DEWI KRISTIANI, S.Pd., M.Pd.
Guru SD NEGERI NAYU SURAKARTA
Perkembangan zaman semakin pesat dan canggih, di berbagai sektor melakukan penyesuaian mengikuti perubahan zaman, begitu juga dalam dunia pendidikan. Kurikulum terus diperbaharui seiring dengan perubahan dan perkembangan zaman. Penanaman pendidikan karakter dan pembelajaran yang digitalisasi menjadi kunci utama yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia sekarang ini. Di tahun pertama pelaksanaan Kurikulum Merdeka, pemerintah terus–menerus mengajak seluruh pemangku kepentingan di dunia pendidikan untuk menanamkan pendidikan karakter kepada seluruh warga sekolah terutama kepada peserta didik. Bagi pemerintah, pendidikan karakter menjadi pondasi utama terciptanya pemimpin bangsa yang handal dan membawa kemajuan bagi bangsa Indonesia.
Pendidikan karakter yang dicetuskan oleh Pemerintah adalah terwujudanya Profil Pelajar Pancasila bagi seluruh peserta didik di Indonesia. Tujuan pemerintah mencetuskan Profil Pelajar Pancasila adalah sebagai pedoman untuk pendidikan Indonesia, tidak hanya untuk kebijakan pendidikan di tingkat nasional saja, akan tetapi diharapkan juga menjadi pegangan untuk para pendidik, dalam membangun karakter anak di ruang belajar yang lebih kecil. Secara umum ada 6 elemen Profil Pelajar Pancasila adalah sebagai berikut:
- Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia
- Berkebinekaan global
- Bergotong royong
- Mandiri
- Bernalar kritis
- Kreatif
(http://ditpsd.kemdikbud.go.id)
Begitu pentingnya pendidikan karakter bagi peserta didik, maka guru berupaya untuk mencari metode pembelajaran yang didalamnya dapat membentuk pendidikan karakter bagi peserta didik. Metode pembelajaran banyak macamnya, guru harus jeli dan cermat dalam menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan karena berkaitan juga dengan materi yang diajarkan yang didalamnya menanamkan pendidikan karakter. Metode diskusi merupakan salah satu metode pembelajaran yang didalamnya dapat membentuk karakter peserta didik.
Metode diskusi merupakan suatu metode pengajaran yang mana guru memberi suatu persoalan (masalah) kepada murid, dan para murid diberi kesempatan secara bersama–sama untuk memecahkan masalah itu dengan teman–temannya (Soetomo:1993:153). Diskusi adalah metode pembelajaran dalam bentuk tukar pikiran baik dalam suatu kelompok kecil, maupun dalam suatu kelompok besar dengan tujuan mendapat pengetahuan, kesepakatan, maupun keputusan dari suatu masalah yang ada (Maidar dan Mukti (1991:37). Dari dua pengertian dari metode diskusi dapat disimpulkan bahwa metode diskusi adalah metode pembelajaran dalam bentuk kelompok yang bertukar pikiran memecahkan masalah yang ada, di mana dalam metode diskusi terjadi interaksi antara peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lain.
Dalam metode diskusi terjadi komunikasi dan interaksi diantara peserta didik. Kesepakatan dalam memilih ketua dan sekretaris kelompok, kesepakatan membagi tugas kelompok, kalau ada perbedaan pendapat dalam membahas diskusi, perlu disamakan pendapat antara peserta didik yang satu dengan yang lain. Saling kerja sama, berpikir kritis dalam memecahkan bahan diskusi, berlatih mengalahkan ego atau kepentingan diri sendiri karena pendapatnya tidak diterima oleh kelompoknya, belajar sportif, gotong royong, saling membantu, terjalin komunikasi antara peserta didik yang satu dengan yang lain, dalam melakukan presentasi untuk membacakan hasil diskusi, peserta didik dilatih untuk tampil percaya diri, tampil berani di depan kelas, belajar berkomunikasi yang baik, saling menghargai pendapat kelompok yang satu dengan kelompok yang lain. Begitu banyak pendidikan karakter yang terdapat dalam melaksanakan metode diskusi.
Di SD Negeri Nayu Surakarta saat pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan materi Konduktor dan Isolator, peserta didik kelas V melakukan percobaan dengan menggunakan metode diskusi. Dengan metode diskusi, materi dapat cepat diserap dan diterima oleh peserta didik karena peserta didik melakukan percobaan secara langsung.
Dari gambar pelaksanaan metode diskusi kelompok dengan materi Konduktor dan Isolator oleh peserta didik kelas V di SD Negeri Nayu Surakarta di atas membuktikan bahwa metode diskusi meningkatkan pendidikan karakter bagi peserta didik di Sekolah Dasar. Peserta didik menjadi pribadi yang bisa diandalkan, dan kelak sudah besar menjadi generasi penerus dan generasi emas sehingga menjadi pemimpin bangsa yang berkarakter. Negara yang besar adalah negara yang mengutamakan pendidikan karakter di posisi terutama dan pertama apalagi di era digitalisasi, peserta didik harus sedini mungkin didampingi dalam pembentukan karakternya. Diskusi menjadi salah satu metode untuk menanamkan pendidikan karakter bagi peserta didik di Sekolah Dasar. Materi pembelajaran dapat diserap baik oleh peserta didik, selain itu penanaman pendidikan karakter juga terbentuk dalam proses pelaksanaan diskusi kelompok.