logo-color

Publikasi
Artikel Populer

5 ALTERNATIF MODEL PEMBELAJARAN PENYESUAIAN TERHADAP KURIKULUM MERDEKA

M. Hidayat, S.Pd.

M. Hidayat, S.Pd.

Sejak Pandemi Covid-19, dunia pendidikan dituntut untuk melakukan penyesuaian terhadap kurikulum satuan pendidikan, mulai dari kurikulum K-13, kemudian kurikulum darurat (kurikulum yang disederhanakan) dan terakhir terkait dengan kurikulum baru yaitu kurikulum merdeka. Kondisi Covid-19 menyebabkan learning loss atau keadaan pengetahuan peserta didik yang berbeda, hal ini berdampak pada ketercapaain kompetensi peserta didik. Indonesia sudah lama mengalami krisis pembelajaran hal ini terlihat dari studi-studi terkait hal tersebut. Studi-studi tersebut menemukan tidak sedikit anak di Indonesia yang kesulitan memahami literasi dasar ataupun menerapkan konsep numerasi.

Kurikulum baru (Kurikulum Merdeka) telah disampaikan dan diterapkan oleh beberapa instansi pendidikan. Rumornya Kurikulum Merdeka baru akan direalisasikan menjadi kurikulum nasional pada tahun 2024, di mana saat ini masih menjadi opsi bagi satuan pendidikan. Artinya Kurikulum Merdeka tidak wajib digunakan oleh satuan pendidikan. Karena kurikulum merdeka saat ini masih menjadi opsi dalam pembelajaran, untuk penerapannya pun hanya beberapa satuan pendidikan yang siap saja. Lalu Sejauh apa kurikulum ini bisa diterapkan ke seluruh layer masyarakat seluruh Indonesia? Bagaimana pemerintah bisa mensosialisasikan, melatih dan mensetarakan kualitas sekolah untuk mendukung kurikulum ini? Bagaimana guru dapat menyesuaikan kemampuan siswa untuk sistem belajar kurikulum merdeka ini? Anda tidak perlu khawatir terkait hal tersebut karena Anda dapat mempersiapkannya mulai dari sekarang, apa saja yang bisa Anda siapkan?, kita mulai dengan model pembelajaran yang dapat Anda terapkan di kurikulum merdeka ini.

 

1. Project Based Learning

Tidak jauh berbeda dengan problem based learning, model pembelajaran yang satu ini menitik beratkan terhadap pemecahan masalah disertai dengan hasil (produk) nyata. Peserta didik dituntut untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang kemudian permasalahan tersebut menghasilkan output berupa produk tertentu.

Penerapan model ini dalam kelas dapat meningkatkan komunikasi antar murid dengan guru karena dalam penerapannya guru dan murid sering melakukan berdiskusi dari penentuan masalah, kemudian menyusun jadwal diskusi (konsultasi dengan guru), tahap pengerjaan proyek, dilanjutkan dengan penilaian dan evaluasi dari proyek yang telah dikerjakan. Sesekali anda harus menerapkan model ini dalam kelas Anda, untuk meningkatkan keaktifan peserta didik Anda, tanggung jawab dan melatih manajemen dan disiplin waktu. Meskipun begitu model pembelajaran ini memiliki kelemahan seperti: 1) membutuhkan bahan-bahan penunjang proyek, 2) memiliki waktu pengerjaan yang lebih lama. Untuk itu jika Anda ingin menerapkannya dalam kelas anda juga harus memikirkan bahan dan kebutuhan dari proyek dapat terpenuhi oleh peserta didik Anda.

2. Cooperatif Learning

Cooperatif Learning adalah model pembelajaran kelompok dimana peserta didik yang lebih pandai dibagi merata pada masing-masing kelompok belajar. Model pembelajaran Kooperatif Learning ini sangat bermanfaat sekali dalam pembelajaran karena akan banyak terjadi diskusi dalam setiap kelompok belajar. Model ini juga cocok diterapkan di semua jenjang pendidikan.

Lalu bagaimana dalam penerapannya?

Model ini sangat mudah anda terapkan saat pembelajaran di kelas, anda bisa memilih beberapa siswa yang lebih pandai kemudian bentuk kelompok kecil yang terdiri 4-5 angota setiap kelompok agar diskusi yang terjadi lebih kondusif. Sebagai fasilitator anda harus siap siaga memantau terjadinya diskusi setiap kelompok.

3. Problem Based Learning

Seperti namanya Problem Based Learning, model pembelajaran yang satu ini menitik beratkan terhadap suatu topik permasalahan yang harus dipecahkan oleh siswa. Permasalahan ini biasanya merupakan implementasi dari permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar.

 Model ini memiliki efektivitas memicu siswa dalam menyelesaikan, mengidentifikasi, berpikir kritis, berfikir sistematis, dari suatu kondisi permasalahan. Penerapan model ini dapat memberikan suasana baru dalam kelas, Anda bisa menerapkannya dengan memberikan tugas individu ataupun membuat kelompok kecil dalam kelas, namun disarankan anda bisa menerapkannya pada murid anda dengan membentuk kelompok kecil, karena hal ini dapat memicu terjadinya diskusi antar siswa untuk memecahkan permasalahan.

4. Blended Learning

Model pembelajaran Blended Learning adalah perpaduan pembelajaran dimana kegiatan pembelajaran dapat dilakukan secara luring di sekolah ataupun tatap maya menggunakan platform tertentu, seperti Google Meet, Zoom Meet, dan lain sebagainya.

Blended Learning sudah popular sejak pandemi Covid-19, sehingga dalam penerapannya di Kurikulum Merdeka model pembelajaran ini bisa menjadi alternatif dalam pembelajaran. Lalu apa yang harus anda persiapkan untuk menerapkannya dalam proses pembelajaran? Anda bisa memulai dengan menyiapkan seperti apa nanti pembelajaran online atau offline yang akan anda lakukan, mulai dari persiapan terkait platform atau aplikasi pembelajaran yang dapat anda gunakan.

5. Flipped Classroom

Model pembelajaran Flipped Classroom merupakan pembelajaran yang mengharuskan peserta didik belajar secara mandiri di rumah, melakukan identifikasi dan memahami secara mandiri mata pelajaran tertentu. Sehingga dalam penerapannya siswa secara tidak langsung dapat memahami materi pembelajaran (belajar mandiri) dan ketika pembelajaran berlangsung siswa yang belum paham bisa melakukan diskusi bertanya kepada guru atau teman-temannya.

Model pembelajaran ini sangat efektif bila anda menerapkannya dalam dalam kelas, ini dapat memicu semangat dan tanggung jawab siswa dalam belajar, Anda bisa memberikan pertanyaan pancingan saat pembelajaran berlangsung untuk menguji apakah siswa anda telah menerapkannya atau masih belum.

Itulah beberapa alternatif yang dapat anda terapkan dalam proses belajar mengajar di kelas. Perlu anda ketahui tidak semua model pembelajaran ini dapat diterapkan disemua mata pelajaran, untuk itu anda perlu menganalisis dan mengidentifikasi apakah model yang anda pilih cocok untuk diterapkan dalam mata pelajaran anda.

Kabar baiknya jika Anda pernah dan ingin mencoba menerapkan rekomendasi model pembelajaran tersebut di atas, Anda dapat menerapkan sekaligus melakukan penelitian tindakan disesuaikan dengan model pembelajaran yang cocok dengan pelajaran Anda, atau mungkin Anda ingin mengikuti pelatihan penelitian tindakan? Berikut Anda bisa mengaksesnya di web Guru Inovatif Indonesia https://guruinovatifindonesia.com/.

Tags

Share this post:

Postingan Lain

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jika ingin berlangganan berita dari kami, silakan memasukkan email pada kolom di bawah ini

Radar Edukasi adalah portal berita pendidikan di bawah naungan Penerbit P4I