Muhammad Haeril Lumuan
Indonesia adalah sebuah negeri yang memiliki berbagai keunikan dan potensi luar biasa yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. Salah satu aset bangsa ini yang tak ternilai harganya adalah keramahan dan kesantunan masyarakatnya. Aset dan jati diri bangsa ini harus menjadi perhatian khusus bagi setiap elemen bangsa. Bagaimana tidak? Akhir-akhir ini seiring dengan pesatnya perubahan sosial masyarakat yang salah satu penyebabnya adalah pesatnya perubahan di bidang teknologi dan komunikasi dalam hal ini adalah penggunaan internet dan media sosial yang semakin mengkhwatirkan dan seolah merubah pola kominikasi masyarakat dewasa ini.
Kehadiran internet dan media sosial yang telah menjangkau semua kalangan baik masyarakat yang tinggal di kota dan di desa, dengan berbagai latar belakang ekonomi dan pendidikan yang berbeda telah merasakan efek luar biasa dari teknologi ini. Kita seolah telah memiliki dua dunia dengan kehadiran media sosial dan platform lainnya. Kehadirannya bagaikan pisau tajam di kedua sisinya. Banyak kemudahan dan manfaat dari teknologi ini namun di sisi lain memberi efek merusak pada tatanan kehidupan sosial dan interaksi masyarakat. Tanda-tanda alarm kehidupan sosial masyarakat sudah mulai berubah sudah kita rasakan sekarang. Ruang digital kita kini banyak dihiasi oleh perilaku-perilaku tidak terpuji dan bahkan kita jarang menemukannya di dunia nyata. Kita sering melihat dan meyaksikan ruang digital kita banyak dipenihi oleh berbagai tindakan dan kata kata tidak terpuji baik mulai dari orang-orang terkenal sampai orang yang tidak terkenal sekali pun. Sehingga ruang ini tak layak dan sehat untuk di saksikan oleh generasi muda atau anak anak kita.
Keramahtamahan di ruang digital harus menjadi perhatian kita semua. Ruang ini harus menjadi penuntun bagi siapa saja yang menyaksikannya, sehingga kita bisa merasakan manfaat luar biasa dari ruang publik yang sehat dan bersih dari hal-hal buruk. Keramahtamahan masyarakat Indonesia tidak luntur hanya karena pengaruh perkembangan teknologi. Kita berharap kehadiran teknologi ini mampu mempererat persatuan dalam kebhinekaan kita sebagai bangsa majemuk.
Sekolah sebagai tempat penyemaian jati diri bangsa memiliki peran yang penting dan strategis untuk menjaga jati diri bangsa yang telah lama diwarisakan oleh para pendiri bangsa ini. Sekolah menjadi gerbang terdepan dalam upaya mencegah perilaku yang mengarah pada terjadinya disharmoni di tengah masyarakat. Di sekolah anak belajar untuk selanjutnya bisa digunakan di kehidupan nyata nantinya. Olehnya itu ruang publik yang bernama media sosial dan sudah menjadi milik bersama harus aman dari berbagai tindakan yang tidak sehat. kita sudah menyaksikan bahwa ruang ini telah digunakan untuk berbagai kegiatan kejahatan. Mulai dari perundungan, persekusi, kejahatan seksual pada anak, intoleransi dan serta peredaran narkoba pun sudah mengunakan media ini.
Perundungan dan sikap intoleransi di media sosial sudah memasuki fase warning bagi kita semua. Para pengguna media tidak segan dan tanpa berpikir panjang untuk mempertontonkan perilaku tidak terpuji di ruang publik ini. Para pengguna seolah tak memiliki rasa dan sopan santun dalam bebicara atau berinteraksi. Mirisnya, kondisi ini sudah sampai pada siswa-siswa kita. Mereka mulai meniru apa yang mereka lihat di media sosial. Media sosial sudah menjadi “guru” baru bagi mereka dalam mengunakan ruang media sosial. Para siswa kita mulai mencoba mengunakannya dengan cara tidak sehat. Sehingga perlu usaha bersama untuk mengembalikan jati diri bangsa kita sebagai bangsa yang terkenal dengan sopan santun warganya.
Salah satu upaya untuk menjadikan sekolah yang sehat dari berbagai tindakan menyimpang di media sosial adalah dengan melakukan berbagai gerakan bersama untuk menggugah kesadaran para siswa tentang pentingnya kesadaran literasi digital untuk memilih dan memilah informasi di media sosial. Membentuk sikap kritis siswa dalam menerima setiap informasi. Membiasakan siswa mengambil sumber berita dari sumber-sumber yang terpercaya dan bertanggung jawab. Selanjutnya mengaktifkan sensor nalar setiap anak untuk berbagai berita yang diterima. Untuk berbagai sikap intoleransi sekolah melakukan gerakan bersama untuk membasmi intoleransi di sekolah. Siswa harus terlatih untuk tidak menang sendiri, menghargai setiap perbedaan baik agama, suku, ras, golongan, warna kulit, bentuk fisik dan segala macam perbedaan. Menguatkan perbedaan sebagai alat bagi siswa untuk bersatu dan bekerja sama dalam mewujudkan cita-cita bersama sebagai bangsa. Para siswa-siswi harus diberi kegiatan untuk berkolaborasi dalam perbedaan agar menjadi bekal bagi mereka dalam menjalani kehidupan setelah tamat. Kerja sama orang tua dan sekolah untuk mewujudkan impian ini. Saatnya sekolah bergerak untuk mengurangi riuhnya media sosial dari hal negatif yang hanya merugikan para generasi muda sebagai pelanjut estafet perjuangan hangsa ini. Media sosial harusnya menjadi ruang publik yang sehat dan meyehatkan bagi siapa saja. Para siswa menjadi bagian penting dari pengguna dan penghuni media sehingga keberadaan mereka bisa merubah warna media sosial kita di masa masa mendatang. Waallahu a’lam