logo-color

Publikasi
Artikel Populer

MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DAN LANGKAH-LANGKAHNYA

Budi Riyanto, S.Pd.SD.

Budi Riyanto, S.Pd.SD.

UPT SD Negeri 246 Gresik

Pengertian Model Pembelajaran Make A Match

Menurut Rusman (2018, hlm. 223) Model pembelajaran make a match merupakan salah satu jenis dari model pembelajaran kooperatif, yakni bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.

Sementara itu, menurut Komalasari (2017, hlm. 85) model pembelajaran make a match merupakan model pembelajaran yang mengajak murid mencari jawaban terhadap suatu pertanyaan konsep melalui suatu permainan kartu pasangan. Pendapat ini tentunya masih senada pendapat Rusman namun langsung mengerucut pada teknis pelaksanannya.

Selanjutnya, menurut Tarmizi dalam Novia (2015, hlm.12) model pembelajaran make a match berarti model pembelajaran yang melibatkan proses belajar setiap siswa mendapat sebuah kartu (bisa soal atau jawaban) lalu secepatnya mencari pasangan yang sesuai dengan kartu yang ia pegang.

Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran make a match adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang menuntut siswa untuk mencari pasangan kartu soal dan jawaban yang telah dibuat oleh pendidik sebelumnya, dengan batas waktu yang telah ditentukan agar tercipta kerja sama antar siswa untuk menyelesaikannya secara kooperatif.

Kelebihan Model Pembelajaran Make A Match

Kelebihan dari model pembelajaran make a match ini yaitu siswa mencari pasangan sambil belajar tentang konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Siswa menjadi lebih aktif, dapat digunakan di semua mata pelajaran dan di semua tingkatan pendidikan, kerjasama antar siswa lebih dinamis dalam suasana yang lebih menyenangkan.

Selain itu, menurut Mulyatiningsih (2014, hlm. 224), kelebihan dari model pembelajaran make a match adalah sebagai berikut:

  1. Tercipta suasana aktif dan menyenangkan.
  2. Materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa.
  3. Mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar.
  4. Kerja sama antar siswa terwujud.

Kelemahan Model Pembelajaran Make A Match

  1. Persiapan guru harus lebih matang terutama dari segi alat dan bahan kegiatan.
  2. Siswa perlu dibimbing lebih dulu dalam melakukan kegiatan.
  3. Ada beberapa siswa yang bermain-main dalam pelaksanaannya.
  4. Dibutuhkan penguasaan kelas yang baik.
  5. Pada kelas yang jumlah muridnya banyak akan berpotensi menimbulkan keributan.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Make A Match

Pembelajaran make a match merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif. Oleh karena itu, setiap langkah-langkahnya haruslah disesuaikan dengan tujuan pembelajaran kooperatif. Menurut Rusman (2018, hlm. 203) langkah-langkah model pembelajaran make a match adalah sebagai berikut:

  1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban. Kartu-kartu ini harus dirancang sedemikian rupa sehingga kartu menarik perhatian siswa. Jika materi ada kaitannya dengan gambar, bagan, skema, dibuat sedemikian rupa jelas.
  2. Setiap siswa mendapat satu buah kartu. Siswa dibagi menjadi beberapa bagian kelompok yaitu yang memegang kartu soal dan kelompok yang memegang kartu jawaban.
  3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang. Mereka dapat mendiskusikannya dengan anggota kelompok sesama pemegang kartu, mencarinya di buku, internet, peta, globe, kamus, catatan atau sumber belajar lain yang digunakan pada saat itu. Berikan kesempatan agar semua dapat memikirkan soal dan jawaban.
  4. Setelah persoalan dipecahkan, peserta saling mencari pasangan. Agar tidak terjadi kekacauan dapat dicari secara bergiliran dengan memberikan kesempatan satu persatu kepada siswa untuk membacakan soal, setelah itu dapat mencari pasangan masing-masing. Waktu pencarian diberikan waktu misalkan ada 10 persoalan maka diberi point 10 sampai dengan 1. Siswa yang menemukan pasangan pada 1 menit pertama diberi skor 10, 2 menit pertama skor 9 dan seterusnya sampai 10 menit terakhir. Atau dapat juga setiap peserta yang menemukan pasangan diberi skor 1.
  5. Setiap siswa atau anggota kelompok yang dapat mencocokkan hasilnya sebelum batas waktu dan jumlah ketepatan memasangkan kartu paling banyak diberi poin.
  6. Setelah satu babak kartu dikocok lagi atau bertukaran antar angota kelompok agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya.
  7. Demikian seterusnya, lakukan secara berulang sampai waktu pembelajaran selesai. Siapa saja yang menjadi juara berilah mereka apresiasi, agar di lain kesempatan lebih baik. Berilah motivasi bagi yang belum berhasil.
  8. Mengambil kesimpulan. Setelah selesai buatlah kesimpulan bersama-sama

Model pembelajaran Make-A Match merupakan strategi yang cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Namun demikian materi baru pun tetap bisa diajarkan menggunakan model pembelajaran Make-A Match, dengan catatan peserta didik diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan. (Hisyam Zain, 2008).

Contoh-Contoh Kartu Model Pembelajaran Make A Match

DAFTAR PUSTAKA

Komalasari, Kokom. (2017). Pembelajaran kontekstual: konsep dan aplikasi. Bandung: Refika Aditama.

Mulyatiningsih, Endang. (2011). Metode Penelitian Terapan bidang pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta.

Rusman. (2018). Model-model Pembelajaran. Depok: Raja Grafindo Persada.

Tags

Share this post:

Postingan Lain

One Response

  1. Karya yang sangat menarik. Setelah saya baca sedikit saya paham dengan model pembelajaran MAKE A MATCH.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jika ingin berlangganan berita dari kami, silakan memasukkan email pada kolom di bawah ini

Radar Edukasi adalah portal berita pendidikan di bawah naungan Penerbit P4I