logo-color

Publikasi
Artikel Populer

CHILDFREE OR BEING A PARENTS?: TIPS PARENTING MASA KEEMASAN ANAK

Meilysa Ajeng Kartika Putri, M.Pd.

Meilysa Ajeng Kartika Putri, M.Pd.

Childfree akhir-akhir ini menjadi bahan pembicaraan di seluruh kalangan, baik itu orang tua, calon orang tua, orang dewasa, artis, wakil presiden bahkan pakar psikologi. Wah menarik juga ya. Sebenarnya jika kita tengok bersama, keputusan yang kita ambil pasti ada dampak positif dan negatifnya. Dampak tersebut tentunya kembali ke pengambil keputusan. So, be a smart people to react this situation. Jangan sampai kita ikut menghakimi atas keputusan seseorang, karena kita tidak pernah tau apa yang menjadi trauma seseorang di masa lalu, yang perlu kita lakukan adalah berpikir kritis sebelum memutuskan untuk memiliki anak atau tidak? Coba tanyakan pada dirimu sekali lagi, Sudahkah Aku siap menjadi orang tua? Apa tujuan Aku memiliki anak? Apakah hanya sekedar menanam benih, tapi tidak benar-benar mengenalnya? Apakah anak hanya cukup kita support secara finansial saja? Tentunya persoalan tersebut perlu pemikiran yang panjang sebelum memutuskan untuk menjadi orang tua.

Tak Siap Memiliki Anak, Begini Perasaan Kedua Belah Pihak

 Mari kita bayangkan bersama, jika pasangan suami istri masih belum matang pemikirannya, maka seolah ada belah pihak yang merasa “sangat berkorban”. Misalkan seorang Papi merasa “sangat berkorban”, bisa jadi ketika pulang dari kerja, ia merasa lelah bekerja, kemudian masih disuruh mengasuh anak. Lalu menggunakan strategi mengancam dan merajuk seperti anak kecil lagi, “Ya udah… kalau mau Papi jaga anak, lebih baik Papi tak usah kerja”. Tak lain dengan perasaan Mami yang juga merasa “beban dan sangat berkorban”, apalagi Mami juga mengalami baby blues syndrom pasca melahirkan. Berat bukan jika semua tak ada persiapan matang? Berbeda jika pemikiran sudah matang, ada persiapan, bahkan melihat gambaran utuh bahwa mengasuh anak yang dibuat berdua, maka mengasuhnya pun perlu berdua. Bahwa mengasuh, bukan hanya sekadar karena disuruh. Namun memang kewajiban dan hak yang ada di tiap belah pihak.

Perlu Pemikiran Matang Untuk Menjadi Orang Tua Sebenarnya

            Jika pemikiran kita sudah matang, kita dapat mengubah pola pikir yang semula “berat, beban, dan sangat berkorban” dalam mengasuh anak menjadi sebuah hal yang kita nantikan sepulang kerja sebagai pengusir rasa penat. Dengan kehadiran mereka, celotehannya, tingkahnya membuat kita terpingkal dan merasa bersyukur, bahwa anak adalah kado terbaik dari Tuhan yang hadir di tengah romantisme kita bersama pendamping hidup kita. Dengan adanya pemikiran yang matang ini, tentunya orang tua tidak lagi melampiaskan emosi pada anaknya. Sulit memang menjadi orang tua, perlu otak yang matang, supaya buah hati mengalami pertumbuhan dan perkembangan menjadi individu yang matang. Tentunya sedini mungkin, kita harus belajar parenting untuk anak pada masa keemasannya.

Tips Parenting Masa Keemasan Anak

            Orang tua yang pemikirannya matang, jauh hari telah menyiapkan cara mengasuh anak. Ia tidak akan melewatkan masa keemasan anak atau yang sering disebut golden age. Keadaan tersebut merupakan waktu bagi anak untuk tumbuh dan berkembang begitu pesat. Berikut tips untuk sobat radar edukasi yang saat ini akan ataupun telah menjadi orang tua.

1. Rutin membacakan buku

Pernahkah terbesit, Mengapa harus dibacakan buku, kan mereka tidak mengerti apa yang kita ucap? Ini adalah pertanyaan yang perlu dijawab dengan tegas, walau bayi belum bisa sepenuhnya memahami apa yang Mami ucapkan, tapi membacakan buku bukan berarti tak membawa manfaat apapun. Membacakan buku untuk mereka tidak hanya membantu mempelajari bahasa Ibu, mengembangkan keterampilan bahasa, akan tetapi juga ada tali emosional dengan orang yang membacakan untuk mereka. Yuk, jangan lupa rutin bacakan buku untuk si buah hati, baik sebelum tidur atau di waktu bermain.

2. Sering ajak berbicara

Mengajak berbicara sama halnya dengan rutin membacakan buku. Kegiatan ini mampu membantu menambah kosa kata anak dan melatih kemampuan berbicaranya. Tips yang perlu diketahui, ketika mengobrol dengan anak, pastikan Mami melakukan eye contact dengan anak. Hal ini supaya anak melihat gerak bibir Mami saat berbicara sekaligus meningkatkan bonding.

3. Tak berikan Gadget terlalu dini

Era modern saat ini, gadget sudah digandrungi mulai dari kalangan bayi hingga orang tua. Gadget bisa membuat kecanduan, malas belajar bahkan menghambat untuk melakukan eksplor hal baru. Sehingga, jangan berikan terlalu dini gadget di masa golden age-nya.

4. Perhatikan nutrisi dan pola tidur anak

Pemenuhan akan nutrisi dan pola tidur, tak boleh diabaikan, hal ini tentunya untuk mempercepat proses tumbuh dan berkembang.  

Sobat radar edukasi, dengan adanya tips parenting di masa keemasan anak, semoga bisa membukakan mata kita untuk menjadi orang tua dengan pemikiran serta persiapan yang matang,

Tags

Share this post:

Postingan Lain

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jika ingin berlangganan berita dari kami, silakan memasukkan email pada kolom di bawah ini

Radar Edukasi adalah portal berita pendidikan di bawah naungan Penerbit P4I