logo-color

Publikasi
Artikel Populer

MENGKONSTRUKSI PENDIDIKAN YANG BERNILAI

Moch Dwi Irsyad Saputra

Moch Dwi Irsyad Saputra

Guru

Pendidikan adalah investasi penting dalam kehidupan. Dengan pendidikan yang baik, kualitas kehidupan seseorang juga diharapkan menjadi lebih baik dari sebelumnya, baik segi ekonomi, sosial dan rohani. Negara dikatakan maju adalah karena kualitas pendidikannya yang maju. Mari kita lihat data, Berdasarkan data yang telah terpublikasi oleh World Population Review, di tahun 2021 lalu, lima besar negara dengan rangking sistem pendidikan terbaik adalah Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Kanada, dan Perancis. Negara-negara tersebut adalah yang terkenal sebagai Developed Country yang kokoh sebagai mercusuar dunia sekarang. Sementara negara kita, Indonesia berada di peringkat 54 dari total 78 negara. Mari kita lihat sejarah, waktu jepang menjalani takdir dibumihanguskan karena Bom Nagasaki dan Hirosima, satu-satunya langkah yang dilakukan Kaisar Hirohito saat itu adalah bukan bertanya seberapa banyak militer, prajurit perang yang tersisa, namun berapa banyak guru yang tersisa dan masih hidup. Hirohito meyakini, untuk bangkit dari keterpurukan jelas peran guru lebih penting dalam membangun kembali negara yang telah porak-poranda. Sekarang terbukti, Jepang sudah masuk kembali menjadi macan dan negara besar di Asia. Hal ini memberikan kesimpulan, pendidikan saling berarah dengan kemajuan suatu bangsa.

Membangun pendidikan tidak terlepas dari membangun nilai dalam pendidikan, yang kurang lebih berarti pendidikan harus mampu mencipta sesuatu yang berharga dalam kehidupan. Menurut Koentjaraningrat, arti nilai adalah suatu bentuk budaya yang berfungsi sebagai pedoman bagi setiap manusia di dalam masyarakat. Pedoman ini memiliki pesan tentang bagaimana manusia menjalani hidup dengan seharusnya, berbahagia dan memiliki manfaat kepada orang banyak. Nilai menuntun manusia untuk selalu memperbaiki diri, dari yang tidak tahu menjadi tahu.

Nilai pendidikan ini bukanlah melulu tentang peringkat, skor bagus dan saling mengejar kepuasan angka yang tinggi. Saat masih duduk di sekolah, orang percaya satu-satunya cara meraih sukses dalam hidup adalah mendapat nilai bagus. Hal ini tidak sepenuhnya salah, namun kenyataannya lelakon dan peran dalam dunia sekolah hanyalah episode yang singkat dari sebuah perjalanan hidup yang panjang. Mengejar nilai bagus tidaklah cukup dalam membentuk manusia yang tegar dan tangguh dalam berlayar mengarungi tempaan hidup. Banyak orang memilih berhenti belajar ketika sudah lulus sekolah, padahal apa yang dipelajari di sekolah tidaklah cukup untuk mengarungi kehidupan. Nilai-nilai tinggi di sekolah pada kenyataanya tidak semua berbanding lurus dengan kesuksesan di masa depan.

Paradigma-paradigma ini tentunya yang mulai harus mendapat perhatian dalam mengkontruksi pendidikan yang bernilai. Bahwa, pendidikan yang bernilai bukanlah tentang bagaimana seseorang mengumpulkan nilai-nilai tinggi dari hasil menyelesaikan ujian, namun bagaimana pendidikan tersebut mampu menjadi arah pedoman saat menghadapi kehidupan yang luas dengan berbagai ujiannya. Bukan berarti menjawab soal dan mendapat nilai yang tinggi itu salah, namun ada hal yang perlu lebih besar perlu digali lagi dalam usaha membentuk kualitas diri. Hasil belajar dalam pendidikan bukan untuk saling membandingkan kemampuan  satu orang dengan lainnya.  Namun, sebagai hasil refleksi seseorang sendiri tersebut untuk lebih memperbaiki kualitas dan kepribadiannya. Inilah mengapa tidak seharusnya siswa saling memperlihatkan hasil belajarnya kepada teman lainnya. Toh, setiap orang memiliki potensi yang berbeda-beda dengan yang lainnya. Pendidikan bukan ajang kompetisi untuk saling mengalahkan orang lain, namun untuk saling menjadi orang yang berkualitas tanpa perlu melalukan penilaian diri dengan orang lain. Banyak manusia merasa gagal karena membandingkan pencapaian dirinya kepada orang lain. Padahal, tidak pernah ada manusia yang gagal selama dia masih belajar. Maka, dari itu, pendidikan dikatakan berhasil bilamana seseorang juga berhasil mengembangkan hidupnya. Seseorang yang berhasil menjalani hidup maka akan timbul kemandirian, kesuksesan dan kebaikan. Hal ini tentunya akan berdampak semakin luas dalam hierarki kehidupan.

Kurikulum yang dikembangkan di sekolah nampaknya belum sempurna. Banyak pelajaran penting dalam kehidupan yang belum mampu tersentuh selain halnya dengan pelajaran-pelajaran wajib yang sudah ditentukan di jadwal pelajaran sekolah. Misalnya bagaimana berbahagia, menjalin hubungan kerjasama dan cara menghadapi kegagalan. Salah satu kutipan dari Film Bollywood yang rilis tahun 2019, Chhichhore memberi pesan bahwa banyak orang terlena karena semua rencana yang disiapkan harus selalu sukses. Mereka lupa bagaimana mempersiapkan diri ketika menghadapi kegagalan, sehingga ketika suatu kalinya segalanya tidak berjalan dengan baik, mereka kehilangan kehidupan. Padahal, sebenarnya yang paling penting dalam kehidupan adalah hidup itu sendiri.

Pada akhirnya, pendidikan adalah proses belajar sejauh manusia menjalani kehidupannya itu sendiri. Pengalaman kehidupanlah yang mampu memberi pemahaman bahwa nilai pendidikan adalah bagaimana seseorang tidak pernah berhenti belajar membiakkan kebaikan-kebaikan untuk membuat dirinya bukan lebih baik dari orang lain, namun untuik menjadi lebih baik dari dirinya sendiri di masa lalu.

Tags

Share this post:

Postingan Lain

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jika ingin berlangganan berita dari kami, silakan memasukkan email pada kolom di bawah ini

Radar Edukasi adalah portal berita pendidikan di bawah naungan Penerbit P4I