Antun Rahmadi, SKM,MPH
Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang
nutrisicare@gmail.com
Bermula dari upaya untuk membuat pendidikan lebih fokus pada hasil yang diinginkan dan relevan dengan kebutuhan mahasiswa dan masyarakat berkembanglah apa yang disebut Outcome-Based Education (OBE). Istilah ini merupakan suatu pendekatan dalam pendidikan yang berfokus pada pencapaian hasil atau dengan kata lain hasil yang diharapkan merupakan inti dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum. Pendekatan ini menempatkan hasil yang diinginkan sebagai titik awal dalam perancangan kurikulum dan pengajaran, kemudian menggunakan hasil ini untuk mengukur pencapaian mahasiswa. OBE bertujuan untuk memastikan bahwa pendidikan memberikan manfaat yang nyata dan terukur yaitu kemampuan yang dapat dilakukan mahasiswasaat lulus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Implementasi OBE memerlukan perencanaan yang cermat dan seimbang agar hasilnya mencerminkan kebutuhan dunia nyata dan tujuan pendidikan, sambil tetap mempertimbangkan kerangka waktu dan sumber daya yang tersedia. Tantangan utama yang dihadapi adalah perubahan paradigma yang melekat pendekatan ini. Tantangan lain diantaranya adalah perumusan tujuan, pengembangan kurikulum, pendekatan pengajaran, termasuk pengelolaan sumber daya dan waktu serta regulasi pendidikan yang dapat menjadi tantangan tersendiri. Selain itu yang tidak kalah penting adalah tantangan dalam pengembangan instrumen penilaian yang tepat. Oleh karena itu dalam tulisan ini akan fokus membahas tentang pengembangan instrumen penilaian yang sesuai dalam konteks OBE.
Pengembangan instrumen penilaian yang tepat dan sesuai dengan tujuan pendidikan adalah kunci dalam OBE karena instrumen yang baik memiliki dampak besar pada kualitas pendidikan dan keberhasilan lulusan. Tanpa instrumen penilaian yang sesuai, akan sulit untuk menilai apakah pendidikan telah mencapai tujuannya. Instrumen penilaian yang tepat dapat mengukur kapasitas mahasiswa telah mencapai hasil yang diharapkan, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan serta membantu mahasiswa dalam memahami sejauh mana telah mencapai tujuan pendidikan sehingga dapat memotivasi mereka untuk meningkatkan diri. Pada sisi yang lain, instrumen penilaian yang sesuai akan membantu dosen dalam memilih metode pengajaran yang efektif untuk mencapai hasil yang diharapkan. Dosen dapat merancang pengalaman pembelajaran yang sesuai dengan instrumen penilaian yang akan digunakan. Pada skala yang lebih luas instrumen penilaian yang sesuai mendukung transparansi dan akuntabilitas terhadap semua pemangku kepentingan, termasuk mahasiswa, orang tua, dan lembaga pembiayaan pendidikan. Data yang kuat itu sangat penting untuk pengambilan keputusan yang efektif baik di tingkat institusi atau lembaga pendidikan lebih tinggi. Oleh karena itu, penting untuk berinvestasi dalam pengembangan instrumen penilaian yang sesuai dengan pernyataan hasil dalam OBE agar pendidikan dapat mencapai tujuannya dan memberikan manfaat yang nyata.
Mengembangkan instrumen penilaian yang tepat dan sesuai dengan pernyataan hasil dalam OBE bisa menjadi tugas yang kompleks dan menantang. Tantangan utamanya adalah dalam hal memenuhi persyaratan esensial sebuah instrumen evaluasi. Setidaknya ada empat hal yang harus dipenuhi yaitu berkaitan dengan relevansi, validitas, reliabilitas dan objektivitas. Instrumen penilaian harus relevan atau selaras dengan hasil yang diharapkan. Artinya, pertanyaan, tugas, atau aktivitas yang digunakan dalam penilaian seharusnya mencerminkan tindakan nyata yang menunjukkan pemahaman dan keterampilan mahasiswa setelah menyelesaikan program pendidikan. Secara umum validitas adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan tingkat akurasi atau kebenaran suatu pengukuran atau alat penilaian. Berkaitan dengan OBE maka instrumen penilaian harus dapat mengukur kemampuan mahasiswa apakah telah mencapai hasil yang diharapkan dengan akurat. Jika instrumen penilaian tidak valid, hasilnya mungkin tidak dapat diandalkan atau tidak akan banyak memberikan informasi yang berguna tentang pencapaian siswa. Kebermaknaan reliabilitas instrumen penilaian pada dasarnya adalah kemampuan instrumen untuk memberikan hasil yang konsisten jika diukur secara berulang kali dalam situasi yang sama. Dengan kata lain, instrumen penilaian yang reliabel akan memberikan hasil yang serupa ketika digunakan oleh orang yang berbeda atau dalam situasi yang berbeda, selama kondisi tetap sama. Reliabilitas penting dalam OBE untuk memberi keyakinan bahwa hasil penilaian terhadap mahasiswa sudah akurat dan dapat diandalkan dalam mengukur pencapaian hasil yang diharapkan. Selanjutnya, instrumen penilaian yang objektif bermakna bahwa instrumen harus dapat meminimalkan penilaian yang tergantung pada interpretasi subjektif. Ketika instrumen penilaian objektif digunakan, maka mahasiswa akan dinilai berdasarkan kriteria yang jelas dan tidak terpengaruh oleh preferensi, opini, atau penilaian subjektif dari dosen atau penilai. Penilaian mahasiswa lebih didasarkan pada fakta dan standar yang konsisten, sehingga hasil penilaian menjadi lebih adil dan dapat dipercaya.
Mengetahui tantangan dalam mengembangkan alat penilaian OBE setidaknya dapat memberikan manfaat dalam membangkitkan kesadaran dan optimisme dalam pengembangan evaluasi untuk merancang instrumen penilaian yang lebih efektif. Pemahaman tentang tantangan membantu dalam merancang alat penilaian yang lebih relevan dan terukur, sehingga mahasiswa dapat diberikan pengalaman penilaian yang lebih baik. Menyadari tantangan seperti bias penilaian, validitas, dan objektivitas, memungkinkan untuk mengambil tindakan untuk memastikan bahwa instrumen penilaian menghasilkan penilaian yang lebih akurat dan obyektif terhadap pencapaian hasil. Melalui identifikasi tantangan, lembaga pendidikan dapat terus menerus melakukan perbaikan dalam pengembangan instrumen penilaian dan proses penilaian secara keseluruhan sehingga pendekatan OBE terus berkembang dan meningkat seiring waktu.