logo-color

Publikasi
Artikel Populer

PENGARUH MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU

Rumintang Marbun, M.Pd

Rumintang Marbun, M.Pd

SMA Negeri 7 Depok
rumintangmarbun@gmail.com

Kepuasan kerja merupakan derajat perasaan seseorang terhadap pekerjaan yang dilakukannya yang menimbulkan perasaan senang dan tidak senang yang disebabkan faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik. Ketidakpuasan kerja dapat menimbulkan situasi yang merugikan seperti terganggunya proses kelancaran kerja, serta dapat berpengaruh pada fisik maupun psikis para guru. Ketidakpuasan kerja juga sangat mempengaruhi hasil kerja guru dalam hal ini mutu atau kualitas siswa yang rendah.

Perasaan senang atau tidak senang akan mempengaruhi penyaluran potensi sumber daya manusia secara total. Oleh sebab itu,  peningkatan SDM merupakan modal dasar untuk mencapai keberhasilan suatu tujuan organisasi termasuk organisasi sekolah. Tujuan organisasi sekolah akan tercapai bila pemimpin atau kepala sekolah memiliki kemampuan memimpin, mengendalikan dan mengarahkan serta mengawasi kinerja setiap guru. Kepala sekolah harus mampu memotivasi dan mendukung  guru secara maksimal sehingga kinerja guru menjadi lebih optimal dan mampu menunjukkan prestasi kerja yang berpengaruh terhadap prestasi sekolah.

Sesuatu yang perlu dicermati adalah hubungan antara kepuasan kinerja guru dengan manajerial kepala sekolah. Bila antara kepala sekolah dan guru saling mendukung dan bersinergi maka akan tercapai tingkat kepuasan kerja yang tinggi, hal tersebut memperoleh perhatian dari peneliti Amerika, Linderholf bahwa “ one of the matter capable to grow satisfaction of activity in an organization is leadership” yaitu salah satu hal yang mampu menumbuhkan kepuasan kerja dalam suatu organisasi adalah kepemimpinan.Peningkatan kinerja guru dapat dimulai dari kemampuan dan skill leadership kepala sekolah dan semua itu terkait dengan bagaimana penerapan strategi manajemen kepemimpinan, agar dapat menunjang dan dapat memberikan kontribusi peningkatan kinerja para guru secara signifikan.Hal tersebut berkaitan erat dengan antara pengelolaan organisasi dan kinerja bagaimana agar tidak terjadi konflik kebutuhan individu para guru dengan kebutuhan sekolah dalam perencanaan pekerjaan.

Kepuasan kerja guru dapat juga dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kondisi kerja atau iklim kerja. Iklim kerja yang menyenangkan dan didukung dengan adanya pemberian penghargaan atau reinforcement dan juga pengakuan, tanggungjawab, pengembangan karir dan adanya pemberian  kesempatan yang sama kepada semua guru untuk mengikuti kegiatan pelatihan dalam jabatan, sehingga semua guru merasa memperoleh kesempatan yang sama untuk berkembang dan mengembangkan potensi yang dimiliki. Kepuasan kerja dapat dicapai jika terdapat iklim kerja yang kondusif atau menyenangkan bagi guru apalagi jika didukung dengan kekuatan motivasi dan penghargaan dari kepala sekolah. Jelaslah bahwa persoalan kepuasan kerja adalah persoalan yang perlu mendapat perhatian, karena dengan adanya kepuasan kerja para guru yang didukung oleh kepemimpinan kepala sekolah yang efektif dan iklim kerja yang kondusif diharapkan guru-guru akan menjalankan tugasnya dengan optimal, penuh semangat dan termotivasi, sehingga tentunya akan meningkatkan kinerja dan tujuan dari organisasi sekolah akan tercapai sebagaimana yang tujuan pendidikan yang diharapkan.

Guru yang memperoleh kepuasan kerja cenderung memiliki komitmen yang kuat terhadap sekolah. Dengan adanya komitmen ini mendorong guru-guru untuk ikut serta menjunjung tinggi organisasi dan merasa bertanggung jawab untuk turut serta dalam meningkatkan kualitas/output yang dihasilkan oleh sekolah tersebut. Guru dalam berkarya tidak lagi sekedar untuk mencari nafkah semata melainkan sebagai sarana untuk mengangkat harkat dan martabatnya. Guru bekerja dengan hati nurani demi tercapainya tujuan belajar peserta didik.

Kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja merupakan faktor yang penting dalam peningkatan kepuasan kerja guru. Oleh sebab itu, untuk mewujudkan persepsi  yang positif dari bawahan terhadap atasan dan sebaliknya serta pembentukan iklim kerja yang kondusif maka perlu dilakukan komunikasi intensif antara kepala sekolah dengan para guru dan stakeholder sekolah dalam bentuk komunikasi organisasi resmi maupun komunikasi non formal dalam interaksi kegiatan sehari-hari. Di samping itu juga hendaknya dimulai dengan penyamaan visi dan misi sekolah sebagai pedoman pelaksanaan tugas dan kewajiban seluruh stakeholder sekolah karena dengan ikatan visi misi yang sama maka setiap orang harus bekerja pada koridor yang sama pula.

Tags

Share this post:

Postingan Lain

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jika ingin berlangganan berita dari kami, silakan memasukkan email pada kolom di bawah ini

Radar Edukasi adalah portal berita pendidikan di bawah naungan Penerbit P4I