logo-color

Publikasi
Artikel Populer

PRO KONTRA MENYUSUI SECARA RESPONSIF: DAMPAKNYA TERHADAP KEBUTUHAN ISTIRAHAT IBU DAN PRODUKSI ASI

Siska Febrina Fauziah, S.ST., M.Tr.Keb.

Siska Febrina Fauziah, S.ST., M.Tr.Keb.

Poltekkes Kemenkes Maluku
siskafauziah@poltekkes-maluku.ac.id

Menyusui secara responsif adalah metode di mana ibu memberikan ASI setiap kali bayi menunjukkan tanda-tanda lapar, tanpa mengikuti jadwal tertentu. Menyusui secara responsif juga dikenal sebagai “on-demand breastfeeding yang semakin populer di kalangan ibu menyusui. Metode ini dianggap dapat memenuhi kebutuhan bayi secara optimal dan mendukung perkembangan emosional serta fisik mereka. Namun, seperti halnya metode lain, menyusui secara responsif memiliki pro dan kontra yang mempengaruhi ibu dan bayi, khususnya terkait kebutuhan istirahat ibu dan produksi ASI.

Pro Menyusui Secara Responsif

  1. Produksi ASI yang Optimal: Menyusui secara responsif merangsang produksi ASI lebih efektif. Ketika bayi menyusu secara langsung dan sering, tubuh ibu mendapatkan sinyal untuk memproduksi lebih banyak ASI. Hal ini membantu menjaga pasokan ASI yang cukup untuk kebutuhan bayi.
  2. Kepuasan Bayi: Bayi yang disusui secara responsif cenderung lebih tenang dan puas karena kebutuhan nutrisinya terpenuhi dengan segera. Ini juga dapat mengurangi frekuensi menangis dan stres pada bayi.
  3. Keterikatan Emosional: Menyusui secara responsif dapat meningkatkan ikatan emosional antara ibu dan bayi. Kontak kulit dan waktu yang dihabiskan bersama selama menyusui memperkuat hubungan tersebut.
  4. Mengurangi Risiko Masalah Kesehatan: Penelitian menunjukkan bahwa menyusui secara responsif dapat mengurangi risiko berbagai masalah kesehatan pada bayi, seperti infeksi telinga, diare, dan penyakit saluran pernapasan.

Kontra Menyusui Secara Responsif

  1. Kelelahan Ibu: Menyusui secara responsif sering kali mengganggu pola tidur ibu. Bayi yang menyusu sesuai keinginannya mungkin bangun beberapa kali di malam hari, yang dapat menyebabkan kurangnya tidur dan kelelahan kronis pada ibu.
  2. Kesehatan Mental Ibu: Kelelahan yang berkelanjutan dapat memengaruhi kesehatan mental ibu. Stres dan kurang tidur bisa menyebabkan depresi postpartum atau memperburuk kondisi kesehatan mental lainnya.
  3. Waktu dan Fleksibilitas: Menyusui secara responsif membutuhkan komitmen waktu yang besar dan dapat mengurangi fleksibilitas ibu dalam melakukan kegiatan lainnya. Ibu mungkin merasa terbatas dalam melakukan pekerjaan rumah, bekerja, atau aktivitas pribadi lainnya.
  4. Tekanan Sosial: Beberapa ibu mungkin merasakan tekanan dari norma sosial atau saran dari keluarga dan teman-teman untuk mengikuti jadwal menyusui yang lebih terstruktur, yang dapat menambah beban emosional.

Dampak terhadap Kebutuhan Istirahat Ibu

Kebutuhan istirahat ibu adalah aspek penting yang seringkali terabaikan dalam diskusi tentang menyusui. Ibu yang tidak mendapatkan cukup tidur berisiko mengalami stres, kelelahan, dan masalah kesehatan lainnya. Menyusui secara responsif dapat mengakibatkan pola tidur yang terganggu karena ibu harus bangun beberapa kali di malam hari untuk menyusui bayi. Pola tidur yang tidak teratur ini dapat mengurangi kualitas tidur ibu dan mengakibatkan kelelahan berkepanjangan.

Dampak terhadap Produksi ASI

Menyusui secara responsif secara langsung merangsang kelenjar susu untuk memproduksi lebih banyak ASI. Semakin sering bayi menyusu, semakin banyak ASI yang diproduksi. Namun, kelelahan ibu juga dapat mempengaruhi produksi ASI secara negatif. Stres dan kelelahan dapat menurunkan level prolaktin dan oksitosin, hormon yang berperan penting dalam produksi dan pelepasan ASI.

Kesimpulan

Menyusui secara responsif memiliki banyak manfaat bagi bayi dan dapat meningkatkan produksi ASI, tetapi juga menimbulkan tantangan signifikan bagi kebutuhan istirahat dan kesejahteraan ibu. Untuk mengatasi tantangan ini, penting bagi ibu untuk mendapatkan dukungan yang memadai dari pasangan, keluarga, dan komunitas. Pembagian tugas rumah tangga, dukungan emosional, dan bantuan dalam merawat bayi dapat membantu ibu mendapatkan istirahat yang lebih baik dan mengurangi stres. Mengatur waktu istirahat dengan baik, seperti tidur siang saat bayi tidur dan menciptakan lingkungan tidur yang nyaman, juga bisa membantu ibu mengelola kelelahan. Selain itu, ibu dapat mempertimbangkan untuk memompa ASI dan menyimpannya sebagai cadangan, sehingga anggota keluarga lain bisa membantu memberikan ASI pada bayinya. Dengan dukungan yang tepat dan manajemen waktu yang baik, menyusui secara responsif bisa menjadi pengalaman yang positif dan bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat.

Tags

Share this post:

Postingan Lain

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jika ingin berlangganan berita dari kami, silakan memasukkan email pada kolom di bawah ini

Radar Edukasi adalah portal berita pendidikan di bawah naungan Penerbit P4I