logo-color

Publikasi
Artikel Populer

PENGARUH WORKSHOP VIRTUAL BAGI PEMBELAJARAN SISWA

MISNI, S.Pd

MISNI, S.Pd

SMK Negeri 1 Purwodadi-Grobogan
misnigs@gmail.com

Suatu proses pembelajaran yang terjadi secara langsung antara peserta dengan penyampai materi sebagai instruktur atau fasilitator yang ahli di bidangnya merupakan kegiatan yang dikenal dengan nama Workshop, sedangkan arti virtual menurut KBBI adalah nyata.  Virtual bisa berarti tampil atau hadir dengan menggunakan perangkat lunak komputer seperti internet. Workshop virtual yang dimaksud di sini adalah  pertemuan guru dengan para ahli yang memiliki keahlian dalam bidang yang dibahas lewat internet.

Saat ini, workshop menjadi bagian penting bagi guru. Selain tuntutan zaman, pemerintah juga mewajibkan guru untuk mengikuti  workshop  minimal satu semester sekali agar tunjangan sertifikasi tidak tersendat, hal ini tertuang dalam Petunjuk Teknis  Pengelolaan Kinerja Guru dan Kepala Sekolah. Peraturan Dirjen GTK no 7607.  Situasi ini membuat para guru segera mencari informasi workshop baik dari Komunitas pada PMM ataupun teman lewat group WA.

Workshop virtual sepertinya menjadi pilihan bagi banyak guru. Selain tidak mengganggu pekerjaannya juga mudah pelaksanaannya.  Dilihat dari geografis antara sesama peserta dan para pakar pelaksanaan workshop virtual sangat memungkinkan, demikian juga dari segi rasa aman dan nyaman.

Pada umumnya, guru memilih materi workshop yang belum dikuasai (tidak semata-mata untuk mendapat sertifikat workshop) seperti Educaplay, e-MODUL, Canva, Animasi Pembelajaran dengan Powtoon, Poster Pembelajaran dengan Poster Mywall, dll. Materi-materi tersebut sangat erat dengan pembelajaran di kelas. Sebagai media pembelajaran, materi workshop di atas sangat berbeda dengan yang dilaksanakan oleh guru sebelum zaman digital. Lalu apa manfaat workshop virtual guru bagi pembelajaran siswa?

Pertama, materi workshop yang dikuasai guru akan berpengaruh pada pola mengajarnya. Guru cenderung akan mempraktikkan apa yang dia dapat dari workshop. Penulis telah menerapkan soal-soal dalam media Educaplay setelah penulis mengikuti workshop virtual Educaplay. Demikian juga dengan materi e-MODUL, Canva, Animasi Pembelajaran dengan Powtoon, atau yang lain.  Pola mengajar yang semakin membaik dan bervariasi ini membuat para siswa menjadi bergairah dan tidak jenuh dalam belajar.

Prof. Dr. Oemar Hamalik dalam bukunya “Kurikulum dan Pembelajaran” halaman 50, terbitan Bumi Aksara th 1994, menuliskan bahwa unsur-unsur yang terkait dalam proses belajar terdiri dari, (1) motivasi siswa,  (2) bahan ajar,  (3) alat bantu mengajar, (4) suasana belajar,  (5) kondisi subjek belajar.  Lebih lanjut Prof. Dr. Oemari Hamalik menerangkan kelima unsur itu bersifat dinamis. Terkait dengan ini, materi workshop yang sudah dikuasai guru sangat relevan dengan ketiga unsur pembelajaran di atas seperti: alat bantu mengajar,  suasana belajar,  dan  kondisi subjek belajar.

Adi W. Gunawan dalam bukunya “Genius Learning Strategy” hlm 94 terbitan PT. Gramedia Pustaka Utama th 2012 menjelaskan bahwa proses pembelajaran akan menjadi lebih mudah dan menyenangkan jika kita belajar dengan menggunakan jalur memori episodik (memori yang berkaitan dengan kemampuan mengingat fakta-fakta dan kejadian dalam suatu waktu dan tempat tertentu. Salah satu syarat  dalam  melatih memori episodik adalah mengganti suasana. Apa yang dikatakan Adi W. Gunawan sangat sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang telah menguasai berbagai materi dari hasil workshop virtualnya.

Kedua, kompetensi guru yang telah menguasai materi dari hasil workshop virtual akan menjadi inspirasi para siswa. Guru akan menjadi inspirasi bagi siswa bukan karena ajarannya, atau karena mewahnya baju, aksesoris yang dipakai atau mobil yang dikendarainya, tetapi dari kompetensi yang lebih dari guru yang mendidiknya. Terkadang penulis mendengar seruan, “wow”, atau “keren” dari siswa saat penulis mengajar dengan menggunakan media yang pernah penulis ikuti. Siswa pun terkadang berekspresi gembira atau bersemangat saat penulis menggunakan media yang bagi siswa dinilai plus.

Ketiga, para siswa akan lebih menerima ketika dinasihati untuk lebih berinovasi dan belajar keras oleh guru yang telah mengikuti workshop virtual. Memang belum ada penelitian yang penulis lakukan dalam hal ini, tetapi pancaran wajah para siswa ketika penulis menceritakan kerja keras penulis sebagai guru yang malamnya harus mengikuti workshop virtual membuat mereka memandang dengan kepala terangguk-angguk. Siswa dari generasi “Z” di era digital akan meneladani  guru yang bekerja keras untuk kemajuan siswa.

Pada zaman era digital, apabila guru hanya berpangku tangan, atau tidak ada kemauan untuk belajar baik secara langsung  ataupun secara virtual, lambat laun akan “ditinggal” para siswa.  Peran guru juga menentukan bagi para siswa.  Semakin guru berkualitas, semakin besar pengaruh positif terhadap siswa. Tidak bisa dipungkiri,  pengaruh guru yang mengikuti workshop virtual ada dan nyata bagi siswa.

Tags

Share this post:

Postingan Lain

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jika ingin berlangganan berita dari kami, silakan memasukkan email pada kolom di bawah ini

Radar Edukasi adalah portal berita pendidikan di bawah naungan Penerbit P4I