Meilysa Ajeng Kartika Putri
Guru menjadi agent of change yang dapat membentuk dan menghasilkan generasi yang potensial dan unggul dengan kompetensi profesional yang dimilikinya. Hal ini berkaitan dengan kualitas pembelajaran yang terjadi. Faktor yang memengaruhi kualitas pembelajaran, salah satunya terletak pada seorang guru. Kesiapan seorang guru menjadi salah satu penentu keberhasilan suatu proses pembelajaran, hal tersebut meliputi pengetahuan yang dimiliki oleh guru, kemampuan guru dalam membuat perencanaan pembelajaran, kemampuan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran, kemampuan guru dalam memanfaatkan metode pembelajaran, kemampuan guru dalam mengelola kelas, serta kemampuan guru dalam mengevaluasi hasil pembelajaran.
Lesson Study dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan mutu guru, hal ini dikarenakan Lesson Study merupakan salah satu model pembinaan profesi pendidik yang dilaksanakan secara kolaboratif dan berkelanjutan demi meningkatkan kualitas pembelajaran. Lesson Study bermula dari Jepang yang dilaksanakan sejak awal tahun 1900an. Kata Lesson Study berasal dari bahasa Jepang jugyokenkyu yang berarti pengkajian terhadap pembelajaran. Adapun di Indonesia, LS pertama kali diperkenalkan oleh JICA (Japan International Cooperation Agency) dalam rangkaian kegiatan follow up program dari Indonesian Mathematics and Science Teaching Education Project (IMSTEP) pada akhir tahun 2004 yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan matematika dan IPA di Indonesia.
Kegiatan lesson study dimulai dengan sebuah perencanan “Plan”, dilanjutkan dengan pelaksanaan proses pembelajaran yang sesuai dengan perencanaan “Do” yang didasarkan pada pembelajaran kolaboratif, kemudian dilakukan analisis pada forum refleksi bersama dengan guru sejawat atau kepala sekolah yang bertujuan untuk saling belajar dan meningkatkan kualitas pembelajaran “See”. Lesson Study, secara implementasi lebih diunggulkan untuk dapat mengakselerasi peningkatan mutu guru dalam proses pembelajaran dibandingkan inservice training guru lainnya. Mengapa bisa dikatakan demikian?
Hal ini dikarenakan, dengan adanya Lesson Study mendorong terbentuknya komunitas belajar (learning communnity) secara konsisten, tanpa disadari dapat meningkatkan pengetahuan yang dimiliki guru, di mana pengetahuan tersebut dibangun melalui Lesson Study. Hal ini tentunya menjadi modal yang berharga untuk meningkatkan kualitas kinerja dari masing-masing pihak yang terlibat. LS juga memungkinkan guru mengkaji serta mengembangkan pembelajaran yang terbaik yang dapat dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar setelah melalui kegiatan refleksi (see) bersama guru lain, guru mata pelajaran lain, kepala sekolah ataupun pengawas. Tidak hanya itu, LS terdapat karakteristik collaborative learning, hal ini memberikan kesempatan kepada guru untuk merancang pembelajaran secara bersama. Aktivitas kolaboratif ini dapat memberikan peluang bagi guru untuk memikirkan pembelajarannya sendiri setelah mempertimbangkan pengalaman dari guru-guru lain (shared experience). Hal ini tentunya bermuara pada peningkatan mutu guru dalam melakukan proses pembelajaran.