Faridatul Munawaroh, S.Pd.
Mahasiswa PPG
Sebagaimana yang diketahui bahwa ada berbagai tipe siswa di sekolah atau bahkan kelas yang memiliki tingkat kesiapan belajar, minat, bakat, dan gaya belajar yang berbeda-beda. Akan tetapi, satuan pendidikan belum mengembangkan kurikulum fleksibel sepenuhnya yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan siswa di sekolahnya masing-masing. Akibatnya, siswa-siswa tersebut membutuhkan layanan pengajaran yang berbeda satu sama lain agar dapat memahami kompetensi dan materi pembelajaran berdasarkan karakteristik dan keunikan masing-masing sehingga dapat berkembang secara maksimal. Oleh karena itu, diperlukan proses pembelajaran yang memperhatikan karakteristik siswa dan perbedaan individu. Bagaimana pembelajaran yang bisa memperhatikan karakter dan perbedaan setiap siswa?
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengatasi hal tersebut. Pembelajaran berdiferensiasi diterapkan dengan berpedoman pada pemenuhan kebutuhan belajar siswa dan bagaimana guru merespons kebutuhan belajar tersebut. Jadi guru perlu melakukan identifikasi kebutuhan belajar dengan lebih komprehensif, agar guru dapat merespons dengan lebih tepat terhadap kebutuhan belajar setiap siswanya. Kebutuhan belajar siswa dapat dikategorikan berdasarkan 3 aspek yakni: kesiapan belajar (readiness), minat siswa, dan profil belajar siswa.
Tujuan dari pemetaan kebutuhan belajar siswa adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara natural dan efisien. Namun sebagai guru, kadang-kadang kita secara tidak sengaja cenderung memilih gaya belajar yang sesuai dengan gaya belajar kita sendiri. Padahal kita tahu setiap anak memiliki profil belajar sendiri. Memiliki kesadaran tentang ini sangat penting agar guru dapat memvariasikan metode dan pendekatan mengajar mereka. Penting juga untuk diingat bahwa kebanyakan orang lebih suka kombinasi profil.
Guru dapat melayani peserta didik yang diajar sesuai dengan keadaan masing-masing dengan melaksanakan proses pembelajaran ini. Sekolah dapat menggunakan proses pembelajaran yang berbeda untuk membebaskan siswa dari keharusan menjadi sama dalam segala hal, memungkinkan mereka untuk mengekspresikan diri sesuai dengan keunikan mereka sendiri. Penerapan pembelajaran berdiferensiasi akan menjadi kurikulum yang fleksibel dan tidak kaku yang hanya percaya pada satu cara untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah.
Pembelajaran diferensiasi menggunakan berbagai pendekatan (multiple approach) dalam konten, proses dan produk. Dalam kelas diferensiasi, guru akan memperhatikan 3 elemen penting dalam pembelajaran diferensiasi di kelas yaitu content (input), proses, dan product (output), bagaimana murid akan mendemonstrasikan apa yang sudah mereka pelajari. Ketiga elemen tersebut tersebut akan dimodifikasi dan adaptasi berdasarkan asesmen yang dilakukan sesuai dengan tingkat kesiapan murid, ketertarikan (interes) dan learning profile. Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pembelajaran seseorang yakni gaya belajar yang berdasarkan visual yaitu belajar dengan melihat (diagram, , catatan, peta, grafik organisator). Lalu ada gaya belajar auditori yang merupakan gaya PowerPoint belajar dengan mendengar (kuliah, membaca dengan keras, mendengarkan musik). Dan gaya belajar kinestetik yakni belajar sambil melakukan (bergerak dan meregangkan tubuh, kegiatan hands on, dsb.).
Berdasarkan pemaparan mengenai ketiga aspek dalam mengkategorikan kebutuhan belajar siswa, maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa untuk mengoptimalkan pembelajaran dan tentunya hasil dari pembelajaran siswa diperlukan pembelajaran yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan belajar siswa. Jadi pembelajaran berdiferensiasi perlu diterapkan agar seluruh kebutuhan belajar siswa terpenuhi, pembelajaran bisa sesuai dengan apa yang diminati dan dibutuhkan setiap siswanya. Dengan tercapainya hal tersebut maka motivasi belajar siswa akan meningkat. Hasil akhirnya adalah siswa yang senang belajar, pembelajaran aktif, dan meningkatnya hasil prestasi siswa.