logo-color

Publikasi
Artikel Populer

MEMUPUK SEMANGAT WIRAUSAHA MELALUI MAPEL PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN

Munasih, S.Pd.

Munasih, S.Pd.

Guru Produktif Pemasaran
SMK Negeri 1 Ambal

Mapel PKK (Produk Kreatif dan Kewirausahaan) adalah mata pelajaran kelompok produktif pada sekolah SMK. Di sini peserta didik setelah menyelesaikan program sudinya diharapkan mampu membuka usaha atau berwirausaha. Dalam pelaksanaan pembelajaran  peserta didik dituntut untuk lebih kreatif sehingga mampu membuat produk yang banyak peminatnya apabila dijual di pasaran. Dalam pembelajaran guru diharapkan mengarahkan peserta didik pada prosedur kerja yang sistematis dan standar untuk membuat atau menyelesaikan suatu produk (barang atau jasa), melalui proses produksi/pekerjaan yang sesungguhnya. Model pembelajaran dapat berupa pembuatan suatu project.

Demikian juga di SMK Negeri 1 Ambal, di mana saat ini  kurikulum merdeka yang sudah diterapkan  maka dalam penerapan pembelajaran khususnya kelas XI dan kelas XII untuk mapel Produk Kreatif dan Kewirausahaan peserta didik dilatih untuk membuat produk, menghitung harga pokok pembelian, memasarkan baik secara keliling maupun secara online. Penjualan produk juga dapat dipasarkan di halaman sekolah dengan menggunakan tenda-tenda. Dalam prakteknya peserta didik dibuat secara kelompok.

SMK Negeri 1 Ambal  yang terdiri dari tiga jurusan yaitu Teknik Kendaraan Ringan (TKR), Tata Boga (TB)  serta  Bisnis Daring dan Pemasaran (BDP). Pelaksanaan pembelajaran secara project disesuaikan dengan jurusan masing-masing. Tiap kelompok mendapat pinjaman modal dari sekolah/jurusan dengan besaran/nominal yang bervariasi tergantung produk yang dibuat. Masing-masing kelompok membuat atau merancang sendiri produk yang akan dijual. Ada produk yang membuat sendiri, ada juga yang melakukan konsinyasi dengan pedagang kecil atau pedagang keliling. Biasanya yang seperti ini adalah untuk produk berupa jajanan anak-anak sekolah. Misalnya cilok, basgor, batagor, rujak, sosis bakar, dan masih banyak lagi. Apalagi anak zaman sekarang suka jajanan yang serba praktis.

Sebagai pembimbing adalah guru produktif di masing-masing kelas yang diampunya.dan untuk praktek tenda latih dibentuk tim dari jurusan.  Produk barang atau jasa yang di jadikan sebagai dasar project adalah menyesuaikan jurusan masing-masing. Misal TKR membuka jasa service motor, cuci motor atau cuci karpet, jurusan Tata Boga membuat aneka snack untuk ditawarkan kepada orang yang hajatan, membuat kue kering, bakso, siomay,  dan masih banyak lagi, sedangkan untuk jurusan BDP karena ada unsur daringnya, maka lebih banyak yang memasarkan produk secara online, baik baju, kosmetik, sepatu, tas,  jilbab, baju gamis, juga ada yang membuat makanan tradisional seperti wingko babatpun dipasarkan secara online. Selain yang di pasarkan secara online ada juga yang dipasarkan secara offline, seperti makanan siap saji  

Adapun langkah-langkah project yang diterapkan di SMK Negeri 1 Ambal adalah sebagai berikut: pertama penyusunan proposal, dalam proposal berisi judul atau proyek apa yang akan dibuat, latar belakang memilih produk tersebut, tujuan, manfaat, alat apa yang dibutuhkan, bahan,  prosedur kerja atau kalau membuat suatu produk bagaimana cara membuat produk tersebut serta berapa jumlah  anggaran yang dibutuhkan, kemudian kelompok tersebut mendapat pinjaman modal sesuai dengan yang ada dalam proposal . Penyusunan proposal dibimbing oleh guru masing-masing, apabila proposal sudah dicek atau sudah sesuai yang diharapkan, kemudian proposal diketik ditandatangani oleh pembimbing dan Ketua Jurusan masing-masing untuk pencairan dana untuk mulai usaha.

Langkah selanjutnya yaitu pembuatan produk serta pemasaran produk. Setelah produk hasbis peserta project menyusun laporan pelaksanaan project yang meliputi hasil evaluasi pelaksanaan program. Apakah laporan yang dibuat sudah sesuai? Apabila pembuatan laporan belum sesuai, maka diberi kesempatan untuk memperbaiki laporan dan kemudian untuk dipresentasikan di depan kelas dengan menyampaikan segala kendala yang dihadapi atau peluang yang ada dan dijadikan sebagai penilaian praktik.

Setelah melaksankan project, peserta didik jadi tahu bagaimana mengawali suatu usaha, kendala apa yang dihadapi, bagaimana menghadapi konsumen, dan berapa modal yang dibutuhkan. Dari pengakuan peserta didik, dengan adanya project, ternyata merasa senang karena selain tidak terikat oleh aturan juga bisa dapat uang saku tanpa meminta ke orang tua dan kebanyakan ingin melanjutkan usaha tersebut setelah lulus nanti. Dengan demikian pembelajaran project  dapat memupuk semangat wirausaha peserta didik.

Tags

Share this post:

Postingan Lain

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jika ingin berlangganan berita dari kami, silakan memasukkan email pada kolom di bawah ini

Radar Edukasi adalah portal berita pendidikan di bawah naungan Penerbit P4I