Masfaratna,S.Pd
Guru
Media berasal dari kata “Medium” yang berasal dari bahasa Latin “Medius” dan bermakna “perantara” atau pengantar. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2020), media dapat diartikan sebagai alat atau saraana komunikasi seppeeti koran, majalah, radio, televisi, film, poster dan spanduk; perantara; penghubung. Media juga dapat diartikan sebagai sarana komunikasi antara sumber dan penerima yang menciptakan hubungan sosial dalam dua cara, yakni pertama media yang menggunakan teknologi dapat memotong waktu dan ruang dan memungkinkan individu yang tidak terhubung untuk berinteraksi (Iskandar dkk., 2020).
Media PhET interactive simulations merupakan sebuah proyek di Universitas Colorado yang mengembangkan sebuah alat simulasi yang difokuskan pada pembelajaran fisika, namun demikian PhET juga menyediakan beberapa simulasi untuk pembelajaran kimia, biologi, matematika dan sains lainnya (Finkelstein et al., 2005; Wieman et al., 2010; Perkins et al., 2006). Dapat disimpulkan salah satu media yang relevan dengan materi hukum pergeseran wien adalah media simulasi PhET. Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Sinulingga (2016) bahwa pembelajaran fisika berbantuan media simulasi PhET dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sehingga menurut pendapat penulis penggunaan media media yang relevan salah satunya media simulasi PhET untuk mengajarkan materi pada materi hukum pergeseran wein. Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Muzana (2021) bahwa siswa lebih menikmati proses pembelajaran karena bisa digunakan untuk belajar mandiri juga lebih mudah dipahami dalam setiap tahap simulasinya.
Penggunaan media pembelajaran yang relevan sesuai dengan materi pelajaran yang diberikan dianggap sebagai solusi yang diharapkan. Sehingga diperlukan media pembelajaran yang relevan seperti PhET simulation efek fotolistrik. Sehingga sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang harus dimiliki siswa di abad 21 ini yang disebut 4C, yaitu Critical Thinking and Problem Solving (berpikir kritis dan menyelesaikan masalah), Creativity (kreatifitas), Communication Skills (kemampuan berkomunikasi) dan Ability to Work Collaborastively (kemampuan untuk bekerja sama ). Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Fithriani et al.(2016) bahwa penggunaan media PhET dapat meningkatkan keterampilan berfikir kritis siswa.
Keunggulan laboratorium virtual dengan media PhET simulation adalah bisa menjelaskan konsep abstrak yang tidak bisa dijelaskan melalui penyampaian verbal. Laboratorium virtual bisa menjadi tempat melakukan eksperimen yang tidak bisa dilakukan di dalam laboratorium konvensional . Ini sejalan dengan yang disampaikan (Riantoni, 2019) yang menyatakan PhET simulation dapat dikolaborasikan dengan percobaan real atau sebagai pengganti laboratoriun real. Sehingga dengan menggunakan PhET simulation dapat membantu menjelaskan konsep fisika yang abstrak yang tidak bisa dijelaskan dengan kasat mata dan dalam penggunaanya tidak memerlukan waktu yang banyak. Sehingga menurut pendapat penulis penggunaan media PhET simulation merupakan media yang relevan untuk mengajarkan materi Radioaktivitas. Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh (Muzana,2021) bahwa siswa lebih menikmati proses pembelajaran karena bisa digunakan untuk belajar mandiri juga lebih mudah dipahami dalam setiap tahap simulasinya.
Permasalahan yang sering penulis temui dalam mengajarkan materi Radioaktivitas pada peluruhan dan menghitung waktu paruh, guru masih menggunakan metode konvensional yaitu ceramah, dan siswa sulit memahaminya jika hanya dijelaskan dengan bahasa verbal. Sehingga siswa sulit mendefinisikan tingkat peluruhan Radioaktivitas. Radioaktif adalah salah satu konsep fisika yang mempelajari terkait suatu unsur yang tidak stabil. Selain karena keterbatasan panca indra juga dikarenakan tingkat keamanan jika dilaksanakan praktikum secara langsung. Di mana Siswa tidak dapat menganalisis perubahan zat radioaktivitas, peluruhan jumlah sampel waktu peluruhan. Sehingga dalam menyampaikan materi ini dibutuhkan media yang relefan seperti PhET simulation. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Sinaga, 2011) bahwa penerapan simulasi dan interactive virtual laboratory berhasil meningkatkan pemahaman konsep Radioaktivitas. Setelah dijelaskan dengan bantuan media PhET simulation nanti diharapkan siswa mampu menggunakan panca indranya untuk melakukan pengamatan secara mengenai peluruhan atom 14C menjadi 14N dan peluruhan atom 238U menjadi 238Pb.
Salah satu konsep dalam fisika yang perlu didukung dengan praktikum virtual Phet yaitu pada materi Fisika modern tentang waktu paruh (Herwinarso dkk, 2012). Oleh karena itu penelitian ini menggunakan media Phet simulation untuk menghitung waktu paruh yang dialami isotop karbon-14 dan uranium-238, menghitung besar konstanta peeluruhan pada isotop karbon-14 dan uranium-238. Serta mengetahui tingkat ketelitian percobaan yang dilakukan menggunakan PhET simulation.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 10 Juni 2021 dengan menggunakan 2 jenis isotop yaitu carbon-14 dan Uranium-238. Kemudian dianalisis menggunakan PhET simulation. Adapun prosedur percobaan adalah dengan menyiapkan laptop atau perangkat komputer yang telah terkoneksi internet. Kemudian masuk ke link https://phet.colorado.edu/sims/cheerpj/nuclear-physics/latest/nuclear-physics.html?simulation=radioactive-dating-game&locale=in. Lalu pilih submenu “Tingkat Peluruhan” Pilih jenis isotop yang akan ditinjau (carbon-14 dan Uranium-238). Untuk percobaan pertama menggunakan carbón -14 dan percobaan kedia menggunakan isotop aursnium-238). Atur ulang semua inti yang ada pada wadah. Gunakan semua inti atom (1000 inti) untuk memudahkan proses pengamatan. Amati jumlah inti atom 14C dan 14N pada saat mencapai waktu paruh ke-1, ke-2, dan ke-3 di ulang sebanyak tiga kali. Catat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.Ulangi langkah sampai tiga kali untuk meninjau isotop 238U menjadi 238Pb. Jumlah inti yang tersisa ini kemudian dianalisis untuk mengetahui hubungan antara waktu paruh dengan jumlah inti yang tersisa dalam peluruhan.
Hasil análisis percobaan dengan menggunakan virtual lab PhET Simulation jika dibanding dengan persamaan menunjukkan bentuk kurva yang menurun secara eksponensial. Berdasarkan data dari grafik tingkat ketepatan grafik (R2) sangat tinggi yaitu 0,9657 hampir mendekati 1.
Adapun pada Uranium-238 menjadi timah 206 dengan waktu paruh ke-1, wqktu paruh ke-2 dan ke-3 ditampilkan pada grafik 3.
Gambar 3 menunjukkan grafik hasil analisis hubungan antara jumlah inti yang tersisa terhadap waktu paruh isotop uranium-238. Hasil analis percobaan dengan menggunakan Phet simulation menunjukkan bentuk kurva yang menurun secara eksponensial. Dari grafik terlihat bentuk kurva yang menurun secara eksponensial. berdasarkan data yang diperoleh dari grafik tingkat ketepatan grafik (R2) sangatlah tinggi karena nilai R2= 0,9621 mendekati 1.
Sehingga dapat disimpulkan hasil yang diperoleh melalui percobaanmpenggunaan laboraturium virtual Phet simulation didapat memiliki akurasi yang tinggi. Dengan kata lain, kegiatan percobaan yang telah dilakukan sesuai dengan hasil perhitungan yang berdasarkan konsep-konsep dari buku. Penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh (Rahel, 2021) yang menyatakan Percobaan menggunakan PhET Simulation memiliki tinggkat ketelitian yang tinggi. Jumlah atom yang mengalami peluruhan hasil percobaan dan hasil perhitungan sama.
Fisika kuantum merupakan sebuah ilmu yang membahas benda dengan ukuran yang sangat kecil dan tidak dapat dilihat dengan kasat mata. Fisika kuantum studi yang mempelajari mengenai prilaku materi serta energi yang ada pada tingkatan molekular, atom, nuklir serta tingkat mikroskopis dan juga ditinjau dari tingkat keamanannya. Sehingga diperlukan media yang relevan untuk mengajarkan materi proses peluruhan Radioaktif kepada peserta didik sesuai dengan kurikulum merdeka dengan pendekatan saintifik. Salah satu media yang relevan dengan dengan materi ini yaitu PhET Simulation. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan hubungan inti mula-mula dan jumlah inti sisa pada proses peluruhan sehingga dapat ditentukan tingkat peluruhan pada isotop 14C menjadi 14 N dan isotop 238U menjadi 238 Pb pada waktu paruh ke-1, waktu paruh ke-2 dan waktu paruh ke-3.
Sehingga mindset yang kurang tepat dalam pembelajaran dapat dikurangi, seperti , guru adalah satu satunya informasi belajar, pembelajaran hanyalah proses transfer ilmu, kegiatan belajar hanya terjadi dikelas saja tetapi bisa diluar kelas dan di laboratorium. Pembelajaran yang menekankan kepada kecepatan dan ketepatan berhitung. Dan beranggapan kompetisi adalah segalanya.