AGUS KRISWANTO
Kepala Sekolah SDN Purwodadi
Kec. Angsana
Suatu kelas di Sekolah Dasar pernah terjadi ada guru yang tidak dapat hadir pada hari tertentu karena alasan yang sangat penting. Misalnya ada anggota keluarganya yang sakit, atau pun ada acara pengantinan anggota keluarga atau familinya. Hal ini merupakan dilema bagi seorang guru, di satu sisi ingin tetap mengajar sebagai tugas dan kewajibannya pada hari itu namun di sisi lain ada anggota keluarganya yang sakit. Sebuah pilihan berat yang memang harus dilakukan oleh seorang guru. Rerata guru, bahkan kebanyakan dari guru akan mengambil sikap; minta izin kepada pimpinan tidak dapat hadir ke sekolah pada saat itu, dan segera membawa anggota keluarga yang sakit untuk berobat.
Kalau guru tersebut mengajar di suatu kelas Sekolah Dasar (SD) dan tidak bisa hadir, pasti kelas tersebut akan terjadi jam kosong. Jam kosong (jamkos) adalah kelas yang tidak ada aktivitas pembelajaran, karena tidak ada guru yang mengajar. Kelas yang tidak ada gurunya, bisa dipastikan bahwa siswa akan ribut atau membuat kegaduhan. Suasana gaduh tentu akan menggangu kegiatan proses belajar mengajar kelas yang lain. Kepala sekolah yang mendapat kabar dari guru yang tidak dapat hadir pada hari itu tentu akan menunjuk salah seorang guru untuk mengisi atau menghandle pembelajaran di kelas yang gurunya berhalangan hadir tersebut. Biasanya yang ditunjuk oleh kepala sekolah adalah guru yang kelasnya berdekatan. Mengapa demikian? Karena lebih efektif jika yang menghandle adalah guru yang bersebelahan kelas.
Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) adalah satu bentuk pembelajaran yang mempersyaratkan seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih pada saat yang sama, dan menghadapi dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda. Pembelajaran Kelas rangkap juga mengandung makna, seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih dan menghadapi murid-murid dengan kemampuan belajar yang berbeda-beda (IG.AK.Wardhani, 1998).
Pembelajaran Kelas Rangkap merupakan model pembelajaran dengan mencampur beberapa siswa yang terdiri dari dua atau tiga tingkatan kelas dalam satu kelas dan pembelajaran diberikan oleh satu guru saja untuk beberapa waktu. Pembelajaran kelas rangkap sangat menekankan dua hal utama, yaitu kelas digabung secara terintegrasi dan pembelajaran terpusat pada siswa sehingga guru tidak perlu berlari-lari antara dua ruang kelas untuk mengajar dua tingkatan kelas yang berbeda dengan program yang berbeda atau murid dari dua kelas bekerja secara sendiri-sendiri di ruangan yang sama, masing-masing duduk di sisi ruang kelas yang berlainan dan diajarkan program yang berbeda oleh satu guru.
Dewasa ini pembelajaran kelas rangkap tidak lagi semata-mata dilihat dari dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda, tetapi juga dalam satu tingkat kelas yang sama, namun terdiri dari murid dengan tingkat kemampuan dan kemajuan yang berbeda. Perbedaan kemampuan dan kemajuan di antara murid pada tingkat kelas yang sama dapat terjadi tidak hanya dalam satu mata pelajaran yang sama, akan tetapi juga dalam mata pelajaran yang berbeda.
Model pembelajaran kelas rangkap yang penulis ketahui adalah: Pertama, dua kelas dengan dua mata pelajaran dalam satu ruangan. Kedua, dua kelas dengan dua mata pelajaran dalam dua ruangan. Ketiga, tiga kelas dengan tiga mata pelajaran dalam tiga ruangan. Namun dalam hal ini, idealnya seorang guru dapat menjadi guru kelas rangkap di ruangan yang berbeda. Mengapa demikian? Karena rata-rata jumlah siswa dalam satu kelas adalah 20 hingga 28 siswa. Jika pelaksanaan pembelajaran dalam kelas rangkap, siswa dari dua kelas dijadikan dalam satu kelas atau satu ruangan, maka yang terjadi juga pengelolaan dalam pembelajaran tidak efektif. Kemungkinan yang terjadi adalah suasana gaduh atau siswa akan ribut, siswa tidak memperhatikan pelajaran atau pun tugas yang diberikan oleh guru.
Pilihan yang pas menurut hemat penulis yaitu pembelajaran dilaksanakan di kelas masing-masing, artinya siswa menerima pelajaran tetap di kelasnya masing-masing. Namun pembelajaran tetap mengikuti jadwal pelajaran di kelasnya. Misalnya seorang guru kelas 4, ditugaskan oleh kepala sekolah untuk menghandle pembelajaran di kelas 3 dikarenakan guru kelas 3 tidak dapat hadir karena alasan tertentu yang sangat penting. Maka guru kelas 4 tersebut otomatis mengajar kelasnya sendiri terlebih dahulu, di samping harus mengajar di kelas 3 dalam waktu yang sama. Bagaimana pun juga seorang guru harus dapat memerankan tugas di dua kelas berbeda dengan mata pelajaran yang berbeda pula.
Guru harus punya strategi untuk mengajar di kelas rangkap, yaitu di kelasnya sendiri kelas 4 dan kelas 3 sebagaimana yang ditugaskan oleh kepala sekolah. Di kelas 4, kelasnya sendiri guru bisa menugaskan siswa untuk membaca buku paket dengan materi tertentu misalnya membaca buku paket halaman sekian misalnya dengan waktu 10 hingga 15 menit. Secepatnya guru pindah, masuk ke kelas 3 menyampaikan pada siswa kalau guru kelasnya berhalangan hadir. Dengan melihat jadwal yang tertempel di dinding kelas, guru memerintahkan siswa membuka buku paket pelajaran hari itu. Kemudian guru melanjutkan penjelasan materi pelajaran yang sudah disampaikan oleh guru kelasnya pada pertemuan yang lalu.
Jika guru kelas rangkap sudah menjelaskan materi pelajaran dan memberikan tugas kepada siswa kelas 3, strategi berikutnya adalah guru kembali kelasnya sendiri dan memberikan penjelasan kepada siswa kelas 4, seperti biasanya jika dalam penjelasan ada siswa yang belum mengerti atau memahami, siswa bisa menanyakan materi pelajaran kepada guru. Selanjutnya, guru memberikan tugas kepada siswa; bisa tugas mandiri atau tugas kelompok kepada siswa. Selanjutnya guru tersebut kembali ke kelas 3 untuk memeriksa tugas yang tadi diberikan, bilamana perlu diberikan penilaian terhadap tugas tersebut. Begitu seterusnya, bergantian dari kelas yang satu ke kelas yang lain. Mata pelajaran yang satu berganti dengan mata pelajaran yang lain. Hingga sampai waktunya pulang sekolah.
Dengan cara yang demikian idealnya dilakukan oleh guru ketika melihat kelas yang sebelah gurunya belum datang atau pun berhalangan hadir, daripada kelas sebelah ribut/suasana gaduh. Meskipun belum mendapat amanah atau ditugasi oleh kepala sekolah, guru harus siap memerankan sebagai guru kelas rangkap sewaktu-waktu. Guru mengajar di dua kelas yang berbeda dalam waktu yang sama dengan mata pelajaran yang berbeda pula, kiranya sudah dibekalkan oleh lembaga pendidikan waktu yang bersangkutan menuntut ilmu. Sehingga ketika menjadi guru yang bersangkutan harus siap. Tidak ada kata tidak selain guru siap mengajar di kelas rangkap. Sehingga siswa datang ke sekolah untuk belajar. Dan tentunya tidak ada lagi jam kosong.