Butet Amnawati S.Pd., Gr.
Guru SMK Negeri 1 Cileungsi
butetamnawati@gmail.com
Rendahnya minat belajar sejarah pada peserta didik dapat disebabkan oleh faktor yang berasal dari guru maupun yang berasal dari peserta didik itu sendiri. Faktor yang berasal dari guru yaitu kurang tepat dalam menentukan model pembelajaran yang sesuai dengan materi dan kurang bervariasi dalam menerapkan model pembelajaran. Sedangkan faktor yang berasal dari peserta didik adalah kurangnya minat dalam pembelajaran sejarah hal ini menjadikan sebuah tantangan untuk guru yang mengajar di jenjang SMK.
Pelajaran sejarah yang kadang menurut anak membosankan dan bikin ngantuk, maka perlunya guru melibatkan peserta didik secara aktif dan antusias saat belajar. Peserta didik yang aktif biasanya sering bertanya dan memberikan pendapat positif, memberikan gagasan sehingga bisa merangsang aktif peserta didik lainnya. Hal inilah kiranya guru mampu menguasai kondisi kelas dan menguasai materi maupun strategi pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
Setelah dilakukan identifikasi masalah, maka ada beberapa tantangan yang terjadi yaitu: 1) pembelajaran dari guru yang kurang menarik; 2) anak tidak dilibatkan dalam pembelajaran; 3) model pembelajaran kurang bervariasi; 4) anak kurang tertarik terhadap materi pembelajaran yang diberikan oleh guru; 5) metode belajar yang membosankan.
Berdasarkan permasasalahan tersebut di atas, saya sebagai guru melakukan pembelajaran yang dilakukan di kelas X menggunakan model pembelajaran Project Based Learning dalam hal ini peserta didik membuat proyek pembuatan Pop Up Book, yang dinilai bisa menjadi alternatif untuk meningkatkan hasil belajar dan keterampilan peserta didik, termasuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreativitas tinggi, serta meningkatkan minat belajar peserta didik terhadap mata pelajaran sejarah.
Tantangan itu yang menyebabkan seorang guru harus melewatinya dengan berbagai cara seperti pemanfaatan media pembelajaran inovatif yang optimal dengan menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi informasi berupa internet dalam hal ini instagram, sesuai dengan gaya belajar peserta didik serta model pembelajaran Project Based Learning dengan menggunakan media Pop Up Book.
Dalam pembelajaran tampak peserta didik antusias dan bersemangat, terlebih ketika melakukan diskusi proses pembuatan Pop Up Book. Di pembelajaran kali ini saya menggunakan media PowerPoint dan video, dan selama kegiatan inti berlangsung, mereka tampak memperhatikan materi di dalam PowerPoint dan menonton video cara pembuatan Pop Up Book secara antusias, begitu juga ketika saya menjelaskan materi. Untuk menguji penjelasan yang saya berikan maka saya melakukan kegiatan tanya jawab, dan ternyata peserta didik mampu menjawab pertanyaan dengan baik dan terarah. Ini membuktikan bahwa pada pembelajaran peserta didik belajar dengan antusias dan semangat, bahkan diantara mereka ada yang bertanya mengenai hal yang belum mereka fahami.
Model pembelajaran berbasis proyek di kembangkan oleh The George Lucas Education Foundation and Dopplet berdasarkan tingkat perkembangan berpikir peserta didik dengan berpusat pada aktivitas belajar peserta didik sehingga memungkinkan mereka untuk beraktivitas sesuai dengan keterampilan, kenyamanan, dan minat belajarnya.
Pembelajaran berbasis proyek atau dikenal dengan sebutan Project Based Learning merupakan pembelajaran menuntut peserta didik aktif untuk menciptakan suatu projek atau produk, berdasarkan materi yang diberikan namun umumnya secara berkelompok.
Ketika saya menjelaskan mengenai proyek Pop Up Book yang harus mereka kerjakan, mereka antusias menanyakan hal-hal yang belum mereka pahami. merasa antusias sebab selama ini pembelajaran sejarah yang hanya membahas materi yang bersifat hafalan dan rangkuman kini mereka diajak untuk menggali tentang materi yang yang diberikan oleh saya dan dituangkan kedalam Pop Up Booknya.
Sesuai dengan gaya belajar peserta didik serta model pembelajaran Project Based Learning mereka sangat antusias dan tertarik, sehingga pembelajaran tersebut berlangsung dengan baik dan lancar, peserta didik juga hampir semuanya sudah paham dalam proses pembuatan Pop Up Book sesuai dengan rambu-rambu dalam penyusunan Pop Up Book. Pada saat pembagian kelompok, ada satu atau dua orang peserta didik yang tidak faham bagaimana cara membuatnya, namun setelah saya memberikan contoh kongkritnya alhamdulillah ke duanya bisa memahaminya dan mengikuti proses cara pembuatan dari Pop Up Book yang sudah jadi.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa ada kelebihan dan kekurangan dalam proses pembelajaran tersebut. Kelebihan dan kekurangan dalam proses pembelajaran berbasis proyek adalah kelebihan yang saya rasakan adalah: 1) Pembelajaran menyenangkan; 2) Anak aktif dalam belajar; 3) Anak antusias dalam mengerjakan tugas yang diberikan; 4) Anak berusaha dengan semaksimal mungkin dalam mengerjakan projek dan ingin menyelesaikannya agar bisa segera mendapatkan nilai; 4) Anak senang jika produk dalam projeknya berhasil; 5) Anak akan lebih merasa senang jika mendapatkan nilai yang maksimal; 6) Anak tidak ngantuk dan bosan dalam melaksanakan pembelajaran di kelas karena anak aktif dalam berdiskusi; 7) Disampaikan oleh pesera didik bahwa pembelajarannya lebih seru dan lebih asyik.
Sebaiknya guru memaksimalkan penggunaan media pembelajaran yang lebih inovatif dan bervariasi, dalam hal ini guru bisa meningkatkan lagi penggunaan media sosial internet agar menarik minat anak dalam pembelajaran sejarah menjadi sesuatu yang positif dan bermakna.