas kegiatan proses belajar mengajar adalah dengan cara melakukan pendekatan bagi suku terasing agar bisa mengikuti pembelajaran yang selalu berpihak kepada siswa. Kadangkala saya harus mengajar diluar kelas, dimana mereka mau untuk belajar. Saya menggunakan alam sekitar sebagai media pembelajaran yang sangat menyentuh dengan mereka.

Kadang belajar di tepi Sungai, di pinggir hutan yang berdekatan dengan dusun kediaman mereka. Melalui pendekatan seperti itu, sehingga saat ini mereka telah bisa menyesuaikan dengan bangunan sekolah yang sebenarnya sebagai tempat untuk proses kegiatan belajar mengajar. Mereka sudah terbiasa belajar didalam kelas dengan menggunakan fasilitas yang menyenangkan melalui media elektronik komputer, tablet dan chromebook yang merupakan bantuan dari pemerintah. Melalui pengalaman ini peserta didik bisa terbuka melakukan apa saja dengan merdeka belajar bersama guru di sekolah. Semuanya tergantung pada pribadi guru itu sendiri, mau berbuat atau tidak, mau serius mencerdaskan anak bangsa ini atau tidak. Jika tidak bisa melakukan hal itu, maka belum bisa dikatakan sebagai guru yang merdeka.

Tags

Share this post:

Postingan Lain

One Response

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jika ingin berlangganan berita dari kami, silakan memasukkan email pada kolom di bawah ini

Radar Edukasi adalah portal berita pendidikan di bawah naungan Penerbit P4I