Tri Suhardi, M.Pd.
SMP 2 Pundong
hdtanpalilin@gmail.com
Rendahnya Kemampuan Menulis Puisi
Menulis merupakan salah satu kompetensi keterampilan berbahasa yang bersifat kompleks. Kompleksitas keterampilan menulis terletak pada tuntutan kemampuan menata dan mengorganisasikan ide secara runtut, logis, dan menyajikannya dalam ragam bahasa tulis. Kekompleksitasan inilah yang membuat peserta didik mengalami kesulitan dalam menulis puisi. Ada tiga faktor penyebab kemampuan menulis puisi peserta didik kelas VII SMP 2 Pundong masih rendah. Pertama, guru belum maksimal memberikan proses kreatif dalam pembelajaran menulis puisi. Kedua, peserta didik kesulitan menuangkan ide ke dalam tulisan puisi. Ketiga, diksi yang dipilih peserta didik masih memperhatikan kaidah-kaidah berbahasa sehingga hasilnya kurang ekspresif dan terkesan kurang natural.
Model PBL dengan Media Multimodalitas sebagai Solusi Pembelajaran Menulis Puisi
Guru menerapkan model PBL dengan media multimodalitas untuk mengatasi permasalahan tersebut. Media multimodalitas yang digunakan guru adalah audiovisual dan puisi formula. Kedua media tersebut digunakan sebagai stimulasi berpikir kreatif peserta didik untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi. Keberhasilan penerapan model PBL dengan media multimodalitas perlu dibagikan kepada praktisi pendidikan dan para guru bahasa Indonesia. Penerapan tersebut dapat dijadikan sebagai pemantik guru lain untuk memberikan proses kreatif dalam pembelajaran menulis puisi. Penggunaan media audiovisual dan puisi formula dapat meningkatkan daya berpikir kritis dan kreatif peserta didik dalam pembelajaran menulis puisi. Proses kreatif dalam pembelajaran menulis puisi tersebut dapat digunakan sebagai referensi solusi untuk mengatasi pembelajaran menulis puisi.
Guru menghadapi tantangan saat menerapkan model PBL dengan media multimodalitas dalam pembelajaran menulis puisi. Pertama, diperlukan manajemen waktu yang tepat untuk menerapkan model PBL dengan media multimodalitas. Kedua, cepat atau lambat proses menulis puisi peserta didik dapat terlaksana bergantung pada kemampuan masing-masing peserta didik dalam mengelola diksi dan rima. Agar penerapan tersebut dapat terlaksana dengan optimal, guru memerlukan dukungan dari berbagai pihak. Pihak-pihak tersebut adalah dosen pembimbing, guru pamong, kepala sekolah, teman sejawat, guru penggerak, guru pengajar praktik, dan rekan-rekan mahasiswa PPG Daljab Angkatan 3 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dosen pembimbing dan guru pamong memiliki kontribusi nyata bagi guru, yaitu memberikan bimbingan secara intens dan berkelanjutan terkait dengan perangkat pembelajaran, meliputi modul ajar, bahan ajar, LKPD, instrumen penilaian, dan jurnal evaluasi, serta gambaran pelaksanaan pembelajaran. Selain itu, guru juga mendapatkan saran dari hasil wawancara dan diskusi dengan kepala sekolah, rekan sejawat, guru penggerak, guru pengajar praktik, dan mahasiswa PPG Daljab Angkatan 3.
Langkah-langkah dan strategi yang guru lakukan untuk mengatasi tantangan tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, penggunaan manajemen waktu yang efektif untuk mengatur semua hal terkait dengan proses pembelajaran menulis puisi agar proses pembelajaran menulis puisi sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan. Kedua, guru memberikan stimulasi pemantik ide/gagasan melalui video kerusakan alam sehingga peserta didik dapat memperoleh ide/gagasan untuk menulis puisi. Ketiga, guru menyediakan puisi formula dengan berbagai tema untuk meningkatkan variasi hasil penulisan puisi peserta didik, termasuk kemampuan mengaplikasikan penggunaan unsur-unsur pembangun puisi secara kreatif. Keempat, peserta didik menulis puisi berdasarkan ide/gagasan yang telah digali berdasarkan video pemantik dan mengembangkannya ke dalam tulisan puisi.
Sumber daya atau materi yang diperlukan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran tersebut, yaitu modul ajar yang telah disusun secara inovatif dan kreatif, media audiovisual berupa video kerusakan alam, dan puisi-puisi formula dengan tema warna, pengandaian, indera, dan preposisi. Pembelajaran menulis puisi menggunakan model PBL dengan media multimodalitas memiliki dampak positif untuk peserta didik dan guru. Pertama, dapat meningkatkan sikap berpikir kreatif, bernalar kritis, dan mandiri peserta didik. Kedua, peserta didik memiliki pengetahuan yang komprehensif mengenai aspek kelengkapan formal puisi dan unsur-unsur pembangun puisi berdasarkan analisis puisi formula. Ketiga, peserta didik memiliki keterampilan menulis puisi berdasarkan ide/gagasan yang diperoleh dari media pembelajaran video pemantik. Selain itu, peserta didik memperoleh pengetahuan tentang aspek kelengkapan formal puisi dan unsur-unsur pembangun puisi melalui puisi formula.
Simpulan
Penerapan model PBL dengan media multimodalitas dalam pembelajaran menulis puisi mampu meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menulis puisi sesuai dengan kaidah dan unsur-unsur pembangun puisi secara kreatif. Hal tersebut dapat dapat dilihat dari capaian nilai kognitif menulis puisi yang diperoleh peserta didik. Peserta didik yang mendapatkan nilai di atas KKTP sebesar 83,4% dan peserta didik yang mendapatkan nilai di bawah KKTP sebesar 16,6%. Capaian nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 60.
2 Responses
Sangat menginspirasii..👏🏻
Pembelajaran menulis puisi yang menyenangkan. Terima kasih sangat menginspirasi.