RIYADI, S.Pd
SMKN 1 Sapuran
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dipersiapkan untuk mencetak tenaga terampil yang siap bekerja dengan berbagai kompetensi dan mampu mengikuti perkembangan IPTEK. Artinya bahwa pandangan tentang pendidikan kejuruan adalah mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja sesuai dengan kompetensinya. Kompetensi akan terwujud secara bertahap dengan menerapkan standar operasional prosedur yang melibatkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pada suatu pekerjaan aspek-aspek ini sangat dibutuhkan guna mencapai keberhasilan dalam menyelesaikan suatu tugas pekerjaan. Selanjutnya konten pendidikan kejuruan adalah apa yang membuat seseorang lebih kompeten dalam satu pekerjaan daripada yang lain. Sistem pendidikan kejuruan mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada suatu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan sesuai dengan standar operasional prosedur daripada bidang-bidang pekerjaan lainnya.
SMK Negeri 1 Kalibawang (Smeksaka), sebagai salah satu SMK yang ada di Kabupaten Wonosobo, belum mampu menghasilkan lulusan SMK yang memiliki keterserapan lulusan dalam dunia industri sesuai dengan kompetensi keahlian yanga ada. Selain itu program SMK dalam rangka mencetak lulusan yang siap berwirausaha yang dapat menjadi alternatif lulusan SMK supaya tidak berstatus pengangguran belum terprogramkan di Smeksaka. Profil Smeksaka termasuk SMK yang berada di wilayah pedesaan dengan jumlah peserta didik 417 peserta didik dengan jumlah Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) 37 orang. Kompetensi keahlian terdiri dari Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ), Teknik Bisnis Sepeda Motor (TBSM), Akuntansi dan Keuangan Lembaga (AKL), Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHP). Berdasarkan analisis mikro dan analisis makro Smeksaka, ada temuan yang menarik saat pendemi corona virus disease 2019 (Covid 19) yang meliputi Sumber Daya Manusia (SDM) masih membutuhkan untuk peningkatan kompetensi kewirausahaan untuk program penanaman jiwa entrepreneur peserta didik. Potensi geografis Smeksaka dengan potensi hasil pertanian yang cukup tinggi, menjadi peluang dan kekuatan bagi Smeksaka untuk memiliki brand SMK sebagai SMK berbasis pemberdayaan masyarakat desa. Selain itu masyarakat Kalibawang memiliki home industry dari hasil olahan hasil pertanian masyarakat Kalibawang yang pemasarannya masih terbatas di lokal.
Berdasarkan uraian di atas, hal ini menjadi peluang dan kekuatan bagi SMK, bagaimana SMK memiliki program yang mampu berkontribusi sebagai SMK peduli dengan masyarakat dan mampu berperan dalam mengembangkan ekonomi masyarakat desa pasca pandemi. Selain itu mencetak outcome yang mampu bergerak di bidang wirausaha menjadi tanggung jawab SMK. Selanjutnya SMK sebagai pendidikan kejuruan diharapkan mampu membekali peserta didik untuk terjun di masyarakat dengan bekal entrepreneur dan mampu produktif di masyarakat.
Pertanyaannya, apakah ada program yang sudah dapat diimplementasikan oleh semua SMK? Atau baru sebatas SMK besar yang memiliki prasarana dan sarana, fasilitas praktik sesuai standar industri, kompetensi guru sesuai standar industri, yang mampu melaksanakan program kelas industri, guru magang, Teaching Factory dan sebagainya. Lalu, bagaimana nasib SMK yang pada kondisi prasarana dan sarana, fasilitas, guru yang terbatas untuk mendukung pembelajaran seperti kelas industri, teaching factory?
Negara Indonesia merupakan negara dengan potensi pertanian yang cukup besar. Potensi hasil pertaniaan saat ini sebagian dikelola oleh masyarakat desa. Melalui UMKM maupun home industry yang ada di desa, perlu kita perhatikan dan diberdayakan menjadi bagian dunia industri yang bisa dijadikan partner SMK dalam proses pembelajaran SMK dan memaksimalkan kompetensi keahlian yang ada di SMK. SMK “membangun desa”, apakah bisa?. SMKN 1 Kalibawang merupakan salah satu SMK di Kabupaten Wonosobo yang memiliki tanggung jawab dalam pengelolaan satuan pendidikan SMK dan berusaha membekali peserta didik ketika lulus memiliki kompetensi dan mampu produktif untuk ikut membangun daerahnya sendiri, khususnya desa-desa. Selanjutnya geografis Wonosobo sebagian besar di bidang pertanian dan potensi wisata di hampir seluruh kecamatan di Wonosobo menjadi peluang yang harus kita tinjau. Kondisi ini menjadi peluang SMK di Kabupaten Wonosobo bagaimana SMK memiliki program yang mampu berkontribusi sebagai SMK peduli dengan masyarakat dan mampu berperan dalam mengembangkan pemberdayaan dan ekonomi masyarakat desa dan menjadi bagian dalam proses pembelajaran peserta didik SMK pasca pandemi covid–19 ini.
Program SMK membangun desa menjadi salah satu program SMK bertujuan memaksimalkan potensi SDM yang ada di SMK, dalam rangka pemberdayaan masyarakat dengan program kerja sama SMK dengan desa, masyarakat desa dan pemilik home industry untuk meningkatkan perekonomian masyarakat desa. Program SMK membangun desa ini menjadi salah satu strategi untuk mengatasi tuntutan adanya link and match antara SMK dan industri. Kondisi SMK dengan kondisi sarpras dan fasilitas yang masih jauh dari standar industri, dan menjadi kendala tersendiri untuk kerja sama dengan industri skala besar.
Berkenaan dengan itu, Smeksaka berupaya bagaimana SMK tetap dapat melakukan kerja sama dengan pihak lain salah satunya dengan desa sekitar. Melalui Program SMK membangun desa maka SMK harus “Sesuai dengan kebutuhan” desa. Program ini diharapkan SMK mampu berkontribusi untuk masyarkat desa, dan mampu melaksanakan proses pembelajaran sesuai kompetensi keahlian yang ada di SMK yang terintegrasi dengan kebutuhan yang ada di desa dan menjadi salah satu solusi meningkatkan kompetensi peserta didik dalam dunia industri dan produktivitas peserta didik. Program SMK membangun desa ini meliputi beberapa strategi awal yaitu: 1) Sosialisasi program SMK membangun desa kepada warga SMKN 1 Kalibawang, 2) Sosialisasi dan audiensi program SMK membangun desa ke Kecamatan Kalibawang, 3) Silaturahim dan sosialisasi program SMK membangun desa ke Kepala Desa se Kecamatan Kalibawang.
Berdasarkan dari strategi awal yang sudah Smeksaka tempuh, maka Smeksaka berhasil menyelenggarakan “Smeksaka Membangun Desa” yang dikemas dalam program SMK membangun desa yang meliputi: 1) Program Career Centre (Program pada kompetensi Keahlian TKJ, AKL, TBSM, dan APHP) berupa kegiatan pelatihan untuk perangkat desa, pengurus PKK, pemilik bengkel, dan kelompok wanita tani; 2) Program Pembuatan Marketplace hasil home industry masyarakat; 3) Program pembuatan Video Destinasi Wisata; dan 4) Program Smeksaka Bakti Masyarakat. Semua program SMK membangun desa ini melibatkan peserta didik SMK dalam pelaksanaannya. Ke depan program SMK membangun desa ini, akan terus berlanjut dengan program-program yang disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan masyarakat desa dan perkembangan keilmuan sesuai kompetensi keahlian yang ada di Semksaka.