RR. Indah Wahju Ratnawati
radenratnawati82@guru.smp.belajar.id
SMP Negeri 2 Kalitidu
Indonesia merupakan negara penghasil abu terbanyak. Abu ini berasal dari sisa pembakaran. Agar mudah mengingatnya disingkat “asi” yang berarti abu sisa. Setiap proses pembakaran akan menyisakan abu yang berpotensi sebagai sumber pencemaran lingkungan. “Asi” tersebut sebagian besar berasal dari sisa pembakaran hutan untuk perluasan lahan pertanian. Selain itu juga yang berasal dari pembakaran sampah rumah tangga atau pembakaran jerami sisa pertanian.
SMPN 2 Kalitidu merupakan sekolah pinggiran yang lokasinya berdekatan dengan lahan hijau pertanian. 850 m dari SMPN 2 Kalitidu dijumpai Bendungan Gerak dan Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo. Ikhtiar, M (2017) menjelaskan bahwa aktifitas pertanian dapat juga menjadi penyebab adanya pencemaran air. Para petani untuk memenuhi unsur hara, mereka membakar jerami sisa panen yang tidak bisa lagi digunakan sebagai pakan ternak. Namun sayangnya “Asi” dari pembakaran tersebut tidak sepenuhnya terserap tanah. Saat musim hujan tiba, “Asi” akan terbawa aliran air hujan ke irigasi sampai akhirnya masuk DAS Bengawan Solo. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab keruhnya aliran air Bengawan Solo di musim hujan.
Walaupun sudah dihimbau agar tidak melakukan pembakaran secara serampangan, namun tetap saja dijumpai anggota masyarakat yang melakukannya. Abu yang bercampur lumpur memicu terjadinya sedimen yang mengakibatkan kedangkalan dan kerusakan pada biota air. Kondisi yang demikian mengakibatkan ikan-ikan akan kehilangan tempat berkembang biak, sehingga berakibat berkurangnya populasi ikan. Sebagai guru merasa terpanggil untuk membekali murid berakhlak kepada alam. Murid-murid diajak berdiskusi tentang fenomena yang terjadi. Tindakan bagaimana berakhlak kepada alam diimplementasikan dalam kegiatan P5 di sekolah. Murid memulai kegiatan dengan mencari berbagai literature dan mendiskusikan hasil temuan mereka. Dari hasil diskusi dan studi literature didapat bahwa abu sisa pembakaran sampah organik yang ditangani secara baik dapat menjadi media tempat berkembang biaknya hewan-hewan air.
Rumah Biota AirBiota air merupakan habitat berbagai macam ikan besar, ikan kecil, udang serta berbagai macam tumbuhan air. Mahkluk hidup air tersebut memerlukan tempat tinggal untuk berkembang biak demi menjaga kelestarian speciesnya. Dengan pertimbangan hal tersebut diperlukan pembuatan rumah-rumah biota air diperairan umum. Fachruddin, M (2006) Rumah biota air merupakan struktur buatan yang sengaja di buat manusia untuk ditempatkan di perairan air tawar, serta diperuntukan sebagai tempat berlindung, mencari makan, dan tempat berkembang biak bagi makhluk hidup air.
Rumah biota air memiliki berbagai manfaat antara lainnya menyediakan tempat berlindung ikan-ikan kecil dari predatorisme ikan besar. Bagi tanaman air seperti lumut rumah biota air merupakan tempat tempelan dan tempat berkembang biak yang mendukung. Dengan adanya rumah biota air, akan ikut membantu menjaga kelestarian ekosistem air. Terjaganya kehidupan biota air akan membawa dampak positif bagi kehidupan manusia.
Selain itu rumah biota air yang dibuat diambil dari bahan yang ramah lingkungan. Perekatnya pun terbuat dari tanah liat yang dapat membantu menyaring air dan meningkatkan kejernihan serta kualitas air. Pembuatan rumah biota dari abu dan tanah liat air ini berpotensi sebagai pengelolaan konservasi ikan secara alami. Selain itu juga dapat menurunkan pencemaran air di perairan umum.
Pembuatan rumah biota air dari “Asi” menjadikan ikan, udang memiliki tempat berkembang biak. Produksi ikan dari perairan umum akan meningkat. Kedepannya akan membantu mencukupi kebutuhan konsumsi protein hewani yang berasal dari ikan, serta mampu meningkatkan ketahanan pangan bagi masyarakat sekitar. Pendapatan para pencari ikan di perairan umum pun akan meningkat. Dengan demikian ekonomi dan incam masyarakat sekitar yang mencari tambahan penghasilan dari mencari ikan juga akan mengalami peningkatan.
Kegiatan P5Kegiatan P5 di SMPN 2 Kalitidu terdiri dari beberapa tema (KOSP SMPN 2 Kalitidu, 2024/2025). Salah satunya tema gaya hidup berkelanjutan. Dalam kegiatan pembelajaran dengan tema tersebut dimensi Profil Pelajar Pancasila yang diambil adalah beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME. Sedangkan elemennya adalah berakhlak kepada alam. Sub elemen pembelajaran tersebut menjaga lingkungan alam sekitar.
Pada tahap awal siswa diajak melakukan observasi terhadap fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar. Dibentuk kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang. Sasaran utama adalah mengamati keruhnya air sungai Bengawan Solo. Pada musim hujan DAS Bengawan Solo banyak menerima kiriman aliran air hujan dari irigasi sawah yang telah melakukan pembakaran. Dibangkitkan karakter bernalar kritis dalam diri murid dari hasil pengamatan tersebut. Data yang diperoleh dicatat dan dilakukan analisis.
Pembentukan kelompok kecil bertujuan memupuk karakter gorong royong dan bekerja sama antar anggota kelompok. Interaksi dalam satu kelompok, memungkinkan murid belajar mengemukakan pendapat dan menghargai pendapat dari temannya. Dalam kelompok-kelompok kecil tersebut, mereka mencari solusi terhadap permasalahan lingkungan yang sedang terjadi. Hasil diskusi dipresentasikan ke depan kelas bersama anggota kelompoknya. Kelompok lain memberikan masukan apa yang telah dipresentasikan.
Guru Bersama dengan murid membuat suatu kesimpulan bahwa biota air perlu diselamatkan dengan membuat rumah tempat perlindungan makhluk hidup air. Dalam melakukan penyelamatan bahan-bahan pembuatan dipilih yang ramah lingkungan. Aksi penyelamatan lingkungan yang dilakukan merupakan wujud berakhlak terhadap alam dan cinta terhadap alam. Untuk menyalurkan kreatifitas murid, masing – masing kelompok membuat rancangan rumah biota air dengan menggambarnya pada kertas manila. Selanjutnya secara bergantian di tampilkan di depan kelas. Pada pertemuan selanjutnya masing-masing kelompok dibawah bimbingan guru mewujudkan rancangan dalam bentuk tiga dimensi dari bahan “Asi” dan tanah liat.
Pada akhir kegiatan siswa diajak pembelajaran diluar kelas. Secara bergantian naik perahu motor untuk melakukan aksi lingkungan dengan melarung rumah biota air dalam DAS Bengawan Solo. Pada akhir pembelajaran dilakukan refleksi. Selanjutnya guru meminta murid menceritakan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh selama pembelajaran kepada orang tua masing-masing ataupun pada masyarakat sekitar.
Referensi:KOSP SMPN 2 Kalitidu Tahun ajaran 2024/2025.
Fachruddin, M (2006), Hidup Harmonis dengan Alam, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Jakarta.
Ikhtiar, M (2017)_Analisis Kualitas Lingkungan, CV. Social Politic Genius (SIGN).