
NUR ENI CAHYONING, S.Pd.
Guru SMP Negeri 2 Petarukan
Sebagai orang tua sangatlah bangga apabila mengetahui anak-anaknya sudah dapat membaca. Kemampuan membaca anak berbeda-beda, ada anak yang sudah dapat membaca pada saat duduk di bangku Taman Kanak-Kanak, ada anak yang dapat membaca di bangku Sekolah Dasar. Namun masih ada juga siswa SMP yang belum bisa membaca. Anehnya ada siswa yang sudah bisa membaca namun enggan untuk membaca.
Menurut Tarigan (1987) membaca adalah proses yang dilakukan dan digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Dengan membaca seseorang akan memperoleh informasi, ilmu pengetahuan dan pengalaman-pengalaman baru yang belum pernah diketahui sebelumnya. Istilah membiasakan membaca disebut dengan literasi. Sumber literasi dapat menggunakan media cetak maupun media online.
Kegiatan pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Setiap mata pelajaran mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Proses pembelajaran yang baik adalah suatu kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan membuat siswa terdorong untuk mengikutinya. Seorang guru harus dapat menciptakan suasana menyenangkan ini, tidak cukup hanya mengendalikan suasana kelas saja. Siswa harus terlibat secara aktif dalam pembelajaran yang dilakukan.
Mencermati suatu permasalahan pada pelajaran matematika dapat dilakukan dengan cara membaca permasalahan–permasalahan yang dihadapinya. Permasalahan-permasalahan sudah disediakan di buku paket pelajaran. Bagaimana siswa dapat mengetahui suatu permasalan yang diberikan jika siswa enggan membaca?
“Kemauan adalah janji pada diri sendiri yang memberikan kekuatan sangat besar. Sebuah kekuatan yang dimiliki setiap manusia, membantunya menjadi seorang pemenang yang mengalahkan ego dan mendorong impiannya menjadi kenyataan,“ Ainy Fauziyah (Kompas.com 2011). Sebagai salah satu guru di SMP Negeri 2 Petarukan, Kabupaten Pemalang, saya merasa prihatin mengetahui rendahnya kemauan membaca siswa pada saat diminta untuk mencermati permasalahan yang terjadi pada materi pelajaran matematika di kelas. Keadaan ini saya rasakan setelah siswa kembali belajar di sekolah yang sebelumnya belajar dari rumah didampingi oleh keluarganya atau bahkan siswa di rumah tidak ada yang mendampingi. Hal ini jika dibiarkan akan mengakibatkan prestasi belajar siswa menurun. Guru harus memiliki kompetensi untuk memberikan motivasi siswanya agar mau membaca, dengan cara sering memberikan tugas secara kelompok untuk menyelesaikan soal-soal latihan, dan memberikan apresiasi kepada kelompok yang berhasil dalam menyelesaikan tugasnya. Setiap siswa dalam kelompoknya akan mendapatkan tugas masing-masing, sehingga secara otomatis siswa akan mau membaca referensi dari berbagai sumber bacaan yang ada untuk dapat mengerjakan tugas dari kelompoknya. Bahkan di situasi ini memungkinkan saling bertukar pikiran antar siswa untuk mencari penyelesaian dari tugas kelompok masing-masing.
Menumbuhkan kemauan membaca siswa dapat dilakukan dengan sering memberikan penugasan melalui kelompok belajarnya. Siswa dalam kelompoknya masing-masing tentunya akan termotivasi untuk membaca referensi-referensi yang ada yang terkait dengan tema permasalahan untuk menyelesaikan tugasnya, siswa belajar secara aktif, sehingga proses pembelajaran lebih bermakna, maka materi pelajaran disekolah akan dapat dimengerti dengan baik oleh siswa, peran guru sebagai fasilitator saja, memberikan konfirmasi jawaban yang benar jika siswa belum mendapatkan hasil dari proses menemukan penyelesaiannya. Saya sangat yakin bahwa kemauan membaca dapat ditingkatkan dengan cara sering memberikan tugas-tugas kelompok, sehingga dapat membantu siswa mempermudah menyelesaikan permasalahan. Hal ini tentunya akan meningkatkan prestasi belajarnya.