logo-color

Publikasi
Artikel Populer

KUALITAS PENDIDIKAN: “DEGRADASI” KUALITAS PENDIDIKAN KARAKTER DI ERA DIGITAL

Lutfiana Septi Susianti, S.Pd.

Lutfiana Septi Susianti, S.Pd.

Guru

Pendidikan karakter saat ini sepertinya perlu menjadi perhatian kembali bagi para praktisi pendidikan. Bukan hal baru lagi ketika kita membahas mengenai pendidikan karakter. Seperti kita ketahui isi tentang pendidikan karakter sudah ramai dibahas sejak dulu, tetapi isu-isu atau masalah yang timbul tidak pernah ada ujungnya. Saat ini pemerintah melalui lembaga terkait sepertinya perlu menjadikan masalah ini menjadi prioritas yang harus segera disikapi. Karakter merupakan manifestasi yang penting dalam proses pendidikan dalam setiap tingkat pendidikan. Sedangkan pendidikan merupakan suatu usaha yang terencana dalam proses belajar mengajar agar peserta didik dapat mengembangkan minat dan bakat yang ada pada dirinya. Karena itu, pendidikan karakter sangat penting dalam menciptakan generasi muda yang unggul sehingga perlu pengamatan dan menjadikan perhatian yang utama.

Seperti kita ketahui bersama degradasi kualitas pendidikan semakin menggila di tengah-tengah maraknya era digitalisasi. Bermacam-macam informasi dapat diakses secara umum tanpa adanya batasan yang jelas bagi para penikmat berbagai macam konten-konten yang tersaji. Dalam era modernisasi dan keleluasaan peserta didik pasca covid yang menjadikan media digital menjadi suatu media yang sifatnya wajib di punyai dan dikuasai ini. Mulai timbul ketakutan akan dampak-dampak negatif yang mengikutinya. Banyaknya sajian-sajian dalam konten-konten bebas yang bisa diakses dengan mudah ini, menjadikan peserta didik mudah berselancar pada dunia maya tanpa batas. Minimnya kontrol diri seperti ini, banyak menimbulkan terhapusnya nilai-nilai Pancasila, nilai-nilai budaya bangsa, dan melemahnya budaya bangsa akibat dampak dari masuknya beragam budaya luar yang tidak sesuai dengan karakter bangsa.

Pendidikan akhlak dan pendidikan moral merupakan nilai-nilai yang wajib ditanamkan kepada peserta didik. Minimnya kesantunan dalam pergaulan juga perlu diperhatikan dengan seksama. Pergaulan-pergaulan bebas yang meniru budaya luar sudah tidak tabu lagi pada era ini. Fenomena-fenomena sosial yang berkembang saat ini dan semakin menjadi-jadi di antaranya adalah perkelahian, berbagai dekadensi moral, dan pergaulan bebas. Miris rasanya ketika kita banyak menjumpai peserta didik yang sudah tidak mempunyai sopan-santun atau tatakrama, bahkan ada beberapa siswa yang hamil di luar nikah dan masih berstatus sebagai pelajar. Hal semacam ini bukan hal yang baru dan harus ditutup-tutupi lagi, tetapi harus menjadi perhatian agar nantinya peserta didik dapat terhindar dari hal-hal negatif. Seperti kita ketahui kepribadian itu terbentuk dari keseharian kita. Apabila seseorang banyak melihat hal-hal yang positif maka akan menciptakan mindset positif pada dirinya, berbeda apabila kita banyak melihat hal-hal yang negatif mau tidak mau karakter juga akan terbentuk dari hal tersebut.

Tidak dapat kita pungkiri sajian-sajian era digital ini memberikan berbagai pengetahuan dan kemudahan bagi kita, tetapi perlu disikapi juga pemilihan tontonan atau sajian yang kita nikmati. Untuk itu perlu adanya control akan tontonan yang diakses oleh peserta didik. Untuk menghindari dampak negatif yang timbul perlu adanya sistem kontrol yang baik antara guru dan orang tua agar dapat membatasi hal-hal yang kurang baik. Kerja sama seperti ini diharapkan dapat meminimalisir dampak negatif pada era digitalisasi. Untuk itu perlu adanya perhatian khusus dan menjadi PR besar bagi para praktisi pendidikan untuk dapat membentuk karakteristik siswa yang baik melalui pendidikan karakter yang baik yang dilakukan di sekolah ataupun di rumah.

Tags

Share this post:

Postingan Lain

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jika ingin berlangganan berita dari kami, silakan memasukkan email pada kolom di bawah ini

Radar Edukasi adalah portal berita pendidikan di bawah naungan Penerbit P4I