Maulidi Arsih Umairoh I.
Halo sobat radar edukasi. Pasti masih ingat dong sobat bahwa pada akhir tahun 2019, semua negara terdampak pandemi Covid-19 dan tak terkecuali Indonesia. Nah, adanya pandemi Covid-19 memberikan permasalahan di dunia pendidikan yang berupa ketertinggalan pembelajaran atau bisa kita sebut dengan learning loss. Oleh karena itu, Kemendikbud menawarkan solusi berupa kurikulum baru yang bisa disebut dengan Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka memberikan angin segar dengan merekomendasikan struktur yang lebih adaptif dan berpusat pada materi esensial. Hal ini bertujuan untuk memberikan keleluasaan atau kebebasan bagi guru dalam mengajar tanpa mengesampingkan capaian pembelajaran. Kurikulum Merdeka pastinya lebih unggul dibandingkan kurikulum sebelumnya. Kurikulum Merdeka lebih merdeka, lebih sederhana dan mendalam, serta lebih relevan dan interaktif.
Sejalan dengan itu, walaupun Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada guru tetap dalam penerapan proses pembelajaran tetap harus memperhatikan prinsip pembelajaran. Nah, apa saja ya prinsip pembelajaran pada Kurikulum Merdeka? Pertama, pembelajaran dirancang sesuai dengan karakteristik siswa dan kebutuhan belajar siswa dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan pencapaian agar pembelajaran menjadi menyenangkan dan bermakna. Kedua, pembelajaran dirancang dan dilaksanakan di dalam kelas dengan mewujudkan kapasitas untuk menjadi pembelajar hingga akhir hayat. Ketiga, pembelajaran dirancang dan dilaksanakan dengan mengakomodasi perkembangan kompetensi dan karakter siswa secara holistik. Keempat, pembelajaran dirancang sesuai konteks, budaya, dan lingkungan siswa, dengan menyertakan orang tua dan komunitas sebagai mitra. Kelima, pembelajaran dirancang dengan berkiblat pada masa depan yang berkesinambungan.
Nah, sekolah dan guru bisa mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan memperhatikan kelima prinsip di atas. Sobat, jika kita berbicara tentang konsep pembelajaran, maka pasti tidak akan lepas berbicara tentang asesmen. Baik pembelajaran dan asesmen adalah kesatuan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, kita juga akan membahas apa saja ya prinsip asesmen pada Kurikulum Merdeka. Pertama, asesmen adalah bagian terpadu dari proses, fasilitas, dan penyediaan informasi sebagai umpan balik bagi guru, siswa, orang tua untuk menemukan strategi pembelajaran yang tepat. Kedua, asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsinya tetapi tetap ada keleluasaan atau kebebasan dari teknik dan waktu pelaksanaan agar dapat efektif untuk mencapai capaian pembelajaran. Ketiga, asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya agar asesmen bisa digunakan oleh sebagai refleksi untuk rencana pembelajaran selanjutnya. Keempat, pelaporan hasil asesmen bersifat sederhana dan informatif agar orang tua dan siswa dapat dengan mudah memahaminya, informasi yang disajikan dapat berupa penilaian karakter, kompetensi yang dicapai, dan strategi untuk ke depannya. Kelima, seperti yang disampaikan sebelumnya, hasil asesmen digunakan sebagai refleksi, dari hasil tersebut, asesmen dijadikan refleksi untuk menentukan hal-hal yang sudah berjalan dengan baik, permasalahan yang perlu diperbaiki, dan solusi untuk permasalahan tersebut.
Nah, itulah prinsip pembelajaran dan asesmen dalam Kurikulum Merdeka. Walaupun guru diberikan keleluasaan tetapi tetap harus memperhatikan prinsip-prinsip di atas ya sobat. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi sobat radar edukasi ya.