logo-color

Publikasi
Artikel Populer

APAKAH PERINGKAT KELAS MASIH PENTING?

Arif Wicaksono

Arif Wicaksono

Peringkat dalam kelas atau biasa disebut dengan ranking merupakan urutan nilai rapor siswa dalam satu kelas yang sudah sejak lama dijadikan sebagai tolak ukur pencapaian siswa. Nilai yang dapat diketahui setiap akhir semester ini menjadikan momok yang menakutkan bagi sebagian siswa. Terutama bagi siswa yang kemampuan akademiknya masih kurang baik dari pada teman sekelasnya yang lain. Ketakutan tersebut juga timbul atas tekanan sebagian orang tua yang menuntut anaknya untuk mendapat ranking 1 atau biasa disebut Bintang Kelas. Sebagian orang tua juga tak segan memberikan hukuman tatkala anaknya mendapat ranking terbawah. Bahkan beberapa orang tua secara sadar atau tidak sadar akan membandingkan dengan pencapaian saudara dari anaknya hingga anak tetangga yang pencapaiannya lebih baik. Hal-hal seperti itu lah yang kerap kali membuat siswa tertekan dan ketakutan pada momen pembagian rapor. Hingga dapat terjadi hal-hal lain yang mungkin tidak diharapkan oleh orang tuanya.

Fenomena-fenomena tentang ranking dalam kelas yang masih terjadi hingga saat ini disebabkan oleh kesalahpahaman sebagian orang tua. Orang tua menganggap bahwa setiap anak seharusnya memiliki kemampuan akademik yang sama dengan anak lainnya. Padahal setiap anak terlahir istimewa, dengan kemampuan masing-masing yang unik. Bahkan saudara satu rahim pun dapat memiliki kemampuan yang berbeda. Sehingga kemampuan akademik bukan satu-satunya kemampuan yang menjadi tolak ukur pencapaian siswa. Pemahaman yang seperti ini, jika terus dipertahankan dapat menyebabkan menurunnya kreativitas siswa. Anak-anak akan tertekan untuk menguasai materi yang sulit dimengerti oleh mereka. Bukan malah fokus untuk mengasah minat dan bakat yang mereka miliki. Padahal jika seorang siswa difasilitasi untuk menguasai bidang yang sesuai minat dan bakatnya, besar kemungkinan siswa tersebut dapat berprestasi tanpa tekanan yang dari sana-sini. Orang tua perlu mencari tahu terkait minat dan bakat dari anaknya sendiri. Lebih-lebih jika dapat memfasilitasinya, itu akan sangat baik untuk prestasi anak ke depannya.

Oleh karena itu, dibutuhkan peran wali kelas yang dapat menyampaikan kepada wali murid saat pembagian rapor bahwa nilai rapor memang penting, namun bukan satu-satunya nilai untuk mengukur pencapaian siswa. Masih banyak kemampuan unik lainnya dari tiap siswa yang tidak bisa dibandingkan begitu saja. Kita tidak bisa membandingkan kera dan ikan dari cara mereka memanjat pohon. Karena dengan demikian, ikan akan merasa jadi makhluk paling bodoh di dunia. Begitu pula dengan siswa. Setiap siswa itu istimewa dengan minat, bakat, dan talentanya. Jangan mematikan kreativitasnya dengan tekanan nilai akademik semata.

Tags

Share this post:

Postingan Lain

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jika ingin berlangganan berita dari kami, silakan memasukkan email pada kolom di bawah ini

Radar Edukasi adalah portal berita pendidikan di bawah naungan Penerbit P4I