Tutik Yuliana, S.Pd., M.Pd.
Kepala Sekolah
SDN Tlekung 01 Kota Batu
Pemimpin dan pimpinan memiliki pengertian yang berbeda, tetapi bagi sebagian orang pemimpin dan pimpinan merupakan dua kata yang seakan sama. Pada kenyataannya kepala sekolah yang berada di sekolah memiliki kedudukan yang terhormat baik dari guru-guru, orang tua bahkan murid itu sendiri. Alih-alih mau mengembangkan sekolah, yang sering terjadi adalah banyak kepala sekolah meninggalkan sekolah saat jam kerja. Ada juga Kepala Sekolah yang hanya main perintah kepada guru untuk melaksanakan tugasnya dengan baik. Kepala sekolah memiliki kesan bahwa seorang pimpinan atau pemimpin itu harus disegani dan ditakuti, tanpa adanya sebuah contoh atau teladan yang dapat menginspirasi.
Menurut George Therry, Kepemimpinan adalah untuk memengaruhi orang lain agar mau bekerja dengan sukarela untuk mencapai tujuan kelompok. Seorang memiliki jabatan pimpinan, tidak sekaligus menjadi seorang pemimpin. Oleh karena itu perlu mengenali terlebih dahulu apa saja ciri-ciri kepemimpinan yang baik, sehingga orang menduduki jabatan pimpinan tetapi kemampuan dan sikapnya tidak memenuhi ciri-ciri seorang pemimpin, maka ia tidak dapat dikatakan sebagai seorang pemimpin.
Sebagai seorang kepala sekolah diharapkan kita dapat menjadi pemimpin yang sejati tetpai bukan menjadi seorang pimpinan. Kepala sekolah harus belajar banyak hal, seperti dari unsur ekosistem yaitu biotik dan abiotik, bagaimana kita dapat memanusiakan hubungan dari unsur biotik terutama guru, siswa, orang tua, Dinas Pendidikan, mitra, dan pengawas, serta dari unsur abiotik yaitu sarana prasarana dan lingkungan sekolah yang ada. Diharapkan dari semua unsur tersebut dapat berkolaborasi mencapai tujuan yang diinginkan.
Apa yang terjadi, pada kenyataannya menjadi seorang kepala sekolah tidak semudah yang diucapkan. Awalnya berangan-angan jika nanti sudah menjadi seorang kepala sekolah, tentu akan menciptakan perubahan seperti sekolah unggulan lainnya. Setelah menjadi kepala sekolah dari sekitar 6 bulan berjalan, banyak tantangan yang harus dihadapi. Termasuk harus mempelajari karakter guru-guru yang berbeda dari sekolah sebelumnya ketika saat menjadi guru, juga mempelajari bagaimana lingkungan di sekolah dan bagaimana sarana prasarana, serta bagaimana dukungan orangtua terhadap sekolah.
Dalam menghadapi tantangan sebagai kepala sekolah harus memutar otak bagaimana caranya untuk lebih menahan diri agar tidak terlalu gegabah untuk memaksakan program untuk segera berjalan. Ibarat sepeda motor masih menggunakan gigi satu, berjalan dengan sangat pelan. Belum pernah terpikirkan, akhirnya lebih menahan diri dan sejenak untuk merenung apa yang sejatinya ada pada sekolah yang sekarang.
Dari situlah terjadi sebuah kesenjangan antara harapan dan kenyataan, bahwa ekspektasi saya sebagai kepala sekolah tidak sesuai dengan kenyataan. Dari unsur biotik terdiri dari 50% guru senior, 50% guru junior, di mana guru senior banyak mengandalkan guru junior dalam hal teknologi. Begitu juga guru junior semangat belajarnya masih kurang. Orang tua masih 100% memasrahkan anaknya ke sekolah, sehingga kurang adanya sinergi yang baik antara orangtua dengan sekolah. Komite sekolah tidak aktif dan tidak pernah dilakukan regenerasi. Sedangkan dari unsur abiotik, ruang perpustakaan masih belum ada, laboratorium komputer masih belum punya, wifi yang terbatas. Hal itulah yang menjadi kelemahan di SDN Tlekung 01.
Sebagai seorang pemimpin tidak boleh berlarut-larut dari situasi yang membelenggu. Harus pandai menganalisis kekuatan yang ada pada sekolah. Sekolah memiliki potensi alam yang mendukung, udara sejuk, rindang banyak pohon-pohonan, dan lingkungan bersih. Sedangkan nilai positif dari segi karakter guru yaitu patuh dan selalu terbuka jika diajak berdiskusi. Kekuatan tersebut mulailah cara saya sebagai kepala sekolah mulai melakukan aksi untuk terus melakukan pendekatan-pendekatan secara personil, melakukan wawancara serta melakukan pengamatan. Setelah diketahui apa yang seharusnya guru mau dan apa seharusnya solusi yang akan guru temukan, maka kepala sekolah hanya melakukan coaching terhadap guru yang diajak wawancara, sehingga guru akan mampu mengatasi permasalahannya sendiri.
Berdasarkan konsep Merdeka Belajar yaitu komitmen dengan tujuan, mandiri dengan cara, dan refleksi. Dari konsep itu mulailah perlahan untuk mencoba membuat komitmen bersama di awal tahun pelajaran baru dalam rencana kerja. Kepala sekolah, komite dan guru membuat program kerja dalam satu tahun berjalan. Di situ dibuat perencanaan visi misi apa yang harus dibuat dan sesuai dengan karakter atau potensi yang ada di lingkungan sekolah. Kemudian melakukan kesepakatan dengan guru-guru bagaimana kedisiplinan dalam jam kedatangan sampai jam kepulangan, serta hal-hal yang perlu dilakukan kesepakatan antara warga sekolah.
Namun pada kenyataannya meskipun sudah dilakukan kesepakatan bersama masih saja tidak berjalan sesuai denga maksimal. Guru mulai menurun terkait jam kedatangan. Guru-guru mulai banyak yang datang siang dan pulang lebih awal. Dari hasil pengamatan memungkinkan dilakukan refleksi secara berkala, dengan mengedepankan metode coaching. Dari hasil refleksi ada peningkatan yang cukup signifikan diperkuat oleh komitmen pengawas yang selalu memantau perkembangan di sekolah.
Dari segi komitmen mulailah dari guru mayoritas awal untuk sedikit melakukan perubahan dengan mau belajar dan mau meningkatkan pengembangan dirinya. Beberapa contoh guru yang sudah lulus guru penggerak tahap satu yaitu lolos berjumlah dua orang dari tiga orang yang mendaftar. Penyelenggaraan P5 yang berjalan dengan sukses yaitu dengan dimensi kewirausahaan dengan tema enterpreuner jiwaku. Kemudian ruang perpustakaan dan ruang komputer yang sudah tersedia dan sudah mulai digunakan.
Peran Kepala Sekolah seperti Semboyan Tut Wuri Handayani, kepala sekolah jika di depan dapat memberi contoh, di tengah membangkitkan semangat dan di belakang mendorong agar guru-guru untuk terus maju. Dari ketiga semboyan inilah sebaiknya kepala sekolah dapat memainkan perannya ketika menghadapi situasi yang dibutuhkan oleh guru. Perlahan tapi pasti itulah seorang pemimpin untuk membangun ekosistem yang dapat mempengaruhi oranglain untuk melakukan sesuatu atau berbuat. Jangan pernah ingin merubah dunia sebelum merubah diri kita.
One Response
Sangat bermanfaat..