logo-color

Publikasi
Artikel Populer

PENTINGNYA EDUKASI MENTAL HEALTH BAGI PELAJAR DI SEKOLAH

Miskadi

Miskadi

Kesehatan mental (mental health) dewasa ini semakin perlu diperhatikan. Terutama hal ini terjadi pada anak muda (generasi Z) yang notabene lebih mudah mengalami gangguan mental jika dibandingkan dengan generasi sebelum-sebelumnya. Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak muda rentan mengalami gangguan mental, salah satunya diakibatkan oleh stres disebabkan akademik dan tidak mampunya menampung pelajaran yang dianggapnya terlalu sulit, kondisi sosial yang kurang baik di lingkungan sekolah seperti dijauhi oleh teman-temannya yang mengakibatkan menjadi antisosial, hubungan keluarga yang kurang harmonis, dan yang lain sebagainya.

Sumber: Indonesia National Adolesent Mental Health Survey (I-NAMHS)

Berdasarkan hasil survei Indonesia National Adolesent Mental Health Survey (I-NAMSH), masalah kesehatan mental terjadi pada satu dari tiga remaja yang berusia 10-17 tahun, jumlah ini setara dengan 15,5 juta remaja yang ada di Indonesia. Selain itu, satu dari dua puluh remaja mengalami gangguan mental yang di mana angkanya setara dengan 2,45 juta remaja. Kondisi ini perlu diperhatikan lebih serius agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan ke depannya. Perlu adanya sinergisitas antara keluarga, masyarakat, sekolah dan pemerintah untuk menekan terjadi masalah kesehatan mental yang lebih parah ke depannya.

Lembaga pendidikan, sebagai tempat pembentuk karakter bangsa juga harus ikut andil dalam isu ini. Tidak bisa dipungkiri, sekolah yang seharusnya menjadi tempat untuk belajar justru tidak sedikit membuat beberapa pelajar menjadi korban bullying yang berakibat pada kesehatan mental anak tersebut. Hal apa sajakah yang membuat anak menjadi korban bullying atau bulan-bulanan anak yang lainnya? Banyak faktor yang membuat anak menjadi korban bullying salah satunya karena dianggap berbeda dengan anak pada umumnya seperti lebih pendek, kulit lebih gelap, keterbelakangan mental, dan yang lain sebagainya.

Selain korban bullying yang dilakukan oleh sesama pelajar, ternyata tidak sedikit dari guru yang melakukan hal serupa kepada muridnya, baik hal itu dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja. Terkadang, guru secara kelepasan mengucapkan sebuah kata-kata yang dapat menyakiti hati muridnya seperti “Kamu bodoh sekali! Tidak bisa memahami materi ini.” Hal inilah yang perlu diperhatikan lagi oleh para guru atau pendidik agar lebih berhati-hati dalam berucap karena tidak semua pelajar memiliki mental yang kuat.

Lantas, hal apakah yang dapat dilakukan sekolah dalam mengedukasi pelajar untuk menekan terjadinya gangguan kesehatan mental? Ada program yang diprakarsai oleh Nova Riyanti Yusuf selaku Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa DKI Jakarta ditujukan kepada setiap sekolah agar dapat menerapkan 5T (Talking, Training, Teaching, Tools, Taking Care) sebagai bentuk edukasi kesehatan mental pelajar dan pendidik di lingkungan sekolah. Penjabaran 5T tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Talking about mental health. Pendidik harus mengedukasi siswa terkait pentingnya kesehatan mental. Pendidik juga harus merangkul seluruh siswanya tanpa membeda-bedakan, hal ini diperlukan untuk mendorong siswa agar tidak takut mengungkapkan kondisi Kesehatan mentalnya, dan melaporkannya jika merasa mengalami masalah Kesehatan mental.
  2. Training, tenaga pendidik juga harus mendapatkan pelatihan mengenai kesehatan mental agar dapat memberikan informasi yang benar kepada siswanya, selain itu training juga diperlukan agar pendidik bisa mengetahui hal apa saja yang dapat dilakukan pendidik Ketika dihapadpkan pada siswa yang mengalami gangguan Kesehatan mental, utamanya pada tindakan yang paling dasar.
  3. Teaching, hal ketiga yang dapat dilakukan oleh guru dan kepala sekolah adalah mengintegrasikan sistem pembelajaran dalam kurikulum sekolah dalam memberi pemahaman siswa terkait pentingnya menjaga Kesehatan mental.
  4. Tools, sekolah perlu menyediakan tempat atau ruangan khusus yang dapat dijadikan tempat oleh siswa untuk menyalurkan beban pikiran yang sedang dialaminya. Seperti halnya menyediakan ruangan curhat, ruang konsultasi siswa dan yang lainnya.
  5. Taking care, poin terakhir ini menjelaskan bahwa yang perlu dijaga kesehatan mentalnya bukan hanya para siswa atau pelajar saja, melainkan tenaga pendidik atau guru juga harus peduli dengan kesehatan mentalnya sendiri. Dengan begitu, kesadaran kesehatan mental tidak hanya berlaku pada siswa melainkan juga pada jajaran yang ada di sekolah tersebut.

 

Demikian, penjabaran mengenai pentingnya edukasi mental health bagi pelajar di sekolah di atas, semoga dapat dijadikan referensi dalam menekan terjadinya masalah kesehatan mental di lingkungan sekolah. Selain dari pihak sekolah, sadar akan kesehatan mental juga harus dilakukan oleh orang tua, masyarakat, dan pemerintah. Dengan sinergisitas dalam menyadari pentingnya kesehatan mental ini, diharapkan dapat mampu menekan laju terjadinya masalah kesehatan mental khusunya bagi pelajar atau remaja generasi sekarang.

Tags

Share this post:

Postingan Lain

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jika ingin berlangganan berita dari kami, silakan memasukkan email pada kolom di bawah ini

Radar Edukasi adalah portal berita pendidikan di bawah naungan Penerbit P4I