logo-color

Publikasi
Artikel Populer

FAKTOR ACHIEVEMENT WORK (PENCAPAIAN KERJA) DAN RECOGNITION (PENGAKUAN) SEBAGAI DUA FAKTOR PENENTU MOTIVASI KERJA DOSEN

FAUZIA AGUSTINI, S.E., MBA.

FAUZIA AGUSTINI, S.E., MBA.

fauziagustini24@gmail.com
Universitas Negeri Medan

Pendidikan tinggi menghasilkan lulusan yang berkompetisi untuk mendapatkan tempat di tengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu perguruan tinggi harus mampu menempah mahasiswa yang berkualitas sehingga akan menghasilkan lulusan yang bermutu dan masyarakat akan menerima kehadiran mereka. Namun sayangnya di Indonesia berdasarkan BPS pada tahun 2023, terdapat peningkatan jumlah pengangguran lulusan sarjana mencapai 5,18% yang meningkat dari 4,8% pada tahun sebelumnya. Hal ini tentu saja merupakan kegagalan perguruan tinggi mencetak sarjana yang  berkualitas. Walaupun sebenarnya terdapat faktor lain yang mengakibatkan tingginya pengangguran tingkat sarjana di Indonesia.

Salah satu faktor untuk menghasilkan sarjana yang berkualitas tentu saja tidak terlepas dari perananan dosen sebab melalui dosen, para mahasiswa mendapat ilmu pengetahuan yang mereka terima ketika di bangku perkuliahan. Peranan dosen ini merupakan peranan strategis dalam sebuah perguruan tinggi. Dengan demikian, pihak manajemen perguruan tinggi sudah selayaknya lah memperhatikan keberadaan dosen sebagai Agent Of Chance bagi keberhasilan lulusan di perguruan tinggi. Pekerjaan sebagai dosen ini terkait dengan tridarma perguruan tinggi yaitu melaksanakan pengajaran, melakukan penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena itu, kinerja dosen diukur dari ketiga pekerjaan tersebut.

Dosen yang berkualitas artinya dosen yang memiliki tingginya tingkat produktivitas kerja. Apabila seorang mampu melakukan pengajaran yg inovatif, menghasilkan karya ilmiah bertaraf internasional bereputasi merupakan contoh dosen yang produktif. Produktivitas dosen ini tidak terlepas dari pengaruh motivasi kerja sebagai pendorong atau penggerak mereka melakukan tridarma perguruan tinggi. Motivasi kerja merupakan faktor utama bagi seseorang dalam memulai suatu pekerjaan. Tanpa motivasi kerja, maka seseorang menjadi tidak memiliki semangat dalam melakukan pekerjaan. Bahkan hal terburuk yang dapat terjadi akan berimbas kepada hasil kerja mereka. Oleh karena itu dalam melakukan pekerjaan, seseorang harus memiliki tujuan yang jelas sebagai langkah menuju sesuatu yang diharapkan. Inilah alasan pentingnya seorang pemimpin mengenal pasti faktor-faktor motivasi kerja bawahan yang merupakan pendorong atau penggerak mereka melakukan pekerjaan.

Sebagai dosen, penulis menilai bahwa dua faktor yang menentukan motivasi kerja dosen yaitu work achievement (pencapaian kerja) dan recognition (pengakuan) dibandingkan dengan faktor-faktor motivasi kerja yang lainnya. Seperti yang dikemukakan oleh teori dua faktor bahwa faktor-faktor motivasi kerja terdiri dari pencapaian kerja, pengakuan, pekerjaan kreatif dan menantang, tanggung jawab, kemajuan, dan peningkatan karir. Pencapaian kerja dan pengakuan merupakan dua faktor yang saling terkait satu sama lain. Seseorang yang telah mencapai pencapaian kerja pasti akan mengharapkan pengakuan dari atasan maupun rekan kerja atau berasal dari orang-orang sekitar. Work Achievement (pencapaian kerja) yang dimaksudkan merupakan capaian yang diperoleh seseorang atau sesuatu yang berasal dari kemampuan atau bahkan diluar batas kemampuan yang dimiliki seseorang sehingga timbullah kepuasan pribadi dari individu tersebut.

Pencapaian kerja ini berupa prestasi kerja yang dapat diukur seperti kuantitas dan kualitas kerja, namun pencapaian kerja dapat mengandung arti yang lebih luas seperti ide-ide, memberikan solusi terhadap suatu masalah dan sebagainya. Dosen wajib melaporkan hasil kerja mereka setiap semester melalui BKD (Beban Kerja Dosen) yang dinilai oleh asesor perguruan tinggi. Hasil penilaian kinerja ini merupakan keharusan bagi dosen agar dapat menjalankan terus pekerjaan mereka. Pencapaian kerja dosen tersebut antara lain hasil karya seperti buku, hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dan publikasi karya ilmiah di Nasional maupun Internasional.

Pencapaian kerja ini sangatlah penting bagi Dosen sehingga dapat mempengaruhi motivasi kerja mereka. Namun sebagai seorang dosen yang memiliki ide-ide kreativitas yang tinggi pencapaian kerja tidak hanya terdapat pada BKD. Dosen memiliki cara-cara lain dalam menghasilkan pencapaian kerja seperti misalnya di dalam kelas dosen memiliki kesempatan untuk melakukan berbagai model pembelajaran agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, menggunakan media sosial hingga dapat menarik minat belajar siswa dan mendatangkan praktisi sebagai dosen tamu pada mata kuliah yang diampu dosen. Semua ide-ide dan kegiatan tersebut merupakan pencapaian kerja yang dapat memotivasi kerja dosen walaupun hal tersebut tidak termasuk dalam penilaian BKD.

Pencapaian kerja ini yang merupakan pengembangan potensi diri dosen seharusnya dapat diakui oleh atasan. Recognize (pengakuan) merupakan pengakuan/penghargaan yang diberikan oleh atasan kepada bawahan atas hasil jerih payah bawahan. Pengakuan ini sangat penting untuk memberikan semangat dan motivasi kerja bawahan. Dosen produktif sudah selaknyalah mendapat pengakuan dari rekan sesama dosen bahkan atasan sebagai penghargaan atas pencapaian usaha yang telah dilakukan. Walaupun ini bukanlah satu-satunya cara meningkatkan motivasi kerja dosen namun pencapaian kerja yang telah dilakukan perlu diapresiasi oleh atasan sebagai umpan balik atas hasil kerja mereka.

Pengakuan ini merupakan reward seperti pujian, ucapan terima kasih bahkan kenaikan jabatan bagi seorang dosen. Pencapaian kerja dapat diukur dalam bentuk SKS. Apabila jumlah SKS ini sudah mencapai syarat yang dibutuhkan maka dosen dapat mengajukan kenaikan pangkat atau jabatan yang tidak hanya merupakan pengakuan tetapi juga merupakan hak bagi setiap dosen. Namun ketika atasan tidak mengakui pencapaian kerja tersebut maka hal ini tentu saja dapat mempengaruhi penurunan motivasi kerja dosen. Contoh kasus dosen tidak diperkenankan mengajukan kenaikan jabatan dengan alasan tertentu maka hal ini dapat menurunkan motivasi kerja dosen bahkan hal buruk yang mungkin terjadi dapat berimbas kepada mental dosen berupa kehilangan minat untuk berkarya. Oleh karena itu, untuk menghindari kemungkinan tersebut maka pencapaian kerja yang telah dilakukan oleh dosen harusnya mendapat pengakuan yang setimpal.

Apabila seorang dosen merasa puas dengan pengakuan yang diberikan oleh atasan sebagai umpan balik atas pencapaian yang sudah ia raih maka dapat meningkatkan motivasi kerja dosen sehingga hal ini tentu saja memberikan dampak positif bagi kinerja perguruan tinggi. Tingginya motivasi kerja dosen dapat mempengaruhi produktivitas kerja dosen sehingga dapat meningkatkan mutu lulusan perguruan tinggi. Maka dengan demikian menjadi jelaslah bahwa pencapaian kerja dosen dan pengakuan atasan merupakan kedua faktor yang saling terkait sehingga menjadi dua faktor penentu bagi peningkatan motivasi kerja dosen. Untuk dapat menghasilkan karya yang lebih baik.

Tags

Share this post:

Postingan Lain

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jika ingin berlangganan berita dari kami, silakan memasukkan email pada kolom di bawah ini

Radar Edukasi adalah portal berita pendidikan di bawah naungan Penerbit P4I