logo-color

Publikasi
Artikel Populer

BENARKAH KURIKULUM MERDEKA MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN?

Dr. Kudus, S.Pd., M.Pd

Dr. Kudus, S.Pd., M.Pd

Universitas Negeri Gorontalo
kudustamburaka@ung.ac.id

Kurikulum Merdeka adalah konsep kurikulum yang diperkenalkan di Indonesia sebagai upaya untuk memperbarui Pendidikan yang ada. Kurikulum Merdeka ini merupakan upaya untuk mereformasi sistem pendidikan di Indonesia agar lebih sesuai dengan tuntutan zaman dan kebutuhan masyarakat. Kurikulum ini merupakan upaya jangka panjang yang melibatkan berbagai pihak dan memerlukan koordinasi yang baik untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih relevan dan berorientasi pada hasil dan memberikan dampak positif dalam peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Tujuan akhirnya adalah menciptakan generasi yang lebih terampil, kreatif, etis, dan siap untuk menghadapi tantangan masa depan.

Dalam pelaksanaan implementasi Kurikulum Merdeka di Indonesia, terdapat berbagai permasalahan, kendala, dan tantangan yang dapat ditemui, di antaranya adalah sebagai berikut:

  1. Perkuliahan yang meggunakan sistem konversi, ini sangat menurunkan kualitas pendidikan karena mahasiswa belum menguasai konsep mata kuliah yang diampuh, lantas dituntut untuk menerapkan atau membuat kegiatan di sekolah sebagai pengganti perkuliahan di kelas
  2. Ketidakjelasan dalam konsep Kurikulum Merdeka itu sendiri. Banyak perguruan tinggi dan dosen yang belum sepenuhnya memahami apa yang dimaksud dengan Kurikulum Merdeka, sehingga menyebabkan ketidakpastian dalam pelaksanaannya,
  3. Kurangnya Sumber Daya seperti pelatihan dosen, pengembangan kurikulum, dan perangkat teknologi pendukung hal ini banyak dialami perguruan tinggi, terutama yang berada di luar pusat perkotaan
  4. Pembaruan materi dan metode pengajaran Kurikulum Merdeka menekankan penggunaan metode pengajaran yang lebih interaktif dan konten yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Namun, pembaruan materi pembelajaran dan pengembangan metode pengajaran yang sesuai belum terlaksana dengan baik
  5. Sampai saat ini mahasiswa masih banyak yang belum memahami tujuan Kurikulum Merdeka. Masih banyak yang belum mengambil inisiatif dalam pembelajaran karena berharap pembelajaran dari dosen
  6. Evaluasi dan penilaian yang sesuai dengan Kurikulum Merdeka menjadi permasalahan tersendiri, karena harus mencakup pengukuran kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan yang lebih luas daripada penilaian tradisional
  7. Keterlibatan industri dalam proses pembelajaran. Menarik industri untuk berpartisipasi secara aktif menjadi tantangan, terutama perguruan tinggi yang belum memiliki hubungan yang kuat dengan dunia industri.
  8. Peran Dosen, tidak semua dosen memiliki keterampilan atau pengalaman dalam pengajaran berbasis proyek atau interaktif, sehingga perlu adanya pelatihan dan dukungan
  9. Budaya akademik yang ada di perguruan tinggi, termasuk tradisi pengajaran dan penelitian, perlu diubah untuk mendukung Kurikulum Merdeka
  10. Monitoring dan evaluasi yang berkelanjutan penting untuk mengidentifikasi perbaikan yang diperlukan. Hal ini memerlukan komitmen dan sumber daya yang berkelanjutan.

Untuk mengatasi permasalahan, kendala, dan tantangan dalam Implementasi Kurikulum Merdeka di Indonesia, perlu dilakukan berbagai tindakan dan solusi, diantaranya:

  1. Mata kuliah yang konfersi pada kegiatan tertentu di sekolah perlu penguasaan materi terlebih dahulu di kampus oleh dosen pemberi mata kuliah dengan alokasi waktu satu atau dua bulan
  2. Diperlukan kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah, industri, dan semua pihak terkait, diperlukan juga komitmen yang kuat untuk terus mengembangkan dan memperbaiki Kurikulum Merdeka sehingga dapat memberikan pendidikan yang lebih relevan dan bermanfaat bagi mahasiswa dan masyarakat,
  3. Mendorong kolaborasi dan kerja sama antara mahasiswa dalam pembelajaran proyek, diskusi, dan tugas-tugas kolaboratif lainnya yang dapat membantu mahasiswa mengembangkan kreativitasnya,
  4. Menggunaan metode pembelajaran aktif seperti studi kasus, simulasi, dan diskusi, untuk merangsang pemikiran kritis dan partisipasi aktif mahasiswa dalam pembelajaran,
  5. Menggunaan teknologi yang efektif dalam pembelajaran untuk mengoptimalkan penggunaan perangkat lunak pendidikan, sumber daya daring, dan platform pembelajaran,
  6. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengambil inisiatif dalam pembelajaran mereka sendiri. Ini dapat dilakukan melalui tugas-tugas mandiri, penelitian, dan proyek-proyek pribadi,
  7. Pemerintah dan lembaga pendidikan dapat memberikan pelatihan berkelanjutan kepada guru dan dosen  untuk membantu mereka menguasai konsep dan metode Kurikulum Merdeka. Pelatihan ini dapat mencakup strategi pembelajaran yang inovatif dan penggunaan teknologi,
  8. Pemerintah perlu mengalokasikan sumber daya yang memadai, termasuk anggaran, perangkat teknologi, dan bahan pembelajaran, agar implementasi Kurikulum Merdeka dapat berjalan lancar di seluruh negara,
  9. Pengembangan panduan dan bahan pembelajaran serta sumber daya pendukung lainnya,
  10. Pemerintah dan lembaga pendidikan dapat meningkatkan komunikasi dengan masyarakat untuk menjelaskan konsep dan manfaat Kurikulum Merdeka. Ini dapat membantu meraih dukungan dari orangtua dan komunitas,
  11. Penyesuaian dengan realitas lokal perlu diberikan agar dapat menyesuaikan dengan kebutuhan dan realitas lokal di daerah masing-masing,
  12. Pemerintah harus memastikan koordinasi kebijakan yang konsisten dalam implementasi Kurikulum Merdeka agar tidak ada perubahan yang tiba-tiba dan konflik dalam pelaksanaan program,
  13. Evaluasi berkelanjutan harus dilakukan untuk mengidentifikasi masalah dan kendala dalam pelaksanaan Kurikulum Merdeka. Hasil evaluasi harus digunakan untuk melakukan perbaikan berkelanjutan.

Tags

Share this post:

Postingan Lain

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jika ingin berlangganan berita dari kami, silakan memasukkan email pada kolom di bawah ini

Radar Edukasi adalah portal berita pendidikan di bawah naungan Penerbit P4I