ASFINATI NINGSIH, S.Pd
Guru TK DHARMA WANITA MARDISIWI
ningsih.modongan@gmail.com
Pendidikan adalah upaya yang diraih atau didapatkan oleh manusia untuk mengubah sikap atau perilaku sehingga menjadi lebih baik dan dapat dikembang serta dapat mengembangkan sesuai dengan apa yang terjadi dimasa kini serta dapat menjadi pengaruh yang dapat memberikan perubahan positif bagi diri sendiri, orang lain dan lingkungannya, selain itu orang yang berpendidikan sangatlah berpengaruh dalam lingkungan sosialnya, maka dari itu diharapkan bagi peserta didik semoga nantinya dapat menjadi orang-orang yang berpendidikan dan dapat berpartisipasi dalam berbagai aktivitas di lingkungan masyarakatnya serta dapat bermanfaat bagi orang lain. Pendidikan nilai moral dan agama ditanamkan sejak anak usia dini yang pendidiknya dapat mencakup orang tua, guru, serta orang-orang di lingkungan sekitarnya. Tetapi guru pertama dari seorang anak adalah orang tua, anak akan meniru sikap, perilaku yang dilakukan oleh orang tuanya.
Pendidikan Anak Usia Dini diharapkan mampu memberikan berbagai rangsangan atau dorongan yang dapat mendukung perkembangan dan pertumbuhan anak, salah satunya dengan menciptakan lingkungan belajar yang nyaman serta kondusif untuk anak. Orang-orang di sekitar juga harus mampu untuk mengawasi, mendidik dan memberikan teladan yang dapat membentuk pendidikan karakter yang baik, selain itu perlu adanya pendidikan khusus dengan teman sebaya di suatu lembaga misalnya di Taman Pendidikan Anak Usia Dini yang nantinya moral serta karakter dari anak bisa dibentuk yang dimulai dengan sikap, kepribadian dari seorang guru yang bisa dicontoh anak didiknya dan menjadi model motivasi serta inspirasi terhadap anak dan dilanjutkan dalam pelaksanaan proses pembelajaran dengan pemasukan unsur-unsur moral ke dalam komponen pendidikan. Pendidikan moral tidak hanya dilakukan di kelas saja tetapi juga bisa dilakukan bagi pendidik (guru) untuk mengajarkan di luar kelas, misalnya kita bisa mengawasi peserta didik kita saat jam istirahat dengan pembiasaan bersikap sopan kepada teman, berdoa sebelum makan, makan dengan tangan kanan, sikap saling tolong menolong kepada sesama temannya, dan masih banyak lagi. Maka dari itu perkembangan moral pada anak dapat berlangsung melalui pendidikan langsung, peniruan, dan proses mencoba. Moral adalah salah satu aspek perkembangan yang harus distimulasi pada anak sejak usia dini. Rahim and Maila (2012:454) mejelaskan “There are six aspects of development that are focused on in kindergarten education: moral and religious values; social and emotional. development and independence; language ability; cognitive ability; physical/motor ability; and artistic ability.” Sesuai dengan teori perkembangan moral Kholberg (Hasnida, 2015) perkembangan moral diawali dari moralitas prakonvensional, moralitas konvensional, dan diakhiri dengan tingkatan moralitas post konvensional. Itu semua bisa dilihat dari bagaimana pola asuh yang diterapkan oleh orang tua dalam menanamkan moralitas. Dari hal tersebut bisa kita terapkan bahwa agama serta moral merupakan pondasi utama pada pembentukan karakter seseorang. Apabila seseorang tak mempunyai moral, maka sikapnya bisa jadi tercela. Begitu pun apabila seseorang tidak mempunyai agama, maka ia tidak mempunyai tujuan hidup yang jelas dan akan merasa kebingungan. Oleh karena itu, penanaman Nilai Moral dan Agama untuk anak usia dini sangatlah penting. Contoh nilai agama dan moral yang dapat ditanamkan pada anak usia dini misalnya menanamkan anak agar menyembah Allah dan berbakti kepada kedua orang tua, mengajak anak melakukan salat sejak usia dini, membiasakan mengaji di rumah maupun di sekolah, membiasakan sikap peduli dan saling tolong menolong, mendidik nilai sosial pada anak agar gemar bersedekah, mengajarkan anak agar mereka suka bersikap lemah lembut, membiasakan anak agar jangan suka berdusta, mengajarkan anak agar jangan suka marah-marah, membiasakan anak agar saling menyayangi antar sesama muslim, mendidik anak dari segi moral dan budi pekerti, membiasakan anak bermain olahraga, dan bermain bersama tanpa memiliki sikap diskriminasi. Pengajaran atau penanaman nilai moral serta agama terhadap anak tidak harus dengan paksaan ataupun kekerasan tetapi dengan memberikan contoh dengan sikap dan perilaku kita karena masa anak- anak mereka akan tanggap, meniru apa yang dilakukan oleh orang di sekitarnya. Oleh karena itu dalam bersikap dan berperilaku di hadapan anak-anak, kita harus lebih berhati-hati.
Berikut merupakan urgensi dalam penanaman aspek nilai agama dan nilai moral pada anak usia dini:
1. Mengajak anak untuk dekat dan mengenalkan Allah SWT baik di rumah maupun di sekolah
Tujuan penanaman aspek agama kepada anak sejak dini salah satunya adalah mengenalkan anak akan adanya Allah SWT dan mengajarkan anak untuk selalu dekat dengan Allah SWT. Bagaimana pun, anak-anak perlu tahu bahwa Allah itu ada dan siapa Allah itu. Mungkin mereka menerima ajaran agama di masa kecil yang diikuti oleh orang tua mereka. Alasan mengapa sangat penting untuk mengajarkan anak-anak tentang keberadaan Allah sejak usia dini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada anak-anak tentang siapa yang menciptakannya, siapa yang menciptakan langit dan bumi serta segala isinya, dan bagaimana berdoa, beribadah dan selalu mengingat Allah SWT dalam segala keadaan. Agar anak bisa memuji penciptanya.
2. Mengajarkan kepada anak cara beribadah dan berdoa kepada Allah SWT
Yang pertama adalah dengan memperkenalkan anak tentang agama contohnya mengajarkan bagaimana ibadah yang baik itu, dan waktu kapan yang baik untuk beribadah kepada Allah SWT. Sehingga saat beranjak dewasa anak dapat memahami apa yang harus mereka perbuat sebagai orang yang beragama, serta dapat memahami tata cara beribadah yang baik dan benar. Sehingga beribadah menjadi kebiasaan dari kecil dan terus berlanjut sampai tua. Mengajarkan dan mengajak anak melaksanakan salat secara Bersama- sama dalam suasana nyaman dan menyenangkan sangat mendukung dalam melatih anak dalam beribadah. Anak tidak akan merasa bosan dan terpaksa untuk mempelajari salat, sehingga proses latihan akan berjalan dengan lancar. Pengenalan doa akan lebih bermakna misalnya dalam pengenalan awal anak hanya menirukan apa yang sudah dibunyikan oleh pendidik maupun orang tua, jadi pengenalan ibadah dan berdoa harus dilakukan dengan praktik nyata (real) dalam kehidupan sehari-hari tidak hanya sekedar materi. Ketika anak hendak belajar pendidik di Lembaga juga mengajak anak-anak berdoa dahulu, proses belajar tersebut ditanamkan secara terus menerus melalui pembiasaan anak secara langsung ketika akan memulai suatu kegiatan baik di sekolah, di rumah, dan di mana saja.
3. Mengantisipasi anak dari perilaku atau sikap yang buruk (tercela)
Setiap agama mengajarkan sesuatu yang baik dan tentunya selalu menganjurkan atau memerintahkan untuk meninggalkan keburukan, begitu juga hukum moral. Oleh karena itu dengan mengenalkan nilai-nilai agama dan moral kepada anak-anak sejak usia dini, akan mencegah anak didik kita untuk melakukan perbuatan yang tidak baik (hal yang tercela). Sehingga diperlukan adanya bimbingan untuk mengajarkan kepada anak nilai-nilai agama dan moral, agar mereka mengetahui mana yang boleh dan mana yang tidak. Apa yang baik di mata Allah dan apa yang dilarang oleh Allah. Semua ini sangat penting agar kita bisa membentuk pribadi anak yang baik. Jika sudah terbiasa dibesarkan dengan ajaran yang baik, maka ketika dewasa akan menjadi orang yang baik, bermartabat dan pastinya berguna bagi agama, bangsa, dan negara.