Wahyu Nurul Chayati, S.Pd. SD
Guru SD
Perkembangan anak dari masa ke masa memang tidak bisa dihindari. Pola pikir dan cara mengatasi permasalahan pun berbeda–beda. Masa perkembangan peserta didik menurut Bandura mengalami perkembangan belajar sosial di mana setiap orang belajar dari satu sama lain, melalui pengamatan, peniruan, dan modeling. Kemudian akan diterapkan/ditiru. Penerapan akan diulangi jika mendapat penghargaan. Dan tidak akan diulangi jika mendapat hukuman.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) melaporkan, ada 797 anak yang menjadi korban kekerasan seksual sepanjang Januari 2022, Jumlah tersebut setara dengan 9,13 persen dari total anak korban kekerasan seksual pada tahun 2021 lalu yang mencapai 8.730. Data tersebut berasal dari laporan yang didapatkan dari Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni PPA). Banyak sekali kasus namun mereka tidak berani melapor.
Maka, pentingnya pendidikan seksualitas bagi peserta didik sejak dini dikarenakan peserta didik akan lebih awal mengetahui mana saja hal yang boleh dan tidak boleh disentuh, mana yang baik dan tidak baik serta apa yang harus mereka lakukan saat sudah mengalami masa pubertas. Jika pendidikan seksualitas diberikan sejak dini maka pengetahuan peserta didik pun akan lebih banyak dan mereka akan lebih berani mengatakan tidak dan melindungi diri mereka sendiri ketika merasa terancam mendapatkan kekerasan seksual baik oleh orang lain maupun orang terdekat.
Cara penyampaian pendidikan seksualitas bagi peserta didik sejak dini dapat dilakukan dengan cara:
1. Melakukan komunikasi secara langsung pada peserta didik
Komunikasi secara langsung ini dilakukan pada saat pembelajaran dalam kelas maupun di luar kelas. Misalnya untuk siswa kelas 1 diberikan materi tentang hal yang boleh disentuh dan tidak boleh disentuh, bagian–bagian yang boleh dan tidak boleh disentuh, siapa saja yang boleh dan tidak boleh menyentuh. Untuk kelas tinggi misalnya kelas 6 diberikan materi tentang pubertas apa saja tanda–tanda pubertas, hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat mengalami pubertas.
2. Melakukan komunikasi dengan orang terdekat
Komunikasi ini dilakukan antara guru dengan orang tua/wali peserta didik untuk mendapatkan komunikasi terarah antara pembelajaran seksualitas yang diberikan di sekolah dengan pendidikan di lingkungan keluarga. Orang tua juga sebagai kontrol dari fasilitas teknologi yang dipercayakan kepada anak terutama penggunaan akses internet.
3. Menggandeng pihak terkait menjadi narasumber terkait pendidikan seksualitas
Kegiatan ini dapat dilakukan dengan menjalin kerja sama dengan Dinas Kesehatan, Puskesmas, Kepolisian, Aparat Desa maupun tokoh agama untuk memberikan pengetahuan terkait pendidikan seksualitas sejak dini. Kerja sama ini akan sangat berdampak baik bagi peserta didik dikarenakan menghadirkan pakar ahli maupun pihak yang berwenang menjelaskan.
Selain itu beberapa manfaat pendidikan seksualitas bagi peserta didik antara lain:
1) Sebagai pertahanan diri terhadap anak
Dengan memberikan pendidikan seksual kepada anak sejak dini, maka secara tidak langsung anak akan melakukan sebuah pertahanan diri ketika hendak terjadi sesuatu terhadapnya yang berhubungan dengan seksualitas, seperti kekerasan seksual di tempat umum.Maka sangat penting untuk mengajarkan kepada anak supaya mengetahui bagian tubuh mana saja yang boleh dipegang oleh orang lain dan bagian tubuh mana yang tidak boleh dipegang oleh orang lain.Serta bagaimana reaksi kita ketika ada yang melakukan secara sengaja memegang bagian tubuh yang tidak boleh dipegang oleh orang lain, seperti berteriak atau meminta tolong kepada orang di sekitarnya.
2) Sebagai bekal di masa pubertas
Selain membuat pertahanan diri terhadap anak, memberikan edukasi seksual dapat menjadi bekal yang sangat berharga untuk menghadapi masa pubertas supaya tidak terkejut dengan apa yang akan dialami nantinya.
3) Sebagai pengenalan terhadap aktivitas seksual ketika menginjak dewasa
Bagian yang masih tabu dibicarakan ketika membahas terkait pendidikan seksual adalah pada bagian aktivitas seksual yang dilakukan. Padahal tidak ada salahnya jika kita memberikan pemahaman tersebut kepada anak. Hal tersebut dilakukan semata-mata sebagai pencegahan hubungan seksual bebas yang akan terjadi dalam lingkungan masyarakat.
4) Mengetahui bahaya dari aktivitas seksual
Dengan memberi pemahaman tentang pendidikan seksual, maka anak akan mengetahui informasi tentang bahaya yang akan terjadi ketika melakukan aktivitas seksual di luar pernikahan.
5) Mengetahui cara merawat organ intim
Dengan pendidikan seksual juga dapat memberikan informasi tentang cara untuk merawat organ intim.Hal itu supaya tidak terjadi berbagai penyakit yang akan dialami akibat oleh kurangnya pemahaman tentang cara merawat organ intim. Selain itu kita juga dapat memberikan pengetahuan terkait penyakit-penyakit yang bisa timbul karena kurangnya perawatan terhadap organ intim.
Itulah beberapa manfaat yang dapat kita peroleh ketika memberikan pemahaman seksualitas pada peserta didik sejak dini. Berbicara tentang seksual kepada peserta didik merupakan hal yang tabu, namun justru hal tersebutlah yang akan memberikan manfaat besar bagi perkembangan peserta didik itu sendiri.