Isti Hardiyanti, S.Pd.
Guru SMK N 2 Temanggung
penamalika@gmail.com
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat membawa perubahan besar dalam dunia pendidikan Indonesia. Saat ini inovasi menjadi kata kunci penting dalam perkembangan dunia pendidikan. Pemerintah juga telah membuat inovasi yaitu Merdeka Belajar yang diluncurkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. Merdeka Belajar merupakan kemerdekaan berpikir untuk menciptakan suasana bahagia dalam belajar.
Tak bisa dipungkiri, keseharian siswa jaman sekarang tak bisa lepas dari gadget berbasis android. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi, mereka asyik memperbarui media sosial, game online, maupun kegiatan lain. Bahkan di sekolah yang memperbolehkan handphone, kadangkala, mereka curi-curi kesempatan saat pembelajaran.
Tantangan Mas Menteri untuk Berinovasi
Kebiasaan mereka menggunakan android untuk bermain ini dapat dimanfaatkan untuk belajar di kelas. Penulis tertarik pada isi sambutan Mendikbud, Nadiem Makarim saat hari Guru Nasional beberapa tahun lalu, “Anda ingin setiap murid terinspirasi, tetapi Anda tidak diberi kepercayaan untuk berinovasi.” Inilah yang terjadi, Beliau membaca bahwa setiap guru tidak akan memberikan perubahan kalau tidak melakukan inovasi.
Guru harus melakukan perubahan dan bukan menunggu dari pemangku kebijakan. Perubahan kecil yang bisa guru lakukan seperti mengajak siswa berdiskusi, siswa mengajar, bakti sosial, menemukan potensi setiap siswa, dan menawarkan bantuan kepada guru lain. Tantangan dari Mas Menteri ini tentu tidak bisa kita elakkan.
Sebagai guru, kita bisa mengajak siswa belajar melalui aplikasi yang ada dalam android. Nah inovasi untuk para siswa sebagai generasi Z ini justru hal yang sangat mengasyikkan. Melalui aplikasi TALK English, guru mengajak siswa menggunakan gadget secara cerdas. Alih-alih sibuk udpate status di media sosial maupun bermain game online, siswa justru mengasah kemampuan bahasa Inggris. Syarat pemasangan di gadget android pun mudah, harus tersambung online dan terdapat memori yang cukup. Aplikasi ini bisa dicari di Google Play Store dan dipasang dalam beberapa menit saja.
Belajar yang Menyenangkan
Aplikasi TALK English memiliki ratusan percakapan yang sangat dekat dengan keseharian siswa. Beragam percakapan ini dikategorikan menjadi dua yaitu kategori Beginner English Conversation dan Business English Conversation. Dalam kedua kategori tersebut, ratusan percakapan bersifat audio. Siswa bisa memahami pengucapan yang benar karena rekaman percakapan tersebut diucapkan oleh native speaker.
Saat siswa memencet tombol practice, ada dua suara native speaker yang bisa dipilih untuk dijadikan pasangan dialog. Aktivitas mengasyikkan dan membuat siswa senyum-senyum menyadari proses belajar mereka sendiri. Mereka seolah-olah sedang bercakap-cakap dengan native speaker secara langsung.
Suasana kelas tentu akan hidup dengan kegiatan yang mereka sukai seperti ‘memainkan’ aplikasi di smartphone ini. Sejalan dengan pemikiran Hamalik (2007:110) bahwa dorongan belajar akan bertambah besar jika belajar tersebut memberikan kepuasan kepada siswa. Tujuan Merdeka belajar yang dicanangkan Mas Menteri akan tercapai, yaitu belajar sebagai proses yang menyenangkan.
Walaupun bercakap-cakap secara artifisial, siswa dituntut untuk secara cepat menimpali pembicaraan. Hal ini secara otomatis mengajarkan siswa lancar berbicara sesuai dengan intonasi yang diharapkan. Untuk mengukur kemampuan tersebut, ada pilihan record (merekam) pada aplikasi tersebut yang dapat dikirim secara online.
Melalui latihan di TALK English, siswa dengan semangat menimpali pembicaraan, dan guru bisa meminta mereka mengulangi hingga pronunciation yang diucapkan benar. Selain aplikasi ini, banyak sekali fasilitas internet yang dapat digunakan sebagai sumber belajar maupun media pembelajaran. Hal ini tergantung pada bagaimana guru memanfaatkan dan menyesuaikannya dengan kemampuan serta kondisi anak didiknya. Harapannya, apapun layanan dan aplikasi internet yang guru gunakan menjadi solusi pembelajaran yang efektif dan dapat membangun karakter Pelajar Pancasila dalam Kurikulum Merdeka.