logo-color

Publikasi
Artikel Populer

ORANG TUA ADALAH PSIKOLOG TERBAIK UNTUK ANAKNYA

YUSNIATUTY WAHYU KOMALA

YUSNIATUTY WAHYU KOMALA

Setiap orang tua mempunyai pola asuh yang berbeda-beda. Begitu pula dengan tujuan tiap orang tua mendidik anaknya. Ada orang tua yang ingin mendidik anaknya menjadi orang yang unggul di bidang pendidikan, ada yang ingin anaknya hidup taat akan aturan agama, ada yang mendidik anaknya agar siap menjadi pengusaha sukses, ada pula orang tua yang membebaskan anaknya mengeksplorasi diri agar lebih mandiri dan bisa bersosialisasi dengan baik ditengah masyarakat, dan masih banyak lagi tujuan lainnya. Namun yang penting kita garis bawahi adalah agar tidak menggunakan kekerasan dalam menerapkan pola asuh pada anak. Untuk alasan apapun, menggunakan kekerasan pada anak hanya akan memberikan ketakutan, trauma dan memberikan contoh yang tidak baik untuk ditiru.

Parenting dapat diartikan sebagai pola asuh terhadap anak. Pola asuh masing-masing individu pastilah berbeda tergantung dari pola asuh sebelumnya, pengalaman, lingkungan dan ilmu pengetahuan tentang parenting tiap individu. Menjadi orang tua adalah PR yang tidak ada habisnya. Tidak ada yang salah dari pola asuh yang diterapkan tiap orang karena pada dasarnya setiap orang baru pertama kali menjadi orang tua, namun orang tua yang baik adalah orang tua yang tidak pernah lelah belajar untuk memperbaiki pola asuhnya agar berdampak makin baik untuk generasi penerusnya. Pola asuh yang baik adalah gerbang pembuka dari pemahaman emosi seorang anak terhadap diri sendiri, yang di mana ini akan mempengaruhi cara menyelesaikan masalah, watak, dan sikap anak terhadap sekitarnya.

Salah satu hal yang perlu kita perhatikan dan penting untuk kita kontrol dari aspek pertumbuhan anak adalah perkembangan emosinya. Jika anak tidak diajarkan bagaimana mengenal jenis emosi dan bagaimana mengelola emosi mereka sejak dini, maka pada masa pertumbuhannya gejolak emosi akan menjadi sulit di kontrol. Semakin anak mengenal jenis emosi dan cara mengelola emosinya maka anak akan semakin mengenal diri sendiri. Hal ini akan meminimalisir anak terkena gangguan kecemasan berlebih, salah pergaulan, ketidakpercayaan pada anggota keluarga (tertutup) dan bimbang akan pilihan dalam kehidupannya. Kemampuan seseorang untuk mengelola perasaan dan emosinya serta perasaan dan emosi orang lain disebut kecerdasan emosi. Kecerdasan emosi ini dapat dibentuk dan dilatih, adapun beberapa caranya adalah sebagai berikut:

1. Mengenal diri sendiri

Sebelum berusaha membentuk orang lain (anak) ada baiknya kita sebagai orang tua mengenali diri kita sendiri lebih dulu. Kenali dan kelola terlebih dahulu emosi pribadi kita. Hal ini bertujuan agar kita lebih terarah dan lebih memaklumi saat anak tidak bisa 100% menjadi seperti apa yang kita inginkan atau arahkan. Hal ini juga bertujuan agar kita mampu berdamai dengan banyak hal yang akan kita lalui saat mendidik dan menerapkan pola asuh yang kita pilih untuk anak. Hal ini pula yang akan membuat kita lebih mampu melihat dari sudut pandang lain tentang kemungkinan pola asuh yang kita terapkan ternyata tidak cocok untuk anak kita atau bahkan salah.

2. Menjadi teladan yang baik

Cara termudah untuk mendidik anak agar mengetahui mana yang baik dan tidak dalam hidupnya adalah menjadi teladan yang baik. Anak akan selalu mengobservasi perilaku dan kebiasaan orang tuanya. Jika hal-hal buruk contohnya saat orang tua marah dan melampiaskan kemarahan dengan melempar barang, memukul orang, atau memaki orang lain sering dipertontonkan kepada anak, maka anak akan menganggap hal tersebut adalah hal yang wajar dan boleh untuk di tiru. Begitu pula sebaliknya, jika orang tua memberi contoh saat marah akan diam sejenak meredakan emosi kemudian membicarakan sumber dari kemarahan lalu mencari solusi atau meminta maaf maka anak pun akan meniru hal yang sama.

3. Jadilah terbuka

Jangan pernah takut untuk menampung semua jenis emosi yang dikeluarkan anak. Jadi, setiap orang terlahir berhak untuk sedih, kecewa, marah, suka, bahagia, bahkan empati apapun ras, suku, jenis kelamin, dan statusnya, semua orang sudah sangat wajar mempunyai berbagai jenis emosi tersebut. Dengan begitu anak akan paham cara mengekspresikan dan mengelola emosinya, seperti contoh jika sedih dia boleh menangis tidak peduli dia terlahir menjadi perempuan atau laki-laki. Namun karena anak laki-laki pada dasarnya tidak mudah memperlihatkan kesedihannya maka jangan di paksa untuk mengekspresikan rasa sedihnya. Menjadi orang tua akan lebih memudahkan mengobservasi cara mengelola emosi anak kita. Jangan lupa untuk menjelaskan kepada anak bagaimana cara terbaik untuk mengelola emosinya.

4. Jadilah pendengar dan rumah terhangat untuk pulang di musim dingin

Tidak dapat dihindari, setiap kita yang hidup akan selalu ada orang yang tidak menyukai, akan selalu ada tindakan kita yang mungkin merugikan dan menyakiti orang lain. Hal ini tidak menutup kemungkinan akan membuat anak tidak dapat menerima dirinya sendiri saat di hadapi dengan situasi tersebut, maka jadilah pendengar dan rumah terhangat untuk pulang saat musim dingin tersebut tiba. Anak mungkin salah mengambil Langkah di hidupnya, namun siapa yang tidak akan melakukan kesalahan? Tugas kita adalah memberikan pemahaman bahwa kesalahan tidak selalu buruk. Kesalahan adalah privilege terbaik untuk belajar dan berkembang. Ajarkan anak untuk selalu melihat sudut lain dari suatu kejadian agar anak mampu memaklumi banyak hal di hidupnya dan menerima diri sendiri dengan rasa syukur.

Tidak banyak yang harus diterapkan karena menjadi orang tua adalah profesi tanpa aturan baku, yang dimana setiap orang berhak memilih pola asuh yang diyakini. Namun semakin baik pola asuh yang kita pilih dan terapkan maka akan semakin banyak pula buah kebaikan yang dapat disebar dan dinikmati bersama. Terlepas dari berbagai macam profesi pekerjaan atau bagaimana kehidupan yang kita dambakan untuk anak kita kelak, yang akan paling kita syukuri adalah saat anak tahu apa yang dia inginkan dan saat anak bahagia atas pilihan dan hidupnya.

Tags

Share this post:

Postingan Lain

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jika ingin berlangganan berita dari kami, silakan memasukkan email pada kolom di bawah ini

Radar Edukasi adalah portal berita pendidikan di bawah naungan Penerbit P4I