Puput Nupitasari
Guru
Di tengah pandemi Covid-19 ini, literasi baca tulis mengalami kemunduran. Karena kegiatan belajar mengajar dilakukan dari rumah secara daring. Pemberian materi terbatas melalui WhatsApp. Belum lagi ketersedian gadget dan internet peserta didik yang kurang mampu. Mereka harus bergabung dengan teman yang dekat dengan rumah. Kondisi ini membuat proses belajar mengajar terganggu. Selain itu, kegiatan belajar mengajar dari rumah dinilai kurang efektif sehingga menimbulkan penurunan daya tangkap peserta didik. Mereka menjadi banyak bermain terutama bermain game di rumah. Keadaannya ini semakin memperburuk daya tangkap terhadap pelajaran siswa mereka cenderung malas belajar. Memasuki Tahun Pelajaran 2022/2023 keadaan mulai membaik, kegiatan pembelajaran mulai aktif. Siswa mulai belajar sesuai jam belajar umumnya.
Kondisi pandemi 3 semester ini harus menjadi pembelajaran dan evaluasi bersama. Pentingnya komunikasi antara guru dan juga orang tua dalam menemani peserta didik kita belajar. Menjadi fasilitator bagi peserta didik serta memahami kebutuhan belajar peserta didik karena masing- masing peserta didik memiliki karakter, minat dan bakat yang berbeda tentunya. Nah, dalam keadaan ini pemerintah mencetuskan Kurikulum Merdeka belajar untuk menanggulangi keterlambatan belajar selama pandemi Covid-19. Profil Pelajar Pancasila adalah tujuan yang ingin dicapai. Upaya pencapaiannya dilakukan melalui program Merdeka Belajar, yang bisa memberikan lahan kreativitas dan improvisasi bagi satuan pendidikan. Merdeka Belajar merupakan salah satu opsi yang dapat dikembangkan dalam dunia pendidikan di Indonesia saat ini. Merdeka Belajar menekankan kepada siswa untuk mandiri belajar dan dapat membentuk karakter siswa. Dengan merdeka belajar kita bebas berekspresi, dimana guru dan siswa memiliki kesempatan yang sama untuk mengutarakan pikirannya, dimana guru sebagai fasilitator siswa untuk mendampingi dalam proses kegiatan belajar mengajar. Dengan menerapkan Merdeka belajar dapat meningkatkan kemampuan soft skills dan hard skills pada siswa agar lebih siap menghadapi perubahan zaman yang semakin maju dan juga meningkatkan siswa menjadi pemimpin yang unggul dan mempunyai kepribadian yang baik.
Dalam Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, Bab II Pasal 3 berbunyi “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri menjadi warga negara Indonesia yang baik dan bertanggung jawab”.
Uno (2007) Karakteristik siswa adalah aspek-aspek atau kualitas perseorangan siswa yang terdiri dari minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar kemampuan berpikir, dan kemampuan awal yang dimiliki.
Direktur Sekolah Dasar memaparkan, pemahaman Profil Pelajar Pancasila dimulai dari 6 literasi dasar sebagai arah dalam mempersiapkan kehidupan di masa depan. Yaitu literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi budaya dan literasi finansial. Ketika 6 literasi dasar ini sudah dipahami sejak tingkat sekolah dasar, ini menjadi bekal yang baik untuk kehidupan di masa depan. Inilah peserta didik yang memiliki Profil Pelajar Pancasila yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, mandiri, berpikir kritis, kreatif, bergotong royong, dan berwawasan global.
Kita tidak hanya sekedar mengetahui Profil Pelajar Pancasila tapi juga harus memahami dan mengimplementasikan di kehidupan sehari-hari. Kita sebagai guru harus berupaya menanamkan pada siswa dan juga mengedukasi orang tua/wali siswa beberapa poin penting yang dapat kita implementasikan dalam kehidupan sehari-hari dari Profil Pelajar Pancasila di antaranya:
- Beriman/bertakwa kepada Tuhan YME. Karakter ini sangat penting karena merupakan pondasi awal kita dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara.
- Karakter ini sangat penting bagi siswa. Pada saat pandemi Covid-19 anak-anak dipaksa oleh keadaan untuk memiliki kemampuan dan kesadaran belajar sendiri secara daring. Mandiri sangat berdekatan dengan kedisiplinan, seperti disiplin menjaga protokol kesehatan, baik di rumah maupun di sekolah.
- Karakter kreatif. Sebagai fasilitator dalam pembelajaran guru harus kreatif untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan selalu berinovasi dalam pembelajaran. Sehingga memacu minat belajar anak-anak semakin meningkat. Dengan inovasi pembelajaran maka siswa akan semakin aktif dan kreatif dalam belajar.
- Bernalar kritis. Ketika siswa memiliki daya pikir yang kuat, ke depan mereka bisa menjadi pribadi yang tidak memiliki prinsip serta mampu memecahkan masalah dan memberikan solusi dari masalah yang ada.
- Kolaborasi dapat dilakukan dengan siapa pun, dengan melihat potensi dan memetakannya.Misalnya saja membangun kolaborasi antar teman dalam menyusun atau menyajikan sebuah karya.
Profil Pelajar Pancasila erat kaitannya dengan budaya kerja. Yaitu pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitarnya. Hal ini memberikan kesempatan bagi para peserta didik untuk belajar dalam situasi tidak formal, struktur belajar yang fleksibel, kegiatan belajar yang interaktif, dan juga terlibat langsung dengan lingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila.
Adapun prinsip untuk menumbuhkan karakter Profil Pelajar Pancasila adalah prinsip holistik, yaitu bermakna memandang sesuatu secara utuh dan menyeluruh, tidak parsial atau terpisah-pisah. Kerangka berpikir holistik mendorong kita untuk menelaah sebuah tema secara utuh dan melihat keterhubungan dari berbagai hal untuk memahami sebuah isu secara mendalam.
Yang kedua ada prinsip kontekstual, yakni berkaitan dengan upaya mendasarkan kegiatan pembelajaran pada pengalaman nyata yang dihadapi dalam keseharian. Prinsip ini mendorong guru dan peserta didik untuk dapat menjadikan lingkungan sekitar dan realita kehidupan sehari-hari sebagai bahan utama pembelajaran.
Kemudian prinsip ketiga berpusat pada peserta didik, yaitu berkaitan dengan skema pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk menjadi subjek pembelajaran yang aktif mengelola proses belajarnya secara mandiri. Diharapkan guru dapat mengurangi perannya dalam kegiatan belajar mengajar yang menjelaskan banyak materi dan memberikan banyak instruksi. Diharapkan para murid lebih aktif dan guru hanya bertugas sebagai fasilitator pembelajaran. Manfaat yang kita peroleh dari kurikulum merdeka belajar ini adalah anak tidak lagi belajar secara sama, malah justru kurikulum ini memberikan ruang terbuka untuk anak mengeksplorasi dan mengekspresikan keinginan minat dia belajar dimana supaya kedepannya anak memiliki jiwa kompetensi yang baik dan karakteristik yang baik. Keadaan ini memfasilitasi semua siswa dengan berbagai macam karakteristik.