MISKADI
Karakter seorang anak pertama kali terbentuk dari lingkungan keluarga yaitu kedua orang tuanya. Anak akan cenderung meniru perilaku yang ia lihat, dan dengarkan dari orang terdekatnya. Ketika seorang anak melakukan suatu tindakan, bukan berarti hal tersebut dilakukan tanpa sebab. Memori dan ingatan anak kecil sangat tajam mampu merekam kenangan di masa kecilnya, baik itu sebuah kenangan manis atau malah kenangan yang kurang baik. Didikan orang tua yang kurang tepat akan memengaruhi pembentukan karakter anak yang kurang baik.
Orang tua zaman dahulu kurang luwes dalam mendidik anak, bisa dibilang keras. Ketika anak melakukan kesalahan seperti mencoret-coret tembok, sebagian besar orang tua akan memarahinya tanpa memberikan pengertian yang cukup atas apa yang dilakukan oleh si anak. Tindakan seperti ini akan terekam jelas dalam ingatannya, anak akan cenderung memberontak karena memang tidak mengerti atas apa yang sudah dilakukannya, dan reaksi amarah yang ditunjukkan oleh orang tuanya bisa dicontohnya sewaktu-waktu ketika ia sedang marah. Bukan hanya itu saja, orang tua zaman dahulu juga kurang memberikan kebebasan atas hak anak, seperti menuntut anak untuk selalu berprestasi di bidang akademik dan membandingkan dengan teman sebayanya yang jauh lebih baik darinya. Padahal tingkat kecerdasan dan keterampilan anak berbeda-beda. Kondisi seperti ini akan memengaruhi kesehatan mental anak dan akan tumbuh menjadi karakter yang kurang baik seperti kurang percaya diri, pemalu, lebih suka menyendiri (introvert) dan yang lain sebagainya.
Sebagai orang tua masa kini, perlu banyak belajar dari kesalahan-kesalahan didikan orang tua di masa lampau. Ilmu parenting sangat dibutuhkan dalam mengasuh anak. Metode mendidik anak ini perlu dipelajari dan dipersiapkan jauh sebelum memiliki anak terlebih dalam kesiapan mental memiliki anak. Komitmen dengan pasangan dalam hal mengasuh anak bisa menjadi solusinya, misalkan nanti ketika sudah memiliki anak tidak boleh berbicara dengan nada tinggi di depan anak, tidak boleh memarahi anak, dan lain sebagainya. Lantas ilmu parenting seperti apa yang dapat membangun karakter anak yang baik? Yuk simak beberapa tips berikut:
1. Memberikan contoh yang baik
Membiasakan anak sejak dini dengan basic manner yang baik. Hal ini bisa orang tua lakukan dengan mencontohkan perilaku seperti minta tolong ketika butuh bantuan, mengucapkan terima kasih ketika mendapatkan bantuan atau diberi sesuatu oleh orang lain, dan membiasakan memohon maaf ketika tindakan yang dilakukan adalah salah atau merugikan orang lain. Selain itu, anak juga perlu diberikan edukasi dalam berinteraksi dengan orang lain seperti menghormati orang tua, mencium tangan ketika bertemu dan yang lainnya.
2. Membangun rasa percaya diri anak
Menanamkan rasa percaya sejak dini dapat membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang potensial di masa depannya. Bebaskan ia tumbuh menjadi anak yang aktif. Reaksi melarang anak melakukan sesuatu yang ia inginkan, merupakan sebuah kesalahan. Sebagai orang tua yang bijak kita cukup perlu mengedukasinya, sesuaikan dengan umurnya terlalu keras pada anak akan berdampak negatif pada rasa percaya diri anak.
Rasa percaya diri anak bisa dibangun dengan beberapa cara, yang pertama tidak memarahinya ketika berbuat kesalahan, justru yang perlu orang tua lakukan adalah mengedukasi anak atas apa yang diperbuatnya. Menanamkan bahwa kegagalan dan kesalahan merupakan suatu hal yang wajar, dan dari kegagalan ini dapat dijadikan pembelajaran agar tidak melakukan kesalahan yang sama. Yang kedua memberikan pujian kepada anak, apresiasi ini akan menumbuhkan rasa percaya diri atas apa yang telah dilakukannya. Yang terakhir adalah biasakan komunikasi dengan anak dengan cara mensejajarkan tubuh dan melakukan eye contact, dengan begitu anak akan merasakan bahwa orang tuanya menyayanginya.
3. Mengembangkan potensi yang dimiliki anak
Setiap anak dilahirkan dengan karunia dan kelebihannya masing-masing. Tingkat kecerdasan dan kreativitas anak berbeda-beda. Jangan sekali-kali membandingkannya, orang tua tidak boleh menyamaratakan bahwa anak yang satu dengan yang lain memiliki potensi yang sama. Sebagai orang tua yang baik kita cukup membantu mendukung kelebihan yang dimilikinya dan membantu mengembangkan potensi yang kurang dimiliki oleh anak. Misalkan si anak memiliki keterampilan di bidang olahraga namun di bidang akademiknya kurang, hal yang bisa dilakukan orang tua adalah mendukung apa yang disukai oleh anaknya dan jika bisa memberikan pelajaran yang lebih atas apa yang disukainya seperti mengikutkan kelas sport dan mengikutkan les pelajaran guna membangun kecerdasan akademiknya yang menjadi kelemahannya.
4. Memberikan reward atas keberhasilan anak
Ketika anak mendapatkan suatu pencapaian, orang tua harus memberikan apresiasi. Apresiasi dilakukan sebagai rasa dukungan dan bangga atas apa yang telah dicapai oleh anaknya. Ketika anak mendapatkan dukungan dari orang tuanya, ia akan semakin semangat untuk tumbuh menjadi lebih baik lagi. Mulailah dengan memberikan kalimat pujian, memberikan kado kecil, dan yang lain sebagainya untuk menumbuhkan mental pemenang yang penuh mimpi besar.
5. Berikan rasa kenyamanan namun tidak memanjakan
Jadilah orang tua yang menjadi tempat bersandar yang nyaman bagi anak. Berilah rasa penuh cinta terhadap anak agar ia mendapatkan haknya untuk dikasihi dan disayangi. Rasa sayang yang besar bukan berarti harus dengan memanjakan anak. Memanjakan anak justru dapat berpengaruh buruk terhadap karakter anak. Tempatkanlah sesuatu sesuai porsinya agar anak paham kapan waktunya untuk belajar, serius, dan kapan waktu yang tepat untuk bermain-main. Kedisiplinan perlu diterapkan sejak dini dengan harapan anak menjadi mandiri dan tidak manja, tapi tidak menyampingkan rasa sayang kepada anak.
6. Membiasakan berdiskusi
Ajaklah anak terbiasa berdiskusi mulai dari hal-hal kecil. Seperti menanyakan kegiatan apa saja yang dilakukan di sekolah, pelajaran apa saja yang diberikan oleh guru, dan kesulitan apa saja yang dirasakan di sekolah. Biarkan ia bercerita sesuai apa yang ingin ia sampaikan. Ketika si anak sudah selesai bercerita berilah kesimpulan dan solusi dari apa yang telah dijelaskan. Membiasakan berdiskusi dengan anak sedari dini dapat merangsang sifat peka pada anak, mengidentifikasi setiap permasalahan dan menemukan solusi terbaik dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
Beberapa tips di atas merupakan ilmu parenting yang dapat Sobat Edukatif terapkan dalam membangun karakter anak yang baik. Anak akan memiliki karakter yang positif di tangan orang tua yang tepat. Yuk, mulailah menjadi orang tua yang smart dalam mendidik anak, dan mengeksplor kemampuan anak sesuai porsinya!