logo-color

Publikasi
Artikel Populer

PERSEPSI GURU SENI BUDAYA TERHADAP PENERAPAN KURIKULUM MERDEKA

MAITA NOVIA. HS, M.Pd.

MAITA NOVIA. HS, M.Pd.

Guru SMA Negeri 7 Kota Bengkulu

Tahun 2022 pemerintah membuat perubahan pada kurikulum pembelajaran di sekolah yang diharapkan mampu membawa perubahan bagi dunia pendidikan. Kemdikbudristek mengeluarkan kurikulum baru yang dinamakan dengan Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka tersebut akan diterapkan untuk semua jenjang, mulai dari TK, SD, SMP dan SMA/SMK, bahkan sampai ke perguruan tinggi. Dalam hal ini, timbul berbagai pendapat dari semua guru di sekolah tentang kurikulum yang digunakan saat ini dengan kurikulum yang akan berganti di tahun pelajaran berikutnya. Barangkali kita dipandang sudah cukup mampu untuk melakukan gebrakan baru melalui perubahan kurikulum. Awal tahun 2022, secara resmi pemerintah mengeluarkan peraturan pemerintah baru guna menyelesaikan  persoalan yang timbul dalam dunia pendidikan. Dengan datangnya rencana regulasi baru ini,  pemerintah mengharapkan dapat mengatasi masalah yang terjadi selama masa pandemi Covid-2019.

Kurikulum merupakan pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan Pendidikan tertentu. Sudjana (2005), mengatakan bahwa kurikulum merupakan niat dan harapan yang dituangkan ke dalam bentuk rencana maupun program pendidikan yang dilaksanakan oleh para pendidik di sekolah. Kurikulum sebagai niat dan rencana, sedangkan pelaksaannya adalah proses kegiatan belajar mengajar. Yang terlibat di dalam proses tersebut yaitu pendidik (guru) dan peserta didik (siswa). Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang sesuai dengan zamannya. Kurikulum bersifat dinamis dan terus berkembang serta disesuaikan dengan karakteristik murid, untuk membangun kompetensi murid sesuai dengan minat kebutuhan mereka, saat ini dan di masa depan. Menurut Ki Hajar Dewantara (KHD) bahwa dasar pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam diartikan sebagai lingkungan alam tempat peserta didik berada, baik kultur budaya maupun kondisi alam geografisnya. Kodrat alam berhubungan juga dengan karakter dasar anak. Kodrat zaman dapat diartikan bahwa kita sebagai guru harus membekali keterampilan kepada siswa sesuai zamannya agar mereka bisa hidup, berkarya dan menyesuaikan diri.

Memahami  dan menerapkan  sebuah  kurikulum,  langkah  pertama  yang  harus  kita lakukan  adalah  memahami   konsep  dasar  dari  kurikulum tersebut.   Konsep  dasar  inilah yang akan digunakan sebagai  acuan  ketika  kita  melaksanakan implementasi atau penerapan dalam mendesain proses pembelajaran. Konsep dasar setidaknya harus meliputi hakikat dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Konsep dasar dari kurikulum sebenarnya adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan sekaligus digunakan sebagai pedoman untuk dapat melakukan proses kegiatan belajar mengajar dengan berbagai macam jenis dan tingkat satuan pendidikan. Secara historis kurikulum dapat diartikan sebagai alat yang akan membawa orang dari start menuju finish. Konsep inilah yang selaras dengan konsep dalam Kurikulum Merdeka.  

Kurikulum Merdeka merupakan bentuk evaluasi dari Kurikulum 2013. Dikutip dari laman Kemdikbud, Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran in-trakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Di Kurikulum Merdeka, peserta didik tidak akan lagi dipaksa untuk mempelajari mata pelajaran yang bukan menjadi minat utamanya. Peserta didik bisa dengan merdeka memilih materi yang ingin dipelajari sesuai minat mereka masing-masing. Ini dia yang dimaksud dengan konsep Merdeka Belajar. Konsep ini juga sesuai dengan filosofi pendidikan yang digagasan oleh Ki Hajar Dewantara.

Karakteristik utama dari kurikulum Merdeka belajar adalah Pembelajaran Berbasis Projek untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai Profi Pelajar Pancasila.  Inti dari Kurikulum Merdeka adalah Merdeka Belajar, yaitu konsep yang dibuat agar siswa bisa mendalami minat dan bakatnya masing-masing. Jika sebelumnya di Kurikulum 2013 peserta didik harus mempelajari semua mata pelajaran (di tingkat TK hingga SMP) dan akan dijuruskan menjadi IPA atau IPS di tingkat SMA, lain halnya dengan Kurikulum Merdeka. Di Kurikulum Merdeka, peserta didik tidak akan lagi menjalani hal seperti itu.

Secara umum, kurikulum merdeka merupakan kurikulum pembelajaran in-trakurikuler yang beragam. Di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik mempunyai waktu yang cukup untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Pembelajaran yang digunakan berbasis proyek dalam kurikulum merdeka bertujuan untuk mengembangkan soft skill dan karakter sesuai dengan profil belajar Pancasila. Fokus terhadap materi esensial sehingga terdapat waktu untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar. Contohnya literasi dan numerasi.

Mata pelajaran Seni Budaya merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari di tingkat SMA di mana siswa dapat mempelajari setidaknya 4 konsep dasar yaitu ; seni rupa, seni musik, seni tari dan seni teater. Untuk itu sekolah juga harus menyediakan guru yang sesuai dengan 4 konsep dasar yang dibutuhkan. Jika prinsip kontinuitas (berkesinambungan) kurikulum tidak terpenuhi, akibatnya siswa menjadi korban sasaran karena sumber daya guru seni budaya yang dimiliki oleh sekolah tersebut tidak sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan murid dalam mata pelajaran. Kontinuitas yaitu kesinambungan, perkembangan dan proses belajar anak berlangsung secara berkesinambungan ,tidak terputus-putus atau tidak berhenti-henti. Oleh karena itu, pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum juga hendaknya berkesinambungan antara satu tingkat kelas, dengan kelas lainnya, antara satu jenjang pendidikan dengan jenjang lainnya, juga antara jenjang pendidikan dengan dunia pekerjaan nantinya.

Dalam penerapan kurikulum merdeka murid tidak diwajibkan untuk menguasai semua konsep materi yang terdapat dalam mata pelajaran seni budaya selama ini. Tetapi murid diberikan kebebasan untuk memilih 1 konsep saja untuk menekuninya. Hal ini juga dapat disesuaikan dengan ketersediaan dan kemampuan guru seni budaya yang ada di sekolah.  

Dalam setiap perubahan kurikulum, guru diharapkan mampu untuk membuat kreativitas yang praktis dalam kegiatan pembelajaran. Pemanfaatan TIK pada masa kini sangat diperlukan, karena disebabkan oleh tuntutan perkembangan teknologi. Dengan memanfaatkan teknologi akan banyak kemudahan yang dirasakan. Seperti dengan memanfaatkan aplikasi YouTube dalam pembelajaran, siswa diharapkan dapat mengakses kembali materi yang ada di aplikasi YouTube untuk belajar kembali secara mandiri. Sebagai contoh dalam materi seni tari, guru dapat menggunakan aplikasi YouTube untuk memancing minat dan bakat siswa dalam pelaksanaan pembelajaran. Aplikasi YouTube adalah aplikasi yang dapat dengan mudah diakses oleh siswa dan guru sehingga mampu mempermudah proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru tanpa harus memikirkan fasilitas yang disediakan sekolah.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti bersama guru seni budaya, bahwa guru sangat tertarik untuk menggunakan aplikasi YouTube dalam pembelajaran seni budaya. Setelah melakukan pengambilan data berupa observasi dan wawancara dengan guru seni budaya dapat diperoleh tahapan-tahapan yang akan dilakukan oleh guru untuk memanfaatkan aplikasi YouTube dalam pembelajaran di kelas.

Langkah awal perencanaan pembelajaran seni budaya melalui aplikasi YouTube adalah dengan merancang pembelajaran. Tugas pertama dari seorang guru adalah merumuskan tujuan pembelajaran khusus beserta materi pelajarannya. Sebab tujuan umum Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) dari pembelajaran sudah dirumuskan oleh para pengembang kurikulum. Tugas guru selanjutnya adalah menerjemahkan tujuan umum pembelajaran dari SK dan KD menjadi tujuan khusus (indikator) pembelajaran yang lebih spesifik dan mudah terukur. Langkah perencanaan pembelajaran seni budaya melalui aplikasi YouTube yang pertama adalah guru melakukan persiapan sebelum menggunakan aplikasi YouTube yaitu dengan mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Belajar bukan hanya sekedar mencatat dan menghafal materi pelajaran, akan tetapi merupakan sebuah proses berpengalaman, sehingga siswa harus didorong secara aktif untuk melakukan kegiatan pembelajaran tertentu dengan mencari dan menemukan fakta sendiri. Ada kalanya proses pembelajaran juga harus dilakukan dengan tahap simulasi dan dramatisasi. Tujuan yang hendak dicapai tidak hanya sekedar untuk mengingat, tapi juga untuk menghayati suatu peran tertentu yang berkaitan dengan perkembangan mental dan emosi siswa. Siswa juga diberi kesempatan untuk belajar secara berkelompok karena dapat memberikan pengalaman pada siswa untuk mampu bersosialisasi dengan orang lain. Menentukan kegiatan belajar mengajar yang sesuai dengan minat pada dasarnya dapat dirancang melalui pendekatan kelompok. Pendekatan kelompok adalah pembelajaran yang dirancang dengan menggunakan pendekatan klasikal, yaitu pembelajaran yang dilakukan di mana setiap siswa belajar secara berkelompok baik kelompok besar maupun kelompok kecil.

Dalam penerapan kurikulum merdeka prinsip praktis dan efisien harus menjadi perhatian semua guru di sekolah, termasuk efisiensi dalam hal waktu, tenaga, serta sarana dan prasarana. Efisiensi waktu perlu direncanakan agar kegiatan pembelajaran tidak banyak membuang waktu di sekolah. Efisiensi penggunaan tenaga dan sarana prasarana perlu ditetapkan sekolah agar tenaga guru yang dibutuhkan siswa dapat terpenuhi, serta sarana prasarana yang mendukung kegiatan pembelajaran.

Tags

Share this post:

Postingan Lain

2 Responses

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jika ingin berlangganan berita dari kami, silakan memasukkan email pada kolom di bawah ini

Radar Edukasi adalah portal berita pendidikan di bawah naungan Penerbit P4I