Umi Istinganah, S.Pd.SD.
SD Negeri Kedungmulyo
Menghadapi perubahan zaman yang semakin mengglobal, memerlukan berbagai inovasi dan strategi dalam menghadapinya. Tidak terkecuali bidang pendidikan. Berbagai perubahan dalam bidang pendidikan terus dilakukan mengingat karakteristik peserta didik yang juga mengalami perubahan seiring pesatnya kemajuan teknologi informasi.
Peserta didik yang saat ini merupakan generasi ‘Z’ memiliki karakteristik tertentu yang menuntut adanya strategi khusus dalam menciptakan pembelajaran di kelas agar tidak membosankan. Kondisi kelas sangat berpengaruh bagi keberlangsungan proses pembelajaran. Pada akhirnya kondisi tersebut sangat menentukan pencapaian prestasi belajar peserta didik.
Efektivitas dan kualitas pembelajaran tidak hanya terlihat dari prestasi hasil belajar peserta didik, namun lebih terlihat pada bagaimana proses pembelajaran itu berlangsung. Kondisi dan situasi kelas yang kondusif tentunya menjadi modal utama bagi tercapainya pembelajaran yang efektif. Hal tersebut tentunya juga didukung oleh peran guru baik sebagai guru mata pelajaran, guru kelas, atau wali kelas. Kemampuan guru dalam mengelola kelas menjadi hal yang sangat penting bagi ketercapaian proses pembelajaran yang berkualitas.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan proses pembelajaran adalah dengan menerapkan manajemen pengelolaan kelas. Sebagaimana telah diterapkan di SD Negeri Kedungmulyo, Kecamatan Butuh, Kabupaten purworejo yang terus berupaya untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran melalui penerapan manajemen pengelolaan kelas, dan dapat memberikan perubahan ke arah yang lebih baik.
Menurut Tim Pakar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Malang (2003), ruang lingkup pengelolaan kelas dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu: Pengelolaan kelas yang memfokuskan pada hal-hal yang bersifat fisik dan Pengelolaan kelas yang memfokuskan pada hal-hal yang bersifat non fisik. Hal-hal fisik yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas mencakup pengaturan kelas dan perabot kelas, serta pengaturan peserta didik dalam belajar. Pengaturan ruang belajar dan perabot kelas (meja, kursi, almari, papan tulis, dan meja guru) hendaknya memperhatikan bentuk dan ruangan kelas, bentuk dan ukuran meja dan kursi peserta didik, jumlah dan tingkatan peserta didik, jumlah kelompok dalam kelas, jumlah peserta didik dalam tiap kelompok. Sedangkan, pengelolaan kelas yang memfokuskan pada hal-hal yang bersifat non fisik dalam pengelolaan kelas yaitu pada aspek interaksi peserta didik dengan peserta didik lainnya, peserta didik dengan guru, lingkungan kelas maupun kondisi kelas menjelang, selama, dan akhir pembelajaran. Atas dasar itulah, hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas adalah aspek psikologis, sosial, dan hubungan interpersonal menjadi sangat dominan. Pengelolaan kelas yang bersifat fisik dan nonfisik tersebut perlu dikelola dengan baik dalam rangka menghasilkan suasana yang kondusif bagi terciptanya pembelajaran yang efektif dan berkualitas.
Pengelolaan kelas berfungsi untuk membuat perubahan-perubahan dalam kelas, sehingga peserta didik dapat bekerja sama dan mengembangkan kontrol diri. Peserta didik harus mampu mengontrol diri dan mengembangkan sikap aktif khususnya dalam belajar. Kerja sama anggota kelas sangat dibutuhkan untuk mendorong semangat belajar peserta didik. Untuk itu peserta didik perlu mengembangkan sikap kerja sama di dalam kelas guna menumbuhkan semangat belajar para anggotanya. Berkaitan dengan hal tersebut, guru harus mampu mengelola peserta didik terkait pengembangan sikap kerja sama dalam kegiatan pembelajaran.
Pengelolaan kelas tidak hanya sekedar bertujuan untuk mengatur kondisi kelas, namun meliputi pengaturan berbagai komponen. Mengelola kelas berarti menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan berlangsungnya proses pembelajaran yang efektif. Dengan demikian, pengelolaan kelas sebenarnya memiliki tujuan yang kompleks.
Pengelolaan kelas bertujuan untuk menciptakan situasi, kondisi, menyediakan sarana dan kegiatan pembelajaran yang optimal bagi peserta didik di dalam kelas, sehingga peserta didik dapat belajar lebih efektif dan berkualitas. Pengelolaan kelas tidak hanya mencakup segi fisik seperti kondisi ruang kelas dan fasilitasnya namun juga mencakup segi emosional dan intelektual peserta didik. Semuanya harus terrancana dengan baik oleh guru, sehingga kegiatan pembelajaran di kelas tidak membosankan bagi peserta didik, namun justru dapat terus menumbuhkan semangat dan motivasinya untuk belajar.
Dari hasil penerapan manajemen pengelolaan kelas yang telah dilakukan, menunjukkan adanya perubahan yang cukup signifikan. Kualitas proses pembelajaran cenderung meningkat dengan indikator seluruh peserta didik dapat aktif dan antusias mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain keaktifan peserta didik, hasil penilaian baik pengetahuan maupun keterampilan juga cenderung menunjukkan peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen pengelolaan kelas dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran.