
Bdn. Riska Suprihatin, S.Tr. Keb
riskasupri23@gmail.com
Poltekkes Kemenkes Malang
Pengalaman awal di dunia perkuliahan melibatkan berbagai aspek, termasuk peralihan dari metode belajar yang bergantung pada dosen menuju proses pembelajaran yang lebih mandiri. Perubahan ini tentu berdampak signifikan pada perkembangan kepribadian mahasiswa yang dapat menimbulkan hambatan dalam pertumbuhannya. Setiap mahasiswa memang mempunyai kepribadian yang berbeda-beda disetiap masalah yang dihadapinya oleh karena itu setiap orang berbeda juga cara menanggapi atau mengatasinya. Hal ini sering kali menyebabkan berbagai konsekuensi yang memerlukan bantuan untuk mengatasi permasalahan yang muncul.
Menempuh pendidikan di perguruan tinggi seringkali menghadirkan berbagai tantangan yang cukup menguras energi. Salah satunya adalah masalah keluarga yang dapat mengganggu kelancaran studi mahasiswa. Saat terjadi masalah dalam keluarga, seperti konflik internal, kendala finansial, atau tekanan emosional, mahasiswa sering kali kesulitan untuk berkonsentrasi pada kuliah dan menyelesaikan tugas akademik tepat waktu. Kondisi ini sering menyebabkan keterlambatan mahasiswa dalam berkonsultasi dengan dosen, yang pada akhirnya dapat menghambat perkembangan akademik mereka.
Setiap mahasiswa juga memiliki kebutuhan dan tantangan yang beragam. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tersebut dapat berpengaruh besar terhadap proses belajar dan prestasi akademik. Salah satu tantangan utama yang dihadapi mahasiswa adalah tuntutan untuk menjadi lebih mandiri, baik dalam aspek akademik maupun non-akademik. Namun, banyak mahasiswa yang menghadapi kesulitan, seperti mengatur waktu belajar, serta mengelola diri mereka sendiri.
Dampak terbesar dari masalah keluarga terhadap perkuliahan adalah terganggunya konsentrasi dan motivasi belajar. Mahasiswa yang menghadapi masalah di rumah, seperti perceraian orang tua, kesulitan ekonomi, atau tanggung jawab merawat anggota keluarga yang sakit, sering kali harus membagi perhatian antara masalah keluarga dan akademik. Beberapa mahasiswa bahkan merasa enggan mengungkapkan masalah keluarga mereka, yang pada akhirnya memperburuk keterlambatan dalam berkonsultasi. Hal ini dapat menyebabkan kelelahan fisik dan emosional sehingga menurunkan kualitas pembelajaran dan menghambat pengerjaan tugas.
Tekanan keluarga juga dapat mengakibatkan mahasiswa menunda konsultasi dengan dosen. Padahal, konsultasi sangat penting untuk mendapatkan arahan akademik, klarifikasi tugas, dan menyelesaikan masalah terkait perkuliahan. Masalah pribadi yang belum teratasi sering kali membuat mahasiswa ragu atau merasa tidak siap untuk membicarakan persoalan akademik dengan dosen. Secara teoritis indentifikasi masalah akademik berasal dari dalam diri individu yang merupakan hambatan atau kesulitan yang dihadapi oleh mahasiswa dalam merencanakan, melaksanakan dan memaksimalkan perkembangan belajarnya.
Lalu apa yang membuat mahasiswa merasa ada hambatan? yaitu mahasiswa sering kali merasa minder, yang berdampak pada menurunnya motivasi dan semangat belajar. Saya merasa tidak mampu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen, meskipun terkadang saya belum mencobanya. Padahal, waktu yang diberikan dosen kepada mahasiswa biasanya cukup memadai. Sehingga dalam situasi ini, mahasiswa perlu menjalin komunikasi dengan dosen untuk mencari solusi agar tugas tersebut dapat diselesaikan tanpa mengalami kendala. Kemudian rendahnya rasa ingin tahu, yang dimana di era modern ini sering kali menunda pekerjaannya dikarenakan kurangnya kegiatan belajar pada aktivitas mahasiswa untuk menggali pengetahuannya mengenai materi yang harus dipelajari.
Secara teoritis permasalahan non-akademik dapat berupa permasalahan sosial-pribadi, merupakan kesulitan yang dihadapi oleh mahasiswa dalam mengelola hidupnya sendiri serta menyesuaikan diri dengan kehidupan sosial, keluarga. Kesulitan mahasiswa dalam bersosialisasi dengan lingkungan, kemampuan melakukan adaptasi sehingga harus dilakukan pemantapan dan pemahaman tentang kekuatan diri serta pengembangan untuk kegiatan-kegiatan yang positif dan produktif baik dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk peranannya di masa depan. Maka dari itu peran orangtua dalam memperhatikan dan mendidik anak sangat besar pengaruhnya terhadap kuliah. Keluarga merupakan aspek yang pertama dan utama maka dari itu dapat dipahami akan pentingnya peran keluarga dalam pendidikan anaknya.
Masalah keluarga, seperti suasana rumah yang tegang, sering terjadi pertengkaran atau konflik antar anggota keluarga, dapat membuat anak merasa tidak betah di rumah. Hal ini mendorong anak untuk sering keluar rumah, yang pada akhirnya berdampak pada kuliah mereka. Apalagi jika keluarga tersebut mengalami perpecahan atau broken home, anak bisa mengalami stres akibat perpisahan orang tuanya. Akibatnya, anak lebih memilih mencari kenyamanan di luar rumah daripada tinggal di rumah. Lalu Solusi apa untuk mengatasi permasalahan akademik dan non akademik?
Yang pertama yaitu manajemen waktu yang baik merupakan kemampuan menggunakan waktu yang maksimal sehingga ini penting untuk menyeimbangkan prestasi akademik dan non akademik. Kemudian melakukan kolaborasi dengan dosen yaitu dengan belajar yang memadai diharapkan dapat menghadapi pelajaran dengan lancar dan mencapai prestasi akademik yang baik. Selanjutnya memahami prioritas dan batas kemampuan diri sangat penting untuk menyelesaikan tugas secara lebih efektif dan maksimal. Cobalah fokus pada aktivitas yang sedang dilakukan dan tentukan mana yang harus diprioritaskan terlebih dahulu demi kebaikan diri dan kita perlu mengenali batasan atau kemampuan diri agar tidak kelelahan dalam menjalankan suatu kegiatan, sehingga segalanya tetap sesuai dengan kapasitas yang kita miliki.
Yang Kedua komunikasi terbuka dengan dosen salah satu kunci utama untuk mengatasi keterlambatan konsultasi adalah dengan membangun komunikasi terbuka dengan dosen. Jika seorang mahasiswa merasa terganggu oleh masalah keluarga, sebaiknya menginformasikan situasinya kepada dosen sedini mungkin. Banyak dosen yang bersedia memberikan kelonggaran atau solusi alternatif jika mahasiswa dapat menjelaskan masalah yang dihadapinya. Konsultasi yang tepat waktu, meskipun hanya untuk memberi tahu tentang keadaan pribadi, dapat mencegah mahasiswa tertinggal dalam perkuliahan.
Yang ketiga minta bantuan keluarga, jika masalah keluarga begitu berat sehingga mempengaruhi perkuliahan, penting bagi mahasiswa untuk meminta bantuan dari anggota keluarga lainnya. Misalnya, mahasiswa yang harus merawat anggota keluarga yang sakit bisa berbicara dengan saudara atau kerabat lain untuk berbagi tanggung jawab. Dengan berbagi beban, mahasiswa dapat membagi waktu mereka lebih efektif antara keluarga dengan perkuliahan. Dengan begitu kita dapat lebih dekat dengan keluarga di tengah-tengah kesibukan perkuliahan yang sedang berlangsung.