Miskadi
Generasi Z adalah generasi yang lahir pada rentang waktu tahun 1995 sampai dengan tahun 2012 masehi. Generasi ini memiliki proporsi penduduk terbanyak yaitu 27,94% dari seluruh jumlah penduduk Indonesia berdasarkan sensus penduduk 2020 (BPS, 2021). Generasi Z juga dikenal sebagai generasi yang melek teknologi dan serba bisa jika dibandingkan dengan generasi sebelum-sebelumnya.
Glum, 2015 mengatakan bahwa generasi Z cenderung memiliki karakteristik yang unik jika dibandingkan generasi sebelumnya. Dalam dunia pendidikan, Generazi Z lebih menyukai kebebasan dalam belajar seperti halnya mendiagnosa kebutuhan belajar, menentukan tujuan belajar, mengidentifikasi sumber belajar, memilih strategi belajar dan mengevaluasi hasil belajar dengan sendirinya. Selain itu, generasi Z dikenal sebagai generasi yang lebih mandiri, dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain, lebih kritis, dan lebih kreatif.
Terlepas dari beberapa kelebihan yang telah dijabarkan sebelumnya, ternyata generazi Z cenderung lebih individualis dan asyik dengan dunianya sendiri apalagi di tengah maraknya penggunaan media sosial seperti sekarang ini. Di samping itu, generasi Z lebih rentang terhadap masalah kesehatan mental seperti emosional yang labil, mudah cemas dan stres, bahkan depresi. Maka dari itu, memahami karakter siswa sangat diperlukan demi terciptanya situasi pembelajaran yang kondusif dengan cara menentukan metode dan model pembelajaran seperti apa yang dinilai efektif dan dapat menarik minat belajar siswa.
Keberhasilan seorang pendidik tidak hanya dilihat dari bagaimana ia menyampaikan materi pembelajaran saja, namun bagaimana seorang pendidik dapat menghidupkan suasana kelas menjadi tempat belajar yang menyenangakan bagi semua siswanya. Dengan keadaan kelas yang menyenangkan, siswa akan lebih menikmati kegiatan belajar tanpa adanya perasaan tertekan.
Lalu, strategi apa yang dapat diterapkan untuk membuat kelas menjadi nyaman dan tidak membosankan bagi siswa? Yuk kita simak rahasianya!
Perbanyak interaksi dengan siswa
Cara ini dapat dilakukan dengan memancing pendapat, ide dan diskusi antara siswa dengan guru. Memang tidak semua siswa dapat menyampaikan ide mereka dengan baik, nah di sinilah peran guru untuk percaya kepada kemampuan masing-masing siswa dan menghargai setiap apa yang diungkapkan oleh siswa. Cara ini dapat menjadi bekal siswa untuk lebih percaya diri dan berani mengungkapkan ide mereka di masa depan.
Manfaatkan teknologi
Metode belajar yang hanya mengandalkan ceramah kadang membuat siswa jenuh dan malas untuk belajar, untuk itu pendidik perlu mengasah skill pemanfaatan teknologi dan berinovasi menciptakan suasana pembelajaran yang lebih segar. Misal penggunaan media pembelajaran Quizizz, Kahoot! dan lain sebagainya. Dengan pemanfaatan teknologi tentunya akan membuat penyajian kegiatan belajar mengajar lebih baik dan menarik bagi siswa.
Miliki sifat humoris
Sudah bukan zamannya lagi menjadi seorang pendidik killer atau galak, terlebih generasi Z ini merupakan tipikal yang lebih sensitif emosionalnya. Maka dari itu, seorang pendidik harus dapat membuat siswanya menjadi nyaman salah satunya dengan cara menjadi guru yang humoris. Guru yang humoris akan lebih disukai oleh siswanya. Hal ini dapat dipraktikkan dengan cara memberikan humor ringan dan segar di tengah-tengah pengajaran yang sedang berlangsung. Selain dapat membuat siswa menjadi lebih semangat megikuti pelajaran, cara ini juga dapat membangun kedekatan lebih erat antara guru dengan siswa.
Kemas metode belajar yang menyenangkan
Menggunakan waktu mengajar secara penuh pastinya membuat siswa akan jenuh, terlebih apabila dihadapkan dengan mata pelajaran yang mereka kurang sukai. Untuk itu pendidik harus pintar mengemas metode pengajaran yang menarik untuk meminimalisir siswa menjadi jenuh dan membuat siswa menikmati pelajaran yang diajarkan. Sebagai contoh pada dua jam pelajaran guru memberikan 15 menit pertama untuk siswa bebas melakukan apa yang mereka suka, bisa diisi dengan permainan atau candaan bersama murid. Di tengah-tengah pelajaran guru juga bisa memperbolehkan siswanya makan dan minum atau membolehkan siswanya mengunyah permen. Untuk pengemasan materinya bisa menggunakan materi audio visual seperti menggunakan video pembelajaran, dan gambar-gambar. Selain itu bisa mengeksplor lingkungan yang ada di lingkungan sekolah untuk dijadikan tempat belajar misal belajar di taman sekolah.
Up to date dengan apa yang disukai siswa
Yang dimaksud up to date di sini adalah seorang pendidik harus bisa masuk di tengah-tengah kehidupan siswa baik sebagai teman atau sahabat. Guru yang berhasil berbaur dengan siswa akan memberikan dampak positif pada berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, tentunya siswa akan lebih antusias mengikuti mata pelajaran yang diberikan. Untuk menjadi guru yang up to date bisa diterapkan di luar jam pelajaran, misalnya dengan memahami dan membicarakan musik dan drama yang banyak digemari generasi Z saat ini seperti K-Pop, bermain game online bersama siswa, dan mengadakan kegiatan bersama di luar jam sekolah seperti makan bersama atau sekedar nonton bersama.
Demikianlah penjabaran strategi ampuh untuk menarik minat belajar generasi Z. Yuk, belajar menjadi pendidik yang bisa disenangi siswa dengan mengupgrade diri dari sekarang!
Referensi:
Badan Pusat Statistik (BPS). (2021). Hasil Sensus Penduduk 2020. Jakarta: Badan Pusat Statistik. Diakses dari https://www.bps.go.id/website/materi_eng/materiBrsEng-20210121151046.pdf
Glum, J. (2015). Marketing to Generation Z: Millennials Move Aside as Brands Shift Focus to Under-18 Customers. International Business News.