logo-color

Publikasi
Artikel Populer

SERING TIDAK DISUKAI, TERNYATA DOSEN YANG PERFEKSIONIS DAN TEGAS MEMBENTUK MAHASISWA DISIPLIN DAN CERDAS

Epin Supini

Epin Supini

Universitas Pamulang
epinsupini5@gmail.com

Salah satu cara untuk mengukur keberhasilan dosen dalam melakukan pengajaran adalah meningkatnya kedisiplinan mahasiswa di kelas. Disiplin yang dimaksud adalah bagaimana Mahasiswa dapat mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok, seperti kemampuan untuk mengikuti aturan, pengendalian diri dalam bertindak, tingkat kehadiran mahasiswa, tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan, serta partisipasi dalam kegiatan akademik.

Seperti yang diketahui ada beberapa aspek yang dapat mempengaruhi kegiatan pembelajaran jadi lebih efektif mulai dari peran dosen, peran mahasiswa, hubungan antara dosen dan mahasiswa, media pembelajaran metode pembelajaran, dan melakukan evaluasi. Alasan mengapa dosen dapat mempengaruhi tingkat kedisiplinan mahasiswa melalui metode pengajaran yang tepat, karena dosen merupakan sumber ilmu bagi mahasiswa bukan hanya melalui apa yang disampaikan tetapi bagaimana cara menyampaikan.

Pandangan Mahasiswa terhadap Cara Kepengajaran Dosen

Sebagai Mahasiswa Universitas Pamulang Jurusan Sastra Inggris, penulis menyadari bahwa setiap dosen pasti memiliki cara tersendiri untuk mendidik mahasiswanya menjadi pribadi yang lebih baik, cerdas dan terpelajar. Dan tentunya tidak ada metode mengajar yang paling ideal dan paling tidak ideal, karena “indikator ideal” tidak terukur dengan angka, melainkan berdasarkan kesuksesan dosen dalam menyesuaikan gaya belajar mahasiswa dengan tingkat kesulitan materinya serta kemampuan memberikan dan melaksanakan hak dan kewajiban dalam kegiatan pembelajaran. Ada banyak sekali metode pembelajaran yang diterapkan oleh para dosen Universitas Pamulang sesuai dengan mata kuliah yang diampu, mulai dari metode pembelajaran literasi dan numerasi, contextual teaching learning, problem based learning, Project Based Learning, diskusi group dan lainnya.

Sebagai mahasiswa, penulis bersyukur bahwa tempat pendidikan saya, Universitas Pamulang memiliki dosen yang berkarakter disiplin, keterbukaan dalam mengajar, mampu mendorong partisipasi aktif mahasiswa, dapat membina hubungan baik dengan mahasiswa, menghargai waktu kuliah dan menunjukkan keseriusan terhadap proses pembelajaran. Tentu ini merupakan hal yang patut diapresiasi karena ini bukan hanya meningkatkan kedisiplinan mahasiswa tetapi juga dapat membentuk mahasiswa yang cerdas, aktif, kritis dan berkarakter.

Karena seperti yang kita tahu, meningkatkan kualitas pembelajaran dan kedisiplinan mahasiswa dibutuhkan kesiapan serta kemauan keras dari dosen maupun mahasiswa itu sendiri. Sebagai fasilitator, dosen bertindak secara aktif membangun motivasi mahasiswa untuk aktif dalam mengonstruksi pengetahuan. Dalam hal ini tentu pihak kampus juga memiliki peran yang besar untuk mendukung upaya dosen dalam meningkatkan kedisiplinan mahasiswa melalui kolaborasi yang tepat antara dosen, staf konseling dan pihak terkait lainnya untuk merancang, melaksanakan dan melakukan evaluasi secara berkala mengenai program-program yang ada. Bersyukurnya, Universitas Pamulang mampu memenuhi kebutuhan dosen dan mahasiswa melalui fasilitas belajar yang nyaman, komitmen dosen dalam mengajar dan terlaksananya program-program yang membuat dosen dan mahasiswa terus bertumbuh. Metode pembelajaran yang diterapkan oleh para dosen mampu membuat mahasiswa yang kurang aktif menjadi lebih aktif dan termotivasi, serta mampu memberikan ruang seluas-luasnya untuk mahasiswa dapat menyampaikan ide dan opini mereka.

Wiwit Sariasih, S.Pd., M.Pd. biasa disapa Mrs Wiwit merupakan salah satu dosen Universitas Pamulang yang berhasil menerapkan beragam metode pembelajaran dalam satu waktu di kelas, misalnya dengan mengkombinasikan metode pembelajaran diskusi kelompok (discussion group), menggunakan permasalahan (problem based learning) yang harus diselesaikan melalui literasi dan membuat karya. Dalam melaksanakan metode pembelajaran diskusi, Mrs Wiwit mengetahui tingkatan pengetahuan setiap mahasiswa. Sehingga dosen dapat membuat suatu kelompok yang adil yang terdiri dari mahasiswa dengan tingkat pengetahuan bagus dan kurang bagus untuk memeratakan kemampuan setiap kelompok.

Dosen juga bisa memberikan pengayaan dan penambahan jumlah materi bagi mahasiswa yang kurang paham terhadap materi yang sedang dibahas serta memberikan modul yang lengkap. Mahasiswa bisa diberikan keleluasaan dan kebebasan dalam memilih atau sumber materinya sendiri selama masih terkaitan dengan materi yang sedang dibahas. Jika dilihat secara objektif, ada banyak sekali dosen yang berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran dan kedisiplinan mahasiswa melalui metode pembelajaran yang kreatif. Namun sayangnya, kita masih mengotak-otakkan cara kepengajaran dosen dan membanding-bandingkan setiap strategi dosen, lalu membuat tingkatan metode pengajaran.

Selain itu, dosen juga sering kali disalahpahami niatnya untuk membuat mahasiswa menjadi lebih mandiri melalui pemberian tugas. Tak sedikit mahasiswa atau masyarakat secara umum yang masih beranggapan bahwa dosen yang terus-menerus memberikan tugas adalah dosen yang “tidak bekerja” atau lebih parahnya makan “gaji buta.” Lalu pandangan buruk juga bisa hadir hanya karena karakter dosen yang terlalu strick, killer, terlalu serius, selalu memberikan punishment untuk kelalaian mahasiswa. Dosen yang seperti itu selalu dianggap sebagai “tidak penyayang” dan “kejam.”

Sebagai mahasiswa, tentu penulis sudah mendapati hal-hal ini melalui lingkungan (teman-teman mahasiswa) maupun di sosial media. Dan penulis merasakan kesedihan para dosen yang sering kali disalahpahami niat baiknya. Namun di satu sisi penulis juga memahami mengapa para mahasiswa bisa melakukan itu? Hal ini dikarenakan ketidaktahuan mahasiswa terhadap niat baik dosen, metode pengajaran tidak cocok dengan gaya belajar mahasiswa, atau memang mahasiswanya yang belum siap dan tidak mau mengubah diri menjadi pribadi yang lebih baik, disiplin dan mandiri?

Lantas apa yang harus dilakukan oleh dosen dan mahasiswa untuk mengatasi kesalahpahaman ini? Jawabannya adalah komunikasi yang baik dan pengenalan lebih lanjut, saling memahami setiap karakter mahasiswa dan dosen, menyadari tanggung jawab dari peran masing-masing, dengan begitu tujuan pembelajaran dapat terwujud. Tentunya saat ini kita sudah banyak menemukan dosen-dosen yang mampu menjalankan tugasnya dengan baik, amanah, membangun hubungan yang baik dengan mahasiswa dan bertanggung jawab. Atas keberhasilan ini sudah seharusnya kita sebagai mahasiswa, pemerintah dan masyarakat secara umum memberikan apresiasi yang luar biasa bagi para dosen dan praktisi.

Penghargaan atau apresiasi yang bisa diberikan oleh masyarakat dan pemerintah terhadap dosen yang mampu menjaga kualitas layanan pendidikan adalah dengan memberikan umpan balik yang positif terhadap dosen dan pihak kampus, dukungan untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan, memberikan hadiah yang setimpal dengan kerja keras dosen dan melakukan kerja sama atau kolaborasi untuk menciptakan program-program yang mendukung kualitas pendidikan.

Adapun untuk mahasiswa, apresiasi yang bisa diberikan kepada dosen yang mampu mengajar dengan baik dan tulus adalah dengan menjadi mahasiswa yang disiplin. Penuhi semua tugas yang diminta oleh dosen dengan optimal, hadir tepat waktu, mengikuti peraturan dosen saat belajar di kelas, mengikuti tata tertib universitas, menjadi mahasiswa yang aktif, kreatif, kolaboratif, kritis, dan mampu menciptakan prestasi yang luar biasa yang dapat mengangkat nama universitas, serta khususnya dosen yang mengajar. Mulai menyadari bahwa apa yang diminta atau tugas yang diberikan oleh dosen adalah yang terbaik untuk mahasiswa guna tercapainya tujuan pembelajaran dan membentuk karakter mahasiswa yang baik.

Tags

Share this post:

Postingan Lain

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jika ingin berlangganan berita dari kami, silakan memasukkan email pada kolom di bawah ini

Radar Edukasi adalah portal berita pendidikan di bawah naungan Penerbit P4I