WIDOYOKO PRATONDO SUSATYO, S. Psi, M. Psi
SMK Negeri 2 Klaten
widoyokosusatyo1976@gmail.com
Kepercayaan
diri adalah kunci penting dalam meraih keberhasilan dalam berbagai aspek kehidupan.
Bagi siswa, memiliki kepercayaan diri yang tinggi dapat mempengaruhi prestasi
akademik, hubungan sosial, serta kemampuan menghadapi tantangan dan mengatasi
kegagalan. Namun, banyak siswa yang menghadapi tantangan dalam membangun dan
mempertahankan kepercayaan diri mereka.
Salah
satu teknik yang dapat digunakan untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa
adalah teknik cognitive defusion. Cognitive defusion adalah teknik yang
digunakan dalam terapi penerimaan dan komitmen (acceptance and commitment therapy/ACT)
untuk membantu individu melepaskan diri dari pikiran yang mengganggu dan
membatasi, sehingga mereka dapat lebih bebas dalam menghadapi situasi yang
menantang.
Teknik
cognitive defusion bekerja dengan mengajarkan siswa untuk memperlakukan pikiran
sebagai sekadar pikiran, bukan fakta yang harus dipercayai. Siswa diajarkan
untuk melihat pikiran-pikiran yang negatif atau meragukan sebagai produk dari
pemikiran mereka, dan bukan suatu kebenaran absolut. Dalam konteks kepercayaan
diri, siswa akan belajar untuk menghadapi pikiran-pikiran negatif yang
meragukan diri mereka sendiri dan menggantinya dengan pemikiran yang lebih
konstruktif dan membangun kepercayaan diri.
Berikut
adalah langkah-langkah dalam menggunakan teknik cognitive defusion untuk meningkatkan
kepercayaan diri siswa:
1. Kesadaran
akan pikiran negatif
Siswa
diajarkan untuk lebih sadar terhadap pikiran-pikiran negatif yang muncul dalam
pikiran mereka. Mereka belajar mengenali pola pikir yang meragukan diri
sendiri, seperti “Saya tidak akan bisa melakukannya” atau “Saya
tidak pandai seperti teman-teman saya.” Kesadaran ini penting agar siswa
dapat mengidentifikasi pikiran-pikiran yang perlu ditangani.
2. Identifikasi
kesalahan pemikiran
Setelah
siswa menyadari pikiran-pikiran negatif, mereka diajarkan untuk
mengidentifikasi kesalahan pemikiran yang terkandung di dalamnya. Misalnya,
siswa dapat belajar mengenali pemikiran-pemikiran yang berlebihan atau
berlebihan, serta pemikiran yang tidak didasarkan pada bukti konkret. Hal ini
membantu siswa untuk mempertanyakan keabsahan pikiran-pikiran tersebut.
3. Menantang
pikiran negatif
Setelah
mengidentifikasi kesalahan pemikiran, siswa diajarkan untuk menantang pikiran
negatif tersebut. Mereka diminta untuk mencari bukti-bukti yang mendukung atau
menentang pikiran tersebut. Contohnya, jika siswa berpikir “Saya tidak
pandai seperti teman-teman saya,” mereka diajarkan untuk mencari
bukti-bukti yang menunjukkan kemampuan mereka sendiri yang unik dan berharga.
4.
Menggantikan dengan pemikiran yang
membangun kepercayaan diri.
Setelah siswa diarahkan pikiran negatif, siswa
diarahkan untuk menggantikan pikiran-pikiran tersebut dengan pemikiran yang
membangun kepercayaan diri. Mereka diajarkan untuk menciptakan afirmasi positif
tentang diri mereka sendiri, seperti “Saya memiliki kemampuan yang unik
dan berharga” atau “Saya terus berkembang dan belajar setiap
hari.” Pemikiran-pemikiran ini membantu siswa untuk melihat potensi diri
mereka dan mengembangkan kepercayaan diri yang lebih kuat.
5.
Latihan dan
pengulangan
Seperti keterampilan lainnya, meningkatkan kepercayaan
diri melalui teknik cognitive defusion membutuhkan latihan dan pengulangan yang
konsisten. Siswa perlu mengaplikasikan teknik ini dalam kehidupan sehari-hari
mereka dan melibatkan diri dalam latihan yang menantang untuk menghadapi
pikiran-pikiran negatif. Semakin sering mereka melatih teknik ini, semakin
terlatih mereka dalam memperkuat kepercayaan diri mereka.
6.
Dukungan
sosial
Selain teknik cognitive defusion, dukungan sosial juga
penting dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa. Siswa perlu didukung oleh
guru, teman sebaya, dan keluarga dalam proses mengembangkan kepercayaan diri.
Mereka perlu mendapatkan umpan balik positif, dorongan, dan perhatian yang
membangun dari orang-orang di sekitarnya.
7.
Mengatasi kegagalan
dan tantangan
Meningkatkan kepercayaan diri tidak selalu berjalan mulus. Siswa akan menghadapi kegagalan dan tantangan dalam perjalanan mereka. Penting untuk mengajarkan siswa untuk melihat kegagalan sebagai peluang untuk belajar dan tumbuh, bukan sebagai indikator kegagalan diri. Mereka perlu diajarkan untuk tetap berani dan terus mencoba meskipun menghadapi kesulitan.
Melalui penerapan teknik cognitive defusion, siswa
dapat mengembangkan kepercayaan diri yang lebih kuat, mampu menghadapi pikiran
negatif yang meragukan, dan menggantinya dengan pemikiran yang membangun.
Dengan kepercayaan diri yang tinggi, siswa akan lebih siap menghadapi tantangan
akademik, sosial, dan kehidupan.
Dalam
meningkatkan kepercayaan diri siswa, teknik cognitive defusion dapat menjadi
alat yang efektif. Dengan menggunakan teknik ini, siswa diajarkan untuk melihat
pikiran negatif sebagai produk dari pemikiran mereka, bukan kebenaran absolut.
Mereka belajar untuk mengidentifikasi kesalahan pemikiran, menantang pikiran
negatif, dan menggantikannya dengan pemikiran yang membangun kepercayaan diri.
Penerapan teknik cognitive
defusion membutuhkan latihan dan pengulangan yang konsisten, serta dukungan
sosial dari guru, teman sebaya, dan keluarga. Siswa juga perlu belajar
mengatasi kegagalan dan tantangan sebagai bagian dari proses belajar dan
tumbuh.
Dengan menggunakan teknik
cognitive defusion dan mendapatkan dukungan yang tepat, siswa dapat
mengembangkan kepercayaan diri yang lebih kuat. Hal ini akan memberikan dampak
positif dalam berbagai aspek kehidupan siswa, termasuk prestasi akademik,
hubungan sosial, dan kemampuan menghadapi tantangan. Meningkatnya kepercayaan
diri siswa akan membantu mereka mencapai potensi penuh dan menjadi individu
yang percaya diri dan mandiri.