By. Inda Lesmana, S.Pd.I
Guru SDN 23 Tanjung Gadang
Kecamatan Sutera , Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat
Sekarang ini menjadi seorang guru harus mempunyai keahlian setingkat di atas murid. Jika tidak demikian, maka kita akan di cap sebagai guru yang kolot dan ketinggalan zaman. Murid zaman sekarang banyak yang pintar. Perkembangan teknologi yang semakin canggih membawa pengaruh yang besar bagi murid. Mereka bisa pintar karena belajar di Internet.
Seperti yang kita ketahui sekarang ini Pengaruh game online sangat meresahkan. Dari balita, anak usia sekolah, anak-anak muda dan orang dewasa merasakan dampaknya kemajuan Teknologi. Mereka sudah terbiasa memainkan permainan online yang ada di gadged atau HP Android yang mereka punya. Mereka bisa menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar HP karena rasa penasaran yang tinggi terhadap game yang mereka mainkan. Bahkan mereka bisa sampai lupa makan dan lupa tidur karena kecanduan game tersebut.
Menyikapi hal demikian, maka dalam mengajar Guru harus bisa memainkan peran yang penting sesuai perkembangan zaman. Mengajar dengan gaya jadul (jaman dulu) tidak lagi diminati murid. Mereka akan cepat bosan dengan materi pelajaran yang diberikan gurunya. Apalagi metode ceramah dan CBSA (Catat Buku Sampai Abis) sudah tidak menarik lagi bagi murid. Mereka akan cepat bosan di kelasnya dan bagi mereka pelajaran tidak lagi menyenangkan .
Banyak cara yang bisa dilakukan guru untuk memotivasi murid zaman sekarang. Salah satu cara yang bisa dilakukan guru adalah dengan meningkatkan kemampuan IT nya dalam mengajar. Sehingga apapun pembelajaran yang akan disampaikannya akan menjadi menantang oleh murid. Disamping itu guru juga memerlukan sentuhan-sentuhan dari hati ke hati untuk membangkitkan empati murid supaya bisa merasakan hal yang sama seperti orang lain rasakan.
Menurut Bill Gates pendiri Microsoft, teknologi hanyalah sebagai alat. Namun, untuk menjadikan anak-anak bisa saling bekerja sama dan termotivasi sosok guru adalah yang paling penting. Peran guru selamanya tidak akan terganti. Guru-guru yang bisa ditinggalkan dan dilupakan hanyalah guru-guru yang berhenti belajar, enggan berkontribusi, lumpuh dalam karya dan tidak benar-benar jatuh cinta pada anak-anak dan pendidikan.
Kita tidak bisa menyalahkan teknologi dalam membawa pengaruh di kehidupan manusia. Pengaruh tersebut bisa positif dan bisa negatif. Guru yang bijaksana akan mengarahkan muridnya untuk menumbuhkembangkan hal yang positif. Hal ini membuat peran guru tidak akan bisa tergantikan oleh kecanggihan teknologi. Mungkin bisa saja sekarang tenaga manusia sudah banyak digantikan oleh mesin karena kecanggihan teknologi, tetapi peran guru yang sesunggunya tidak akan pernah tergantikan oleh kemajuan Teknologi.
Jika dilihat perkembangan teknologi saat ini, murid yang ingin pintar mereka bisa belajar di internet. Banyak tempat belajar yang bisa mereka cari di internet. Mereka akan lebih pintar dari gurunya dan mereka akan beranggapan tidak usah lagi capek-capek pergi sekolah. Toh mereka bisa belajar dari rumah dan di mana saja. Nah, disinilah kelemahan dari Teknologi. Mereka hanya bisa mencetak generasi yang pintar tetapi tidak bisa mencetak generasi yang punya hati dan perasaan yang bisa mengontrol perilaku mereka jika mereka salah arah.
Menurut Ki Hajar Dewantara Pendidikan memberikan tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Budi pekerti sangat perlu diajarkan dalam keluarga. Pendidikan dalam keluarga sangat menetukan perilaku anak di sekolah.
Bukan zamannya lagi menjadi guru yang galak, otoriter dan ditakuti semua orang. Tetapi sekarang guru yang diminati itu adalah guru yang bisa berbaur dengan muridnya. Guru yang bisa memberikan teladan yang akan ditiru muridnya. Memberikan sentuhan dari hatinya. Bagaimana kita bisa menjadi guru yang bisa di kenang oleh muridnya nanti setelah mereka berhasil. Guru yang bisa memotivasi muridnya belajar, menginspirasi muridnya berkarya sesuai dengan bakat dan zamannya.
Lalu bagaimana menjadi guru yang memotivasi dan menginspirasi muridnya dalam belajar? Agar pembelajaran membuat mereka tertarik dan menyenangkan? Salah satu caranya guru harus bisa memasukkan IT dalam pembelajaran. Contohnya dengan memanfaatkan aplikasi kahoot yang bisa dimainkan secara online. Murid pun akan menjadi semangat dan tertantang menjadi yang terbaik. Karena mereka bisa melihat beberapa nilai teratas dalam permainan tersebut. Banyak model yang dapat digunakan oleh guru dalam menjadikan game ini untuk memotivasi murid dalam belajar.
Besar harapan pemerintah kepada guru. Dari tangan dingin guru akan lahir generasi penerus bangsa. Banyak orang-orang besar akan lahir dari tangan guru yang bijaksana. Jangan sampai kita tergilas oleh kemajuan zaman. Terus belajar dan belajar terus. Mudah-mudahan kita semua menjadi guru yang selalu belajar dan berkarya. Guru yang selalu mengupdate ilmunya untuk kemajuan belajar murid. Guru yang bisa memotivasi guru lain menjadi guru masa depan yang diidolakan.