NURJANAH, S.Pd.SD
GURU SD NEGERI 4 BALONG
nurjanah123@guru.sd.belajar.id
Konsep dalam matematika saling berkaitan bahkan konsep yang sederhana memiliki peranan sebagai konsep prasyarat untuk menuju pemahaman konsep yang lebih kompleks (Matitaputty, 2016:144). Oleh karena pentingnya konsep maka dalam belajar matematika tidak boleh ada langkah/tahapan konsep yang terlewati. Konsep-konsep dalam matematika memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya, maka siswa harus diberi banyak kesempatan untuk melihat kaitan-kaitan dengan materi yang lain. Hal tersebut dimaksudkan agar siswa dapat memahami materi matematika secara mendalam. Pentingnya pemahaman konsep tersebut terlihat dalam tujuan pertama pembelajaran matematika menurut Depdiknas (Pemendiknas Nomor 22 Tahun 2006) yaitu memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
Berhitung merupakan bagian dari konsep matematika awal yang dapat menumbuh kembangkan kemampuan berfikir logis anak. Kemampuan berhitung pada anak sangat penting dikembangkan, karena berhitung dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari anak. Adapun realitas pembelajaran yang ada di kelas 1 SD Negeri 4 Balong pada konsep matematika menunjukkan bahwa beberapa anak masih mengalami kesulitan belajar salah satu contohnya kesulitan dalam proses berhitung. Oleh karena itu diperlukan penyajian matematika yang menarik dan di sesuaikan dengan tahapan berpikir anak SD/MI. Pembelajaran yang dikemas sesuai dengan porsi usia dan tahapaan berpikir akan membuat pembelajaran matematika tersampaikan secara efektif sehingga meninimalisir anggapan bahwa matematika itu sulit.
Salah satu teori yang bisa digunakan oleh guru untuk dijadikan rujukan dalam memberikan dan membentuk konsep matematika di SD/MI adalah teori kognitif Piaget. Secara umum teori kognitif oleh Jean Piaget merupakan teori kognitif yang mengklasifikasikan perkembangan kognitif manusia dari usia 0-12 tahun ke atas. Dalam teorinya Piaget memaparkan seperti apa perkembangan kognitif disetiap tahapan usia manusia. Teori tersebut dijadikan acuan oleh guru dalam merancang sebuah pembelajaran.
Piaget berpendapat bahwa proses berpikir manusia sebagai suatu perkembangan yang bertahap dari berpikir intelektual konkrit ke abstrak berurutan melalui empat periode, yaitu: 1) Tahap Sensorimotor, adalah tahap dimana anak berusia 0-2 tahun. Pada tahap ini anak akan menggunakan indera yang ada pada dirinya seperti penglihatan, pendengaran dan lain-lain untuk menangkap segala sesuatu yang terjadi. 2) Tahap Pra-Operasional, adalah tahap dimana anak berusia 2-7 tahun. Pada tahap ini anak sudah memiliki kemampuan semiotic, yaitu kemampuan panggunaan simbol atau tanda untuk mengungkapkan sesuatu. 3) Tahap Operasional Konkret, adalah tahap di mana anak berusia antara 7-11 tahun. Pada tahap ini akan muncul sistem operasi apabila anak melihat sesuatu yang konkret. Sistem operasi yang dimaksud adalah anak dapat memecahkan suatu persoalan berdasarkan sesuatu yang konkret. 4) Tahap Operasi Formal, adalah tahap dimana seseorang berusia 11 tahun keatas. Di tahap ini seseorang sudah dapat berpikir secara abstrak dan sudah dapat membuat hipotesis.
Anak pada jenjang kelas 1 pada umumnya berada di usia 7 tahun, dimana anak baru memasuki tahapan operasional konkret dan anak sudah dapat memahami operasi-operasi logis yang bersifat reversible (perubahan) dan konservasi (kekekalan). Dalam matematika operasi reversible terdapat di materi matematika kelas 1 semester 1. Sebagai contoh pada Bab II dengan submateri mengenai sifat pertukaran dalam operasi hitung penjumlahan. 4 + 2 = 2 + 4 0perasi pertukaran penjumlahan yang bersifat abstrak tersebut dapat di analogikan dengan bantuan benda konkret yang dekat dengan kehidupan sehari-hari anak misalnya pensil, seperti di bawah ini:
Maka dengan adanya benda konkret ini akan membantu anak dalam memahaminya.
Pada tahap ini selain pada operasi logis yang bersifat reversible, peserta didik juga sudah dapat memahami operasi logis yang bersifat konservasi (kekekalan). Operasi logis yang bersifat konservasi yang ada di materi matematika kelas 1 terdapat di materi semester 2. Sebagai contoh pada Bab IV materi satuan berat. Operasi logis yang bersifat konservasi dapat di analogikan bahwa 1 buah semangka akan tetap sama beratnya walaupun sudah di potong menjadi 2 bagian, seperti di bawah ini:
Jadi secara garis besar pada tahap operasional konkert ini anak sudah dapat memahami operasi logis yang bersifat reversible dan konservasi.
Oleh karena itu keduanya harus disajikan secara konkret menggunakan benda-benda yang dekat dengan kehidupan sehari-hari anak, guna membantu proses pemahaman oleh anak. Selain akan membuat pemahaman yang baik bagi anak, Teori Piaget ini akan membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna serta akan meminimalisir anggapan bahwa matematika adalah ilmu yang abstrak, sehingga nantinya akan berdampak pada maksimalnya hasil belajar peserta didik.