logo-color

Publikasi
Artikel Populer

CHARACTER EDUCATION MELALUI KPKB DI SMAN 2 SUNGAI RUMBAI

Deyesa J Delin, S.Pd., M.Pd.

Deyesa J Delin, S.Pd., M.Pd.

Guru Fisika SMAN 2 Sungai Rumbai

Salah satu ajaran yang terkenal dari Bapak Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara adalah ”Setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah”. Mengintegrasikan ajaran Beliau dengan tujuan Kurikulum 2013, maka setidaknya kita dapat mengambil dua pelajaran. Pertama bahwa setiap anggota keluarga yang lebih dewasa harus dapat mengajarkan sikap spiritual, sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Kedua bahwa setiap rumah hendaknya menjadi tempat bagi setiap anggota keluarga, khususnya anak-anak untuk bisa memperoleh sikap spiritual, sosial, pengetahuan dan keterampilan untuk kehidupan yang penuh makna di masa depan. Sikap spiritual dan sosial inilah yang akan membentuk karakter peserta didik.

Sejalan dengan ajaran Bapak Pendidikan Indonesia, Perserikatan Bangsa-bangsa melalui lembaga UNESCO (United Nations, Educational, Scientific and Cultural Organization) yang bergerak dibidang pendidikan, pengetahuan dan budaya mencanangkan empat pilar pendidikan yakni: (1) learning to know (belajar agar mendapatkan ilmu pengetahuan), (2) learning to do (belajar agar mendapatkan keterampilan), (3) learning to be (belajar agar bisa menjadi dirinya sendiri, menjadi seseorang yang bermanfaat, dan (4) learning to live together (belajar agar bisa hidup bermasyarakat secara global). Keempat pilar tersebut secara sinergi membentuk dan membangun pola pikir pendidikan di Indonesia. UNESCO menekankan betapa pentingnya pendidikan karakter sehingga memasukkannya menjadi pilar pendidikan seluruh dunia.

Untuk mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia telah dituangkan dalam tujuan kurikulum tahun 2013 revisi 2016 mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu “Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun dan percaya diri. Kedua kompetensi tersebut akan membentuk karakter peserta didik dan dapat dicapai melalui pembelajaran tidak langsung yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Jika diperhatikan perjalanan sejarah bangsa Indonesia, di mana karakter bangsa yang selama ini dihargai dan dihormati oleh bangsa-bangsa di dunia telah hancur dari akibat belum terimplementasinya pendidikan karakter yang telah dicanangkan oleh pemerintah. Semakin merosotnya nilai karakter bangsa Indonesia ditandai dengan berbagai penyimpangan perilaku terutama dikalangan para siswa, seperti dilanggarnya nilai-nilai kejujuran, nilai kebersamaan, dan berbagai fenomena yang jauh menyimpang dari nilai-nilai karakter bangsa Indonesia yang sebenarnya (Untara & Somawati, 2020).

Berdasarkan pengamatan di SMAN 2 Sungai Rumbai implementasi dari pendidikan karakter belum terlaksana dengan baik. Misalnya dalam sikap spiritual belum semuanya siswa melaksanakan sholat zuhur di sekolah dikarenakan fasilitas belum mendukung karena belum adanya musholla di SMAN 2 Sungai Rumbai. Dalam sikap sosial seperti hal kedisiplinan, masih banyak siswa yang belum datang tepat waktu dan dalam hal sopan santun masih belum optimal sikap hormat kepada guru dan bagaimana berbicara santun kepada guru dengan baik. Dari permasalahan ini harus ada strategi bagi guru untuk membina karakter siswa agar menjadi pribadi yang unggul dalam berbagai aspek kehidupan.

Salah satu cara untuk mengimplementasikan pendidikan karakter di SMAN 2 Sungai Rumbai yaitu dengan menjalankan program KPKB. Apa itu KPKB? KPKB adalah Kelompok Pembinaan Karakter Bangsa dengan tujuannya membentuk karakter anak yang mencakup sikap spiritual dan sikap sosial agar siswa menjadi pribadi yang lebih baik lagi kedepannya. Kegiatan KPKB dilaksanaan rutin 1 (satu) kali setiap minggu yaitu pada hari jumat pukul 07.15 sampai dengan 08.15 WIB. Sasaran kegiatan ini yaitu seluruh peserta didik kelas X sampai kelas XII. Kegiatan dilaksanakan dengan sistem kelompok dengan anggota 4 (empat) sampai dengan 8 (delapan)  orang. Setiap kelompok akan dibimbing oleh 1 (satu) orang pembina (guru) bertujuan agar guru lebih tahu secara mendalam tentang karakter, dan juga masalah yang dihadapi oleh siswa baik masalah dalam bidang akademik maupun non akademik serta masalah dilingkungan rumahnya sendiri.

Sistem pelaksanaan setiap siswa dibagikan formulir sikap spiritual dan sosial yang akan mereka terapkan dalam kehidupan baik di rumah maupun di sekolah. Penilaian sikap spiritual mencakup bagi yang muslim sholat 5 waktu sehari yang nanti diisi oleh orang tua siswa, sehingga orang tua juga mengetahui pelaksanaan KPKB disekolah, dan bagi yang non muslim pergi ke gereja setiap minggu. Untuk sikap sosial siswa diharapkan membiasakan sikap sopan santun degan orang tua dan guru. Kepada orang tua siswa diwajibkan mencium tangan orang tua pergi dan sepulang sekolah. Sikap disiplin siswa dibiasakan datang tepat waktu, jika terjadi pelanggaran terlambat siswa diberikan hukuman seperti: (1) Satu kali terlambat diharuskan sholat dhuha, (2) Dua kali terlambat siswa harus membersihkan pekarangan sekolah dan (3) Tiga kali terlambat siswa diharuskan hormat bendera selama 30 menit. Jika lebih dari 3 (tiga) kali terlambat siswa nanti diproses oleh wali kelas dan diteruskan kepada wakil kesiswaan untuk diproses lebih lanjut. Sikap peduli lingkungan di SMAN 2 Sungai Rumbai menerapkan program LISA (Lihat Sampah Ambil) untuk membiasakan siswa membuang sampah pada tempatnya selama berada di sekolah, denga menerapkan hal diatas dihaapkan siswa dapat membiasakan sikap peduli lingkungan.

Di dalam program KPKB ini pembina (guru) diberikan silabus apa yang harus disampaikan oleh pembina dalam setiap pertemuan. Setiap akhir pertemuan siswa mengumpulkan formulir sikap spiritual dan sikap sosial yang telah di isi oleh orang tua dan siswa tersebut setelah itu pembina mengevaluasi jalannya program KPKB ini, jika ada kekurangan disampaikan ke dalam rapat bulanan bersama kepala sekolah dan majelis guru lainnya untuk diperbaiki agar lebih baik kedepannya. Diakhir semester nanti akan diberikan reward kepada siswa yang mengikuti program KPKB dengan baik terlihat dari sikap spiritual dan sikap sosial yang meningkat setiap harinya.

Tanggung jawab pendidikan karakter ada ditangan kita bersama demi mewujudkan pembangunan pendidikan nasional yang didasarkan pada paradigma membangun manusia Indonesia seutuhnya. Yaitu manusia Indonesia yang memiliki keimanan, ketakwaan, akhlak mulia dan budi pekerti yang luhur, memiliki kapasitas pikir dan daya intelektualitas untuk menguasai ilmu pengetahuan, serta memiliki kecakapan dan keterampilan demi Indonesia Unggul.

Tags

Share this post:

Postingan Lain

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jika ingin berlangganan berita dari kami, silakan memasukkan email pada kolom di bawah ini

Radar Edukasi adalah portal berita pendidikan di bawah naungan Penerbit P4I