logo-color

Publikasi
Artikel Populer

AYO CEGAH DIARE PADA ANAK DENGAN MEMBANGUN KEBIASAAN CUCI TANGAN SEJAK DINI

Koekoeh Hardjito, S.Kep.Ns.,M.Kes

Koekoeh Hardjito, S.Kep.Ns.,M.Kes

Dosen Poltekkes Kemenkes Malang
koekoehhardjito@gmail.com

Diare merupakan keadaan yang ditunjukkan dengan tanda bertambah seringnya buang air besar (BAB), dan komposisi kotoran yang cenderung berbentuk cair. Diare sangat mudah dialami anak, khususnya anak dibawah lima tahun. Keadaan yang mengganggu sistem pencernaan ini bisa terjadi untuk beberapa waktu. Hal ini berakibat tubuh dapat mengalami defisiensi garam dan cairan yang diperlukan.  Kementerian Kesehatan melaporkan bahwa penyebab utama kematian terbanyak pada kelompok anak balita (12-59 bulan) pada tahun 2021 adalah diare sebanyak 10.3%.  Salah satu penyebab diare adalah infeksi virus, bakteri ataupun parasit.

Mengapa infeksi virus, bakteri ataupun parasit bisa terjadi ?

Agen infeksius dapat masuk melalui makanan ataupun minuman yang terkontaminasi sehingga penting bagi orang tua untuk memperhatikan keamanan makanan dan minuman yang akan diberikan kepada anaknya.

Kali ini mari kita cermati hal yang berkaitan dengan mudahnya agen penyebab infeksi itu masuk ke tubuh anak. Kondisi yang sering terjadi adalah kebersihan tangan yang buruk. Tertempelnya virus, bakteri serta parasit dapat terjadi ketiga kebersihan tangan tidak terjaga dengan baik. Anak-anak seringkali belum memahami bahwa barang yang dipegang adalah barang yang tidak bersih. Proses penularan penyakit terjadi dari individu yang sakit ke individu yang sehat diawali ketika sisakit buang air besar tanpa memperhatikan kebersihan tangannya dan selanjutnya melakukan aktifitas  dengan teman-temannya. Interaksi anak yang sakit dan anak yang sehat dengan segala perilaku saat bermain menjadikan agen infeksi menyebar. Jika anak yang sehat tidak  memperhatikan kebersihan tangannya dengan mencuci tangan, selanjutnya bibit penyakit akan mudah menempel pada benda yang disentuh oleh anak sehat atau dimasukkan ke dalam rongga mulut, akibatnya kuman memasuki tubuh anak yang tidak sakit.

Bagaimana caranya agar anak terbiasa cuci tangan?

Hal yang utama adalah mengajari dan jangan lupa untuk memberi contoh dengan mempraktikkan cuci tangan dengan benar. Kelebihan  anak usia dini adalah meniru, untuk itu jangan sekali-kali ayah bunda untuk melanggar apa yang diajarkan didepan anak-anak. Bangun kebiasaan tersebut tidak hanya di tempat tinggal tetapi juga di tempat lain saat anak bersosialisasi, misalnya di sekolah. Artinya ayah bunda dan bapak ibu guru memiliki kewajiban untuk menyediakan sarana cuci tangan yang dapat dijangkau oleh anak-anak. Jangan lupa karena usia anak adalah usia bermain yang selalu menginginkan hal-hal yang menyenangkan dirinya, maka orang tua dan gurupun harus mampu menciptakan suasana yang menyenangkan dalam membangun kebiasaan ini.

 Sebuah studi terhadap anak-anak usia empat tahunan  di Wastern Cape Afrika Selatan menunjukkan bahwa kelompok anak-anak yang diberikan sabun kecil berwarna cerah tembus pandang berisi mainan bola atau ikan plastic di bagian tengahnya lebih rajin mencuci tangan dibandingkan dengan anak-anak yang diberikan sabun biasa. Awal studi menunjukkan kebiasaan bahwa anak-anak tersebut jarang melakukan cuci tangan mereka sebelum makan maupun sesudah buang air di toilet.  Membasuh tangan menjadi kegitan yang menyenangkan, menjadikan anak-anak makin dekat dengan mainan di dalamnya.

Bagaimana cara mengajari anak cuci tangan?

  1. Tunjukkan saat orang tua, kakak, saudara ataupun bapak ibu guru mencuci tangan pada anak. Anak usia dini secara konstan akan mencontoh apa yang dilihat dan didengarnya.
  2. Jelaskan kepada anak tentang waktu yang mencuci tangan, tujuan mencuci tangan. Penjelasan ini harus dikenalkan dan ditanamkan kepada anak hingga menjadi perilaku sehat. Meskipun anak memahami dan melaksanakan perintah orang dewasa, tetapi anak-anak belum memiliki kemampuan berpikir seperti halnya manusia dewasa, sehingga penjelasan ini perlu disampaikan secara sederhana.
  3. Pastikan tempat cuci tangan yang bisa diakses anak
  4. Sebaiknya gunakan sabun cair, hindari penggunaan sabun batangan yang terendam di air karena berpotensi besar terkontaminasi. Jika menggunakan sabun batangan pastikan sabun tersebut selalu dikeringkan.
  5. Gunakan sabun kemasan yang warnanya menarik atau yang beraroma buah, agar anak senang
  6. Orang tua perlu menampilkan cara menggosok tangan dengan tepat. Sela-sela jari dibersihkan, seluruh bagian tangan, sekitar kuku, telapak tangan sambil jelaskan cara dan waktu yang diperlukan untuk mencuci tangan yang benar. Jangan lupa ayah bunda harus menunjukkan cara memberi air dan sabun yang benar untuk digunakan serta cara membasuhnya. Pengalaman langsung ini akan mudah diingat oleh anak-anak.
  7. Perhatikan kebosanan anak. Anak-anak pada umumnya memiliki waktu perhatian yang pendek, anak-anak dapat duduk tenang memperhatikan sesuatu dalam waktu singkat, usahakan bangun suasana yang menyenangkan agar mereka betah.
  8. Kerjakan kegiatan ini secara rutin. Anak-anak lebih menyukai kegiatan yang dilaksanakan berulang-ulang.

Selain perkembangan otak, usia pra sekolah merupakan masa yang paling tepat untuk perkembangan kemampuan pergerakan anak. Ahli lain mengatakan bahwa perkembangan kognitif dan emosi sosial anak berkorelasi hubungan yang membangun pada anak. Kegiatan cuci tangan merupakan kegiatan yang akan membangun motorik, kognitif serta emosi dan sosial anak.

Anak-anak diberikan kebiasaan mencuci tangan pada saat mereka memasuki usia 18–24 bulan. Kemampuan anak untuk cuci tangan secara mandiri tidak hanya bertujuan menjaga kesehatan saja tetapi juga menjadi tolok ukur bahwa tumbuh kembangnya berjalan dengan normal.

Ayah, bunda serta pembaca sekalian tentunya semua memahami bahwa mencegah lebih baik dari mengobati. Untuk itu mari kita ingat-ingat lagi serta kita laksanakan upaya pencegahan diare pada anak-anak, berikut ini kegiatan yang bisa kita lakukan setiap hari antara lain mengajarkan anak dengan benar bagaimana cara mencuci tangan dengan sabun dan air, khususnya saat sebelum mereka makan dan setelah anak buang air besar (BAB), membersihkan lingkungan rumah dan sekelilingnya, memperhatikan kebersihan alat masak, pastikan kebersihannya setelah dipakai untuk memotong bahan mentah, bersihkan sayur, buah dengan benar, tidak memberikan makanan atau minuman yang tidak jelas tanggal kadaluwarsanya, jangan berikan makanan yang masih mentah misalnya daging mentah, sayur mentah, hindari anak mengonsumsi makanan yang tidak jelas proses pengelolaannya, berikan makanan yang bersih dan sehat. Semoga bermanfaat.

Tags

Share this post:

Postingan Lain

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jika ingin berlangganan berita dari kami, silakan memasukkan email pada kolom di bawah ini

Radar Edukasi adalah portal berita pendidikan di bawah naungan Penerbit P4I