logo-color

Publikasi
Artikel Populer

LITERASI DALAM KURIKLUM MERDEKA

Hj. Badelah, S.Pd., M.Pd

Hj. Badelah, S.Pd., M.Pd

SMP Negeri 2 Sakra
badelah67@gmail.com

Literasi menjadi fokus dalam pengembangan kurikulum  merdeka tentu  saja kemampuan dan keterampilan seorang dalam membaca, menulis, menghitung, dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.  Menurut Chairunnisa literasi adalah suatu keterampilan dari seseorang melalui kegiatan berfikir, membaca, menulis, dan berbicara. Literasi merupakan dasar keberhasilan dalam pembelajaran.

Selain literasi ada yang disebut numerasi. Numerasi merupakan kemampuan untuk mengaplikasi sebuah konsep bilangan dan juga keterampilan menghitung di dalam kehidupan sehari-hari. Literasi dan numerasi itu penting bagi siswa untuk mempersiapkan diri dalam menjalani kehidupan di masyarakat, dunia kerja, dan menghadapi  perkembangan zaman

Perkembangan kemampuan berbahasa merupakan hal yang sangat penting untuk ditingkatkan. Karena kemampuan berbahasa merupakan dasar yang dapat mempengaruhi keberhasilan pengembangan literasi dalam kurikulum merdeka. Di satuan pendidikan  menerapkan literasi secara berkesinambungan guna memperkuat daya nalar siswa, dan mengubah pola pikir siswa secara kreatif.

Adapun teknik yang dilakukan untuk meningkatkan literasi siswa adalah:

  1. Memaksimalkan Peran Perpustakaan

Perpustakaan sebagai tempat untuk meningkatkan literasi siswa. Berliterasi di ruang perpustakaan sangatlah nyaman dan lebih leluasa. Literasi di ruang perpustakaan harus melihat terlebih dahulu katalog untuk mempermudah pencarian buku yang diinginkan. Para literasi harus mengikuti aturan di ruang perpustakaan. Pada saat berliterasi siswa tidak boleh ribut, bermain, berbicara yang lain, makan dan hanya fokus pada buku bacaan yang dibaca.

Cara memaksimalkan perpustakaan sangat mudah, hanya melihat keadaan kelas, kelas berapa yang masuk hari ini, besok, dan seterusnya. Jika ada kelas yang kosong atau guru tidak masuk karena berhalangan , siswa disuruh berliterasi di ruang perpustakaan.  Selain itu, ada juga siswa yang disuruh oleh guru mencari buku bacaan atau buku fiksi untuk dibaca di ruang perpustakaan dan menuliskan hasil membacanya kemudian dikumpulkan.

Dalam kurikulum merdeka berliterasi di ruang perpustakaan atau belajar di luar kelas disebut belajar outdoor. Perpustakaan merupakan tempat menjadi alternatif untuk belajar yang lebih menguntungkan dibandingkan belajar di tempat lain. Berliterasi di ruang perpustakaan dapat membangkitkan ide yang akan dituangkan ke dalam tulisan. Belajar di luar kelas menimbulkan variasi baru dan yang penting adalah fokus dalam pengembangan literasi.

Perpustakaan dapat didesain sedemikian rupa supaya para literasi lebih tenang, rileks saat membaca. Pemindahan belajar atau berliterasi di ruang perpustakaan dilakukan untuk menghindari kebosanan dan kejenuhan yang terjadi akibat jam pembelajaran yang berlangsung pada jam 12.00 sampai mau mendekat jam pulang. Para siswa sudah kurang fokus belajar. Dalam hal ini para siswa diajak ke ruang perpustakaan untuk berliterasi.

  1. Membuat Pojok Baca

Pojok baca atau reading corner merupakan    sebuah tempat yang terletak di sudut ruangan yang dilengkapi dengan koleksi buku yang berperan sebagai perpajangan fungsi perpustakaan. Pojok baca dapat menjadi sarana yang efektif untuk memberikan akses kepada siswa atau pada para pembaca lainnya dalam membaca buku dan sebagai upaya meningkatkan minat baca.

Pojok baca merupakan pemanfaatan sudut ruang kelas sebagai tempat koleksi buku dan para siswa di tiap-tiap kelas. Pengenalan siswa ke pojok bacaan kelas diharapkan bisa menanamkan budaya membaca sejak dari kelas Taman Kanak-kanak. Mengingat budaya baca di Indonesia masih tergolong rendah. Oleh karena itu, seharusnya satuan pendidikan berupaya menciptakan pojok baca sebagai pemanfaatan sudut ruang kelas sebagai tempat koleksi buku.

Dengan pojok baca ini diharapkan dapat menarik minat  siswa lebih gemar membaca. Apabila sering membaca dapat mengubah pola pikir dan dapat mengembangkan potensi yang ada dalam benak siswa. Pojok baca ini, dilaksanakan setiap hari sepuluh menit sebelum mulai pembelajaran. Setelah membaca siswa menuliskan apa yang ditemukan yang paling bermanfaat bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari.  

Dalam kurikulum merdeka, pojok baca di setiap ruang kelas sangat diutamakan. Karena banyaknya informasi yang harus diketahui oleh siswa baik pengetahuan maupun keterampilan. Bukan hanya informasi dari internet saja yang perlu diketahui, tapi yang di buku juga perlu dipelajari. Kedua media literasi ini bermanfaat bagi para literasi baik di sekolah maupun di kalangan masyarakat.

  1. Peran Guru dalam Meningkatkan Literasi di Sekolah

Guru merupakan pilar utama dalam dunia pendidikan. Peran guru itu sangat penting dalam mencerdaskan anak bangsa, dan meningkatkan literasi siswa. Karena guru adalah seorang fasilitator, motivator, dan pembimbing siswa. Tanpa adanya peran guru, literasi di sekolah tidak akan dapat berjalan dengan baik. Misalnya; guru dalam kegiatan proses pembelajaran tentu akan menyuruh siswanya untuk membaca terlebih dahulu sebelum mengerjakan tugas.

Peran guru dalam meningkatkan literasi di sekolah, yaitu guru berperan sebagai koordinator kelas, sebagai pengajar, pengarah, sebagai evaluator, perencana pembelajaran, motivasi, dan pengelola lingkungan belajar. Cara yang dilakukan guru untuk meningkatkan literasi siswa, misalnya; guru menjadi penggerak literasi, teladan membaca, teladan menulis. Guru menjadi teladan membuat karya tulis ilmiah serta dapat menunjukkan hasilnya sehingga siswa tertarik untuk ikut berkarya nantinya.

Dalam pencapaian prestasi siswa tentu terdapat peran guru yang hebat dalam mendorong, membimbing, dan memberikan semangat kepada siswa. Begitu pula dengan kemampuan literasi siswa yang baik terdapat peran guru yang berhasil meningkatkannya dengan tepat. Oleh karena itu, guru disediakan fasilitas yang khusus yaitu pojok baca, menambah buku bacaan fiksi, buku referensi, dan menunjukkan karya tulis siswa yang sederhana berbentuk sebuah makalah.        

Di SMP Negeri 2 Sakra juga menyediakan kegiatan ekstrakurikuler khusus untuk meningkatkan literasi siswa salah satunya adalah ekstrakurikuler public speaking. Desain mading dalam informasi mading juga dipublish oleh siswa, baik itu diisi puisi, pantun, syair ataupun berbagai karya tulis lainnya. Karena kreativitas siswa itu unik dan banyak, maka SMP Negeri 2 Sakra selalu memberikan fasilitas untuk dapat mewadahi semua minat dan bakat siswa.  

Literasi ini diharapkan kepada semua guru dapat membimbing, mendorong siswa untuk berliterasi supaya siswa lebih menggemari membaca buku, menulis hasil yang pernah dibaca di sekolah dan apresiasi sekolah yang biasa diberikan kepada siswa yang mampu mengembangkan minat baca dan bakatnya menjadi salah satu alasan literasi yang ada di sekolah dapat berjalan dengan baik.

Tags

Share this post:

Postingan Lain

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jika ingin berlangganan berita dari kami, silakan memasukkan email pada kolom di bawah ini

Radar Edukasi adalah portal berita pendidikan di bawah naungan Penerbit P4I