Pandemi Covid-19 yang telah terjadi di Indonesia sangat berpengaruh terhadap berbagai bidang termasuk bidang pendidikan. Pengaruh bagi sistem pendidikan salah satunya adalah terhambatnya proses pembelajaran, serta pelayanan publik yang terkait dengan lingkungan sekolah seperti halnya perpustakaan sekolah.
Kurangnya minat baca siswa di sekolah, biasanya disebabkan oleh kurangnya pembiasaan dan budaya membaca di lingkungan sekolah. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat pemahaman, ketepatan, dan kecepatan membaca yang masih rendah saat proses pebelajaran berlangsung. Selain itu, peran aktif orang tua dalam mendampingi kegiatan belajar putra/putrinya di rumah juga masih kurang. Penyebab lain juga bias dikarenakan kurang maksimalnya pemanfaatan dan pengelolaan perpustakaan sekolah.
Perpustakaan sekolah merupakan bagian integral dan unsur yang seharusnya ada dalam suatu sekolah. Perpustakaan sekolah yang lengkap dan selalu berusaha menambah koleksi buku dan bahan pustaka lainnya, serta selalu mengikuti perkembangan zaman, akan menjadi sarana (pusat dan sumber belajar) bagi para siswa untuk mengembangkan minat dan kegemaran membaca siswa. Kondisi perpustakaan sekolah saat ini harus ditingkatkan dengan pemberdayaan pengelola, sarana serta koleksi bahan pustaka yang tiap tahun selalu bertambah. Namun, semua itu hanya akan menjadi dilema, manakala perpustakaan sekolah tidak dikelola dengan baik. Terlebih lagi apabila suasana perpustakaan tersebut tidak menarik. Jangankan untuk membaca, sekedar singgah saja mungkin siswa sudah enggan, sehingga eksistensi sebuah perpustakaan dianggap seperti ruang kosong dan fungsinya sebagai gudang ilmu terabaikan.
Perpustakaan sekolah yang tidak dimanfaatkan akan berdampak buruk terhadap kondisi buku-buku perpustakaan, yaitu rusak dengan sia-sia. Kondisi perpustakaan dan buku-buku yang kurang terawat akan menyebabkan siswa enggan untuk pergi ke perpustakaan sekolah yang nantinya akan berdampak pada minimnya literasi bacaan siswa serta kurangnya minat baca siswa terhadap buku-buku bacaan pendukung materi pembelajaran. Hal ini juga akan berpengaruh kepada wawasan siswa.
Perlu adanya partisipasi aktif dari pihak sekolah dan keluarga agar dapat meningkatkan semangat membaca yang tinggi di kalangan siswa baik di lingkungan sekolah maupun dilingkungan rumah. Selain itu juga perlu adanya inovasi tata kelola perpustakaan agar dapat memanfaatkan perpustakaan secara optimal sehingga menumbuhkan minat baca dan menambah wawasan siswa.
Inovasi tata kelola perpustakaan dapat dilakukan melalui program point reward atau sticker point. Langkah yang dapat dilakukan antara lain (1) Membuat sticker point dengan 3 jenis gambar yang berbeda. Masing-masing gambar sticker memiliki point yang berbeda. Siswa yang sudah selesai membaca di perpustakaan sekolah,kemudian diminta untuk membuat resume dari bacaan tadi. Setelah resume dikumpulkan, siswa akan diberi sticker dengan point yang berbeda sesuai dengan jenis buku yang dibacanya. (2) Membuat tempat pengumpulan sticker. Tempat ini bias dibuat dengan kertas asturo yang ditempel ditembok, atau menggunakan papan flannel. Siswa yang sudah diberi sticker point diminta untuk menempelkan sticker tersebut di tempat yang sudah tersedia. (3) Menyiapkan berbagai macam hadiah sebagai bentuk reward dari pengumpulan sticker terbanyak. Bagi siswa dengan pengumpul sticker dengan point terbanyak akan memperoleh reward berupa hadiah. Dengan pemberian reward ini bertujuan untuk memotivasi siswa untuk datang ke perpustakaan sekolah. Sehingga minat baca siswa akan tumbuh.
Dengan berinovasi mengadakan program point reward/sticker point dapat berkontribusi terhadap sekolah yaitu akan tercipta proses belajar yang aktif kreatif dan menyenangkan yang nantinya akan berpengaruh pada minat baca siswa. Perpustakaan sekolah pun dapat berfungsi secara optimal.
Tatmimatun Ni’mah
Guru SDN 1 Beji, Pandanarum