Falsafah Madura yaitu bhuppa’ bhâbhu’ ghuru rato dapat diaktualisasikan dalam sistem pendidikan, karena mencerminkan tentang nilai-nilai budi pekerti (karakter siswa) sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara. Arti dari falsafah madura bhuppa’ bhabhu’ ghuru rato adalah pertama kita harus hormat dan patuh kepada bapak dan ibu kita sebagai orang tua kita, bapak yang telah membesarkan dan menafkahi kita, ibu yang telah melahirkan dan merawat kita, kedua kita harus hormat dan patuh kepada guru kita baik guru di pendidikan formal maupun pendidikan non formal dan yang terakhir kita harus hormat dan patuh pada pimpinan, kalau dalam pendidikan bisa diartikan kepala sekolah.Dalam dunia pendidikan, baik itu formal maupun informal, sudah mengajarkan falsafah  Bhuppa’ Bhâbhu’ Ghuru Rato tersebut  Artinya, falsafah ini sudah diajarkan dan diterapkan di dalam dunia pendidikan dalam hal ini di dalam sekolah dan dalam kehidupan sosial budaya orang Madura terdapat standard referensi kepatuhan pada figur-figur utama tersebut.

Nilai-nilai budi pekerti (karakter siswa) sesuai pemikiran KI Hajar Dewantara adalah  olah hati (etika), olah pikir (literasi), olah karsa (estetika), dan olah raga (kinestetik). Lantas dari filosofi itu diharapkan muncul nilai-nilai karakter siswa dimulai dari religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab dll.

Latar belakang masalah ini adalah ingin menumbuhkan rasa sopan santun berdasarkan falsafah bhuppa’ bhâbhu’ ghuru rato, ingin mengenal dan melestarikan falsafah bhuppa’ bhâbhu’ ghuru rato pada diri siswa dalam kehidupan sehari-hari, menumbuhkan nilai luhur sesuai falsafah bhuppa’ bhâbhu’ ghuru rato.

Karena saat ini kita dihadapkan oleh tantangan: mulai lunturnya nilai-nilai budi pekerti pada diri siswa, kurangnya semangat dalam pembelajaran, juga menutup diri dalam melestarikan budaya sosial.

Sehingga dibutuhkan solusi untuk menghadapi tantangan tersebut, diantaranya guru memberikan teladan atau contoh yang baik sesuai dengan falsafah bhuppa’ bhâbhu’ ghuru rato, guru mengikuti pelatihan bagaimana meningkatkan semangat belajar siswa, adanya pendekatan dan kolaborasi seluruh warga sekolah, yaitu siswa, guru, orang tua , komite dan masyarakat sekitar lingkungan sekolah

Contoh konkrit sesuai falsafah bhuppa’ bhâbhu’ ghuru rato:

1. Gerakan 5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan dan Santun), guru menunggu kehadiran siswa di depan sekolah sesuai jadwal piket yang dibuat tim manejeman sekolah, guru memberikan senyuman yang terbaik bagi siswa, guru menyapa siswa sebelum pelajaran dimulai, memberi contoh tindakan sopan dan santun.
2. GLS (Gerakan Literasi Sekolah), gerakan senang membaca, menggunakan literasi sesuai zamannya, yaitu literasi digital, menggunakan fasilitas yang ada disekolah.
3. Guru mengikuti pelatihan mandiri untuk menimbulkan semangat belajar siswa
4. Melaksakan rapat bulanan bersama warga sekolah, terutama wali siswa untuk bekerja sama menumbuhkan falsafah bhuppa’ bhâbhu’ ghuru rato pada diri siswa sesuai falsafah bhuppa’ bhâbhu’ ghuru rato dan pemikiran Ki Hajar Dewantara

Begitu juga dalam sekolah yang dinamakan sekolah ramah anak seperti di sekolah saya, kita bisa melayani siswa dengan baik, memotivasi mereka supaya bisa berbuat baik dengan cara memberi contoh yang baik, memberi teladan yang bisa di apresiasi oleh siswa.

Diantara tugas hidup manusia ialah memuliakan diri sendiri sesuai pemikiran Ki Hajar Dewantara dan falsafah bhuppa’ bhâbhu’ ghuru rato.  Kiranya mengingat tugas hidup manusia seperti itulah leluhur Madura menyusun falsafah bhuppa’ bhâbhu’ ghuru rato, agar generasinya selalu berada dalam kemuliaan hidup , agar generasi kita mempunyai budi pekerti yang luhur.